Tugumalang.id – Tugu Malang ID kembali meringkas kejadian-kejadian di Kabupaten Malang dalam sepekan ke belakang. Dalam rangkuman kali ini, banyak kejadian heboh
seperti Bupati Malang, Muhammad Sanusi membuat wacana perubahan nama Kabupaten Malang.
Berikut rangkumannya:
1. Sanusi Usulkan Nama Kabupaten Malang Berubah Jadi Kabupaten Kepanjen
Sanusi melemparkan wacana mengubah nama Kabupaten Malang menjadi Kabupaten Kepanjen. Dia beranggapan bahwa perubahan nama ini cukup penting.
“Ini supaya tidak ada kerancuan antara Kota Malang dan Kabupaten Malang. Lalu dalam PP ibu kota kita (Kabupaten Malang) ada di Kepanjen,” terangnya, pada Rabu (22/09/2021).
Oleh karena itu, dia mengatakan akan segera melakukan diskusi dengan DPRD Kabupaten Malang. “Untuk daerah wilayahnya tetap. Kalau Malang ibu kotanya Kepanjen tidak pas. Kalau Kecamatan Singosari ya Kabupaten Kepanjen nantinya,” jelasnya.
Namun, alumni Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran ini belum bisa memastikan apakah wacana ini akan terealisasi atau tidak. “Tergantung kemauan semua pihak, makanya saya gulirkan itu. Jadi, kalau orang mau berpergian akan jelas ke Kota Malang atau Kabupaten Kepanjen,” tandasnya.
2. Ahli Ilmu Jawa Sarankan Nama Kabupaten Singhasari
Ahli Ilmu Jawa atau Guru Spiritual asal Malang, Eyang Djati Kusuma mengatakan bahwa nama Kabupaten Kepanjen kurang dinamis.
“Saya hanya bisa berwacana, Kepanjen itu dari kata Panji yang artinya Satriya. Tapi kok rasanya kurang dinamis karena sebutan nama itu terkait psikologis penyebut,” terangnya, pada Selasa (28/09/2021).
Daripada Kabupaten Kepanjen, dia menyarankan nama Kabupaten Singhasari akan lebih baik. “Kabupaten Malang itu sektor ekonominya antara lain adalah pariwisata. Rasanya lebih mantap jadi Kabupaten Singhasari,” usulnya.
Lebih lanjut, pria yang tinggal di Kota Malang ini juga menceritakan arti nama dari Malang itu sendiri. “Pada abad XII disebut Malai Kuciswara yang artinya negeri yang subur makmur,” bebernya.
Lalu, nama Malai Kuciswara dirubah oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menangkap Untung Suropati. “Belanda merubah jadi Malang karena untuk nangkap Untung Suropati dan kawan-kawannya,” ungkapnya.
3. Disdik Pastikan Tak ada Klaster Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Malang, Rahmat Hardijono memastikan bahwa hingga saat ini belum ada klaster sekolah selama pelaksanaan Pelajaran Tatap Muka (PTM) berkat distribusi vaksin COVID-19 kepada siswa yang lancar.
“Para pengawas sekolah memberikan laporan bahwa perkembangan vaksinasi kepada siswa (usia 12-17 tahun) berjalan lancar di masing-masing sekolah,” ujarnya, pada Kamis (30/09/2021).
Menurutnya, para siswa yang ingin mengikuti PTM sebenarnya tidak diwajibkan sudah mendapatkan vaksinasi. Namun, protokol kesehatan di sekolah wajib dilaksanakan secara ketat.
Hal ini terbukti dengan belum adanya ditemukan kasus positif COVID-19 di sekolah. Meskipun sempat ada dugaan kasus positif pada salah satu tenaga pendidik, namun yang bersangkutan ternyata hanya kontak erat dengan pasien positif COVID-19. “Hasilnya negatif semua, sudah dilakukan tes kepada semua pendidik dan tenaga kependidikan di masing-masing puskesmas,” tegasnya.
4. KEK Singhasari Genjot Produksi Film Animasi Anak
Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Singhasari saat ini tengah memproduksi film-film animasi anak di antaranya Roh Garuda GO, Blab-Blib-Blub-Bleb-Blob, hingga Kuku Rock You. Hal ini terus digenjot untuk mendukung iklim usaha kreatif di Malang Raya.
Bahkan, film-film tersebut sudah bisa ditonton di saluran televisi digital milik Telkom Indonesia yaitu IndiKids.
“Kami sudah lama tidak punya IP (Intellectual Property) lokal yang menjadi idola anak-anak. Malah anak-anak sekarang taunya Upin Ipin, Doraemon, Mickey Mouse, punya Disney, Pixar. Jadi kami harapkan dengan produk animasi ini, budaya kita bisa dimasukkan,” harap General Manager PT Intelegensia Grahatama selaku pengelola KEK Singhasari, Kriswidyat Praswanto, pada Sabtu (25/09/2021).
Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa saat ini KEK Singhasari sudah menggandeng delapan studio animasi yang tergabung dalam program Kampung Animasi.
“Kami memfasilitasi dan menjembatani para studio animasi ini, salah satunya pembiayaan. Kami pertemukan antara pelaku usaha dengan perbankan. Studio animasi ini dari Malang semua. Akan kami kembangkan potensi di Malang Raya dulu, karena Malang ini gudangnya,” paparnya.
Kris mengatakan dirinya optimistis dengan proyek ini karena melihat para studio ini memiliki potensi dan sudah sangat profesional.
“Oleh karena itu kita mendorong mereka untuk memiliki Intellectual Property sendiri sehingga mereka memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Jadi, mereka tidak hanya melayani order atau jasa animasi saja. Kalau mereka punya IP, produknya ini kalau mau diderivasi ke mana saja itu menghasilkan uang dan jadi passive income buat mereka,” jelasnya.
“Sejauh ini sudah ada tiga IP yang sudah dilaunching yaitu Roh Garuda GO, Blab-Blib-Blub-Bleb-Blob, dan Kuku Rock You. Ini dikerjakan teman-teman sendiri di sini dan sudah ditayangkan di Usee TV dan IndiKids,” sambungnya.
5. Dampit dan Jabung Terbaik Capaian Vaksinasi COVID-19
Forkopimda Kabupaten Malang menggelar rapat analisa dan evaluasi percepatan vaksinasi di Pendopo Kabupaten Malang, Kepanjen. pada Minggu (03/10/2021) sore.
Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan sebagai motivasi dan untuk merangsang persaingan yang sehat di antara para muspika dalam melaksanakan percepatan vaksinasi di wilayahnya masing-masing.
“Saya menilai bahwa hasil kinerja kita sudah mulai menunjukan hasil yang signifikan,” ucap Kapolres Malang, AKBP Raden Bagoes Wibisono.
Bagoes mengharapkan bahwa kabupaten Malang mampu mencapai target dari pemerintah dalam percepatan vaksinasi. Tentunya semuanya juga tidak bisa diraih begitu saja tanpa adanya kerja sama dan sinergi yang baik, mulai dari forkopimda hingga pada tingkat desa maupun RT/RW.
“Mari kita bekerja sekali langkah bisa tuntas, jangan sampai dua kali kerja. Kita Kabupaten Malang harus kompak, bersinergi. Forkopimda tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan dari muspika, kepala desa, perangkat desa, hingga RT/RW,” imbaunya.
Dari hasil evaluasi ini, diberikan penghargaan kepada muspika terbaik dalam pelaksanaan percepatan vaksinasi di wilayahnya.
Selain itu, juga akan diberikan bendera hitam secara simbolis kepada muspika yang kurang baik atau kurang maksimal dalam pelaksanaan percepatan vaksinasi di wilayahnya.
“Saya perhatikan ada muspika yang kompak dan berkolaborasi dengan perangkat desa, kepala desa, juga dengan komunitas yang ada di wilayahnya. Guna mendukung pelaksanaan percepatan vaksinasi di wilayah dapat efektif dan maksimal,” jelas Bagoes.
Dari hasil evaluasi yang telah dipaparkan oleh Forkopimda Kabupaten Malang, maka terpilihlah Muspika Dampit sebagai muspika terbaik dalam kategori capaian vaksinasi terbanyak dengan dukungan tenaga kesehatan dari Dinkes Kabupaten Malang dan tenaga kesehatan dari Polres Malang. Serta Kepala Puskesmas Dampit mendapat penghargaan sebagai tenaga kesehatan terbaik.
Selain itu, Muspika Jabung juga berhasil memperoleh penghargaan sebagi muspika dengan capaian vaksinasi terbanyak tanpa dukungan tenaga kesehatan dari Dinkes Kabupaten Malang maupun dari tenaga kesehatan Polres Malang.
Kemudian pada kesempatan yang sama, Bagoes bersama forkopimda memberikan bendera hitam secara simbolis kepada 3 muspika yang dinilai kurang maksimal dalam hal pencapaian target vaksinasi, di antaranya Muspika Gedangan, Muspika Wonosari, dan Muspika Tajinan.
“Kami forkopimda selalu turun untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi di wilayah, itu merupakan bentuk motivasi kita kepada jajaran. Saya harapkan kepada muspika jika menemui kesulitan jangan enggan untuk menyampaikan kepada kami agar permasalahan vaksinasi yang ada di wilayah segera teratasi,” tambahnya.
Semoga target vaksinasi di Kabupaten Malang segera tercapai. Kami forkopimda terus melakukan upaya-upaya yang dinamis dengan mengikuti dinamika di masyarakat.
6. Pria di Ngantang Tewas Penuh Luka di Rumahnya Sendiri
Tewasnya Purwoto (55), warga Dusun Watu Kidul, Desa Waturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang di rumahnya sendiri masih jadi misteri. Terbaru, polisi telah memeriksa 14 saksi guna mengungkap kasus ini.
Kapolres Batu, AKBP I Nyoman Yogi Hermawan melalui Kasat Reskrim Polres Batu, Iptu Yusi Purwanto berjanji akan mendalami kasus ini. Total hingga saat ini, sudah ada 14 saksi diperiksa. Mulai dari pihak keluarga, tetangga, dan saksi pertama.
”Kami dari tim reserse kriminal masih dalam tahap penyelidikan. Saat ini kami sudah memeriksa 14 saksi,” ungkapnya, pada Jumat (1/10/2021).
Lebih lanjut, pihaknya tengah menunggu detail hasil otopsi yang sedang diproses di RS Bhayangkara. Seperti ketahui, Purwoto tewas dengan kondisi luka lebam parah di sekujur tubuhnya.
”Diperkirakan dalam 2 hari ke depan hasilnya sudah keluar. Nanti kalau sudah ada hasilnya akan segera kami sampaikan di konferensi pers,” janjinya.
Pria lajang ini ditemukan sudah dalam kondisi penuh luka lebam di rumahnya sendiri. Saksi awal melihat seluruh rumah dalam kondisi berantakan. Korban ditemukan tergeletak di gudang rumah belakang.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawa korban tak tertolong. Ada luka lebam pada wajah, kaki, dan ulu hati. Tulang hidung juga patah. ”Dari keluarga ingin pelakunya bisa tertangkap karena ada banyak kejanggalan,” pungkasnya.
Reporter: Rizal Adhi & Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti