BATU, Tugumalang.id – Perumdam Among Tirto Kota Batu berhasil mencatatkan laba mencapai Rp 2,7 miliar dari 19 ribu pelanggan di Kota Batu pada 2022. Capaian itu membuat mereka optimistis mencapai target baru di angka Rp 2,9 miliar pada 2023 ini, meski tidak mendapat penyertaan modal dari Pemkot Batu
Caranya, mereka akan mendata ulang pelanggan air minum untuk kemudian disesuaikan dengan golongan tarif baru. Pasalnya, belakangan diketahui ada sekitar 7 ribu dari 19 ribu pelanggan terkena beban tarif yang tidak sesuai dengan penggunaannya.
Direktur Perumdam Among Tirto Edy Sunaedi mencontohkan, ada sejumlah hotel kelas melati yang terkena biaya tarif golongan rumah tangga. Seharusnya, hotel dalam hal ini termasuk golongan kelas niaga.
Selain itu, pihaknya juga akan kembali mensurvei terhadap usaha-usaha berkembang. Misal awalnya terdaftar sebagai golongan niaga 1, nanti akan disurvei lagi apakah usahanya berkembang atau tidak.
”Kalau berkembang, nanti akan dinaikkan golongan niaga 3-4,” terang pria yang akrab disapa Sokek itu, Senin (6/3/2023).
Penambahan golongan ini juga akan berlaku pada golongan industri menjadi 4 golongan. Survei akan ditarget selama 40 hari ke depan. ”Kan soalnya juga banyak di rekeningnya tertera kategori rumah tangga, namun nyatanya di lapangan beralih jadi tempat usaha,” paparnya.
Dengan adanya pemutakhiran kategori pelanggan ini nanti juga akan ditindaklanjuti dengan penyesuaian tarif dasar air. Penyesuaian tarif dasar air menyasar pada kategori niaga golongan I-IV maupun kategori industri golongan I-IV. Sementara untuk kategori rumah tangga tidak diberlakukan kenaikan tarif.
Sokek menambahkan, hampir selama 20 tahun tarif retribusi air tidak mengalami kenaikan. Padahal sesuai amanat Pergub Jatim nomor 2 tahun 2022 ada kenaikan tarif. Mulai tarif bawah, tarif menengah dan tarif atas. Ia mencontohkan, saat ini tarif bawah masih sebesar Rp880 per meter kubik. Sementara jika mengacu pada pergub tersebut, tarif bawah ditetapkan sebesar Rp3.325/ meter kubik.
“Tapi itu belum kami putuskan agar tidak ada gejolak. Rencana paling dekat ya penyesuaian diberlakukan di niaga dan industri. Sementara rumah tangga tidak dinaikkan. Bahkan rumah tangga 1-2 akan disubsidi melalui hasil penyesuaian tarif kategori niaga dan industri,” ujarnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko