TuguMalang.id – Instagram Tugumalang.id dengan akun #tugumalangid mengadakan live streaming konsultasi gratis dengan tema ‘Peran Pendidika yang Menjawab Masalah Remaja’. Gelaran itu dilaksanakan pada Jumat (15/07/2022).
Dalam konsultasi gratis itu, hadir sebagai host Tasya Putri. Dengan narasumber dari SMAN 8 Malang, Maria Tri Indah Mustika Sari, S.Pd. sebagai Guru BK dan Pembina Konseling Remaja Smarihasta (Konresa).
Untuk diketahui, Konresa adalah salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMAN 8 Malang. Kegiatan tersebut mengajarkan siswa menjadi seorang konselor. Selain untuk siswa siswi SMAN 8 Malang, Konresa juga menyediakan layanan konseling bagi masyarakat umum. Jika ingin konseling dengan Konresa akan diarahkan ke bagian Humas, untuk menentukan konselor dan bisa mencocokkan jadwal dan lain sebagainya untuk melakukan konseling.
Konseling Remaja Smarihasta (Konresa) disahkan oleh BNN, berdiri pada bulan September 2010. Konseling Remaja Smarihasta (Konresa) Bertujuan untuk memberikan informasi atau konsultasi remaja yang berkaitan tentang kesehatan remaja, masalah pribadi atau yang lainnya. Juga menginformasikan segala macam mengenai remaja mulai dari kesehatan reproduksi, NAPZA, HIV/Aids dan lain sebagainya yang terjadi di sekitar kita tersedia di organisasi konresa. Misi Konresa adalah ingin mewujudkan remaja yang sehat jasmani dan rohani.
“Dulu pernah juara 1 untuk lomba konseling remaja” ujar pembina Konseling Remaja Smarihasta (Konresa).
Tasya Putri, host di live streaming mengatakan bahwa pendidikan pada usia remaja menjadi momen yang penting dalam menentukan karakter seseorang setelah dewasa nanti. Lingkungan pergaulan yang baik di sekolah maupun di rumah mempunyai peluang yang sama kuatnya dalam perkembangan karakter setiap remaja.
“Sekarang lagi erat sekali masalah latar belakang keluarga, pacaran, pertemanan, ataupun trauma terkadang seperti itu. Ini yang lebih banyak mengenai latar belakang keluarga. Kan sekarang pandemi di 2 tahun, pandemi itu banyak sekali masalah. Yang konsultasi dengan anak-anak itu mengenai ekonomi keluarga. Yang dulu sejahtera jadinya kurang, mengakibatkan di rumah itu jadi tidak stabil hubungan dan komunikasinya. Orang tuanya menjadi pisah dan lain sebagainya. Itu sangat mengganggu mental mereka,” kata Maria Tri Indah Mustika, Guru BK SMAN 8 Malang.
Menurut Maria, peran guru dan konselor di sekolah itu, memfasilitasi dalam ruang yang nyaman, khusus konseling, sepi yang tidak terdengar orang lain (kedap suara), seperti saat ada siswa saat pulang sekolah ingin konseling dengan meminta tempat tersendiri, agar nyaman untuk bercerita. Konselor selalu mengontrol kegiatan konseling mereka,
”Contohnya saya sebagai pembina setiap melakukan konseling mereka selalu memberikan laporan berisi nama lain seperti pakai huruf M saja, umurnya berapa, dari mana asalnya dan untuk masalahnya mereka menulis pribadi atau karir, dibawahnya ditulis kembali keluarga, pacar, teman, atau trauma, jadi intinya saja. Dari situ kami bisa mengontrol berapa kali pertemuan, masalah terselesaikan atau tidak, teknik yang mereka lakukan itu benar atau tidak seperti itu,” ungkap pembina konresa ini.
Lebih jauh Maria mengatakan, terkadang ada siswa yang mengatakan masalahnya berat untuk mereka karena terjadi trauma, kalau seperti itu diarahkan ke psikiater. Guru BK juga memberikan ilmu kepada mereka, memfasilitasi dengan bekerja sama dan mendapat pelatihan psikolog anak dari UMM.
Jika ada salah satu anak bermasalah dan tidak bisa didekati oleh Guru BK, maka yang akan mendekati adalah Konresa. Karena dirasa sebaya atau nyaman sesama teman dan masalahnya akan dirahasiakan.
Saat ditanya mengenai siswa yang sedang berpacaran, dia menerangkan bahwa siswa itu akan diberikan wawasan. Seperti keuntungannya apa, berpengaruh pada pelajaran dengan pengaruhnya turun atau tidak. Apa ada pengaruh dengan waktu dan sebagainya. Jika dirasa memang ada untungnya dan ke arah yang positif seperti menambah semangat itu silahkan saja.
“Kami tidak pernah menyediakan Jalan keluar suatu masalah. Namun, siswa digiring untuk memecahkan masalah tersebut dan membuka pikiran mereka,” terangnya
Tidak ada batasan umur untuk berkonsultasi ke Konresa. Karena mereka sudah dibekali dan dilatih untuk melakukannya pada masyarakat luas.
Pentingnya bimbingan konseling itu membantu peserta didik secara individu maupun kelompok mengenai permasalahan yang dihadapi. Agar terbentuk peserta didik yang mandiri dan bisa berkembang ke arah yang lebih baik.
“Jadi siswa harus memahami dirinya sendiri, harus bisa terbuka, menerima kesalahan dia. Nah, dari situ dia bisa menyadari ‘oh harusnya aku tidak seperti ini’ dan yang terakhir harus mau melakukan,” jelasnya
Saat ditanya lagi mengenai bagaimana cara memahami diri sendiri, dia mengatakan caranya dengan belajar sabar, ikhlas, intropeksi dengan menerima diri sendiri dan mengambil pengalaman yang sebelumnya akan bisa memahami diri sendiri.
Peran lingkungan sangat berpengaruh bagi kehidupan remaja saat ini karena manusia adalah makhluk sosial. Proses pembentukan karakter kepribadian manusia tidak jauh dari lingkungan, terutama dari lingkungan keluarga yang bisa membentuk karakter kita dari kecil dan dari lingkungan sekitar juga pasti akan mempengaruhi kehidupan remaja. Usia rentan terpengaruh dalam pergaulan sekitar usia 10 – 20 tahun.
Saat host bertanya mengenai hal-hal yang perlu dikuatkan untuk remaja yang rentan terpengaruh terhadap lingkungan, Maria menjelaskan, remaja harus memahami dirinya sendiri, kedua remaja harus tau kerugian dan keuntungan yang di dapat, kemudian tanggung jawab, disiplin, dan mentalnya harus kuat.
Tips yang diberikan Maria untuk menaklukkan masalah pribadi yang dialami remaja adalah mereka harus bisa memahami masalah tersebut, memahami diri sendiri, pikiran harus terbuka dengan berpikir positif, dan yang terakhir harus beribadah dengan rajin.
Pesan untuk para remaja dari pembina Konresa, yaitu stop membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Tidak bakal ada habisnya membandingkan diri dengan orang lain. Perlu diingat bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap orang itu unik dan kalian berharga.
“Jika kalian merasa tidak pernah bisa bercerita dengan orang lain, setidaknya jadilah pendengar untuk orang lain. Karena itu sangatlah membantu. Tidak harus menjadi orang yang pintar konseling untuk mendengarkan orang lain karena dengan kita mendengarkan orang lain bercerita, kita sudah membantu mereka,” tambahnya.
Penulis: Zhafira Vani R
editor; jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id