MALANG, Tugumalang.id – Berawal dari teman ngopi yang memiliki minat terhadap seni terutama seni rupa. Komunitas Tandur menggelar acara pameran seni rupa bertajuk Bhinneka Tunggal Rasa di Gedung Dewan Kesenian Malang (DKM) yang berada di Jalan Majapahit No. 3 Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Pameran seni Bhinneka Tunggal Rasa diselenggarakan pada tanggal 7 Agustus sampai 14 Agustus 2024 kemarin. Seniman Komunitas Tandur yang menampilkan karya terbaik mereka dalam pameran seni tersebut diantaranya Agni Tripratiwi, Bagus Brahmananto, MUDE aka Dja Mboel, Tamtama Anoraga, dan Teguh Nuswantara.
Selain itu juga ada perform dari Wiky dan Victor kemudian writer, Tamtama Anoraga yang juga didukung bapak Effendy S (Goweng).
Baca Juga: Muara Rupa, Pameran Seni Tujubelasan yang Gambarkan Persoalan di Malang Raya
Dalam sekapur sirihnya, Komunitas Tandur ingin menjadikan seni sebagai ruang interaksi antara seniman, karya seni, dan penikmat seni.
Nantinya akan memunculkan nilai-nilai kompleksitas karya seni seperti nilai estetika, nilai sosial, moral, budaya, bahkan hingga nilai ekonomi.
Dalam pameran Bhinneka Tunggal Rasa tidak hanya mewadahi keinginan para seniman di Komunitas Tandur untuk menampil karya terbaik mereka tetapi juga menyampaikan makna penting berupa pesan moral dalam setiap karya yang dipamerkan dan dapat dinikmati oleh pengunjung.
Baca Juga: Muara Rupa, Pameran Seni Tujubelasan yang Gambarkan Persoalan di Malang Raya
Salah satu pegiat seni di Komunitas Tandur, Teguh Nuswantoro mengatakan selain berangkat dari teman ngopi dan juga teman satu almamater sesama alumni SMA Negeri 3 Malang.
Mereka yang memiliki minat di bidang kesenian terutama seni rupa. Komunitas Tandur menjadi wadah bagi para seniman tanpa berpatokan pada pakem aliran seni tertentu.
Sehingga tajuk Bhinneka Tunggal Rasa mewadahi semua karya seni para seniman di Komunitas Tandur. Selain itu, bukan sekedar menampilkan keindahan karya seni saja tetapi juga makna filosofi dari kata Tandur itu sendiri yakni menanam.
Teguh menjelaskan makna dari menanam adalah memberi kebaikan kepada sesama manusia dan karya seni yang ditampilkan oleh Komunitas Tandur di pameran Bhinneka Tunggal Rasa memberi pesan moral untuk menanam kebaikan dengan mencintai sesama manusia maupun juga mencintai dan menjaga lingkungan sekitar.
“Kita berangkatnya sebetulnya dari teman ngopi, kita sering ngopi bareng terus begejesan (bercanda) bareng karena kita memiliki hobi yang sama. Sama-sama melukis akhirnya terbesit pemikiran bagaimana kalau kita pameran bareng-bareng,” tutur Teguh kepada Tugumalang.id, Kamis (15/8/2024).
“Masing-masing membawa ciri khas sendiri-sendiri karena tidak sama dalam konsep berkesenian sehingga muncul Bhinneka Tunggal Rasa. Kita satukan dalam pameran kali ini,” imbuhnya.
“Kita namakan kelompok (komunitas) Tandur karena misinya kita itu manusia. Hidup sebagai manusia sebisa mungkin seyogyanya harus bisa menanam (kebaikan). Kalau tidak ada petani, manusia juga punah keberadaannya. Kita ingin menanam kebaikan lewat seni, harapannya bisa terus tumbuh pohon, ranting-ranting, daun-daun baru menggambarkan kesenian bisa terus tetap tumbuh,” papar Teguh.
Ketika Tugumalang.id berkunjung ke ruang pameran Bhinneka Tunggal Rasa, karya seni para pegiat seni Komunitas Tandur terpajang dengan rapi. Terdapat beberapa karya seni lukis, kolase, dan juga instalasi seni.
Masing-masing karya seni tersebut diakui Teguh memiliki pesan moral masing-masing dan tidak terikat dengan aliran seni tertentu. Ada karya seni beraliran surealis, fauvisme, dan juga beberapa aliran seni lukis lain yang semuanya diwadahi di Komunitas Tandur.
Uniknya, dalam pameran Bhinneka Tunggal Rasa ini, para pegiat seni Komunitas Tandur yang mayoritas alumni SMA Negeri 3 Malang berkolaborasi dengan guru kesenian mereka yang juga menjadi inisiator dari terselenggaranya acara pameran seni Bhinneka Tunggal Rasa yakni Bagus Brahmananto.
“Kebetulan kami masih satu almamater cuma lintas angkatan di SMA 3 Malang. Sedangkan yang paling sepuh (tua) dalam kelompok kami adalah guru kesenian kami di SMA 3. Beliau yang menginginkan pameran dengan mantan-mantan siswanya waktu masih SMA dulu,” terangnya.
Sementar pegiat seni Komunitas Tandur lainnya, Agni mengatakan bahwa karya seni terutama yang ia ciptakan menyampaikan pesan tentang kepedulian manusia terhadap lingkungan.
Seperti kesadaran limbah kain di industri garmen yang belum dikelola dengan baik dan dapat mencemari lingkungan.
Kemudian salah satu karya Agni juga menyampaikan pesan pentingnya untuk menanam pohon di sekitar lingkungan karena selama ini manusia lebih banyak menebang daripada menanam pohon.
“Dalam karya seni ini kita mencoba menyampaikan pesan-pesan kebaikan yang mungkin selama ini belum dipikirkan oleh banyak orang. Seperti bagaimana mengelola limbah potongan-potongan kain dan mengapa lebih banyak menebang daripada menanam,” ujar Agni.
Sementara untuk menanam pohon di sekitar rumah, hal yang sebenarnya kecil masih terasa berat karena enggan menyapu daun-daun yang guru. Pesan itulah yang coba kita sampaikan melalui karya seni ini,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A