Kota Batu, Tugumalang.id – Pasca meninggalnya mahasiswa UB Malang pada Minggu (20/8/2023), UPT Tahura Raden Soerjo memutuskan untuk menutup jalur pendakian Gunung Arjuna-Welirang via Desa Sumberbrantas Kota Batu untuk sementara waktu.
Langkah ini dilakukan untuk mengevaluasi standar operasional pendakian (SOP) pendakian Gunung Arjuna-Welirang. Kasi Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan UPT Tahura Raden Soerjo, Sadrah Devi belum bisa memastikan jalur alternatif itu akan dibuka kapan.
Sejauh ini, pihaknya merekomendasikan agar para pendaki mengubah jalur pendakiannya ke jalur utama via Lawang-Malang. Saat ini, pihaknya sedang menggodok aturan ketat bagi pendaki agar kejadian tersebut tidak terulang.
“Seperti pengecekan kelengkapan logistik hingga pemeriksaan kesehatan. Mana peralatan yang boleh dibawa dan tidak. Serta melarang pendaki seorang diri atau berjumlah 2 orang,” jelasnya, Senin (21/8/2023).
BACA JUGA: Pendaki asal Padang Ditemukan Tewas di Lereng Gunung Arjuna
Pihaknya juga akan melarang pendakian dilakukan pada malam hari. Jika memang kondisi badan tidak fit, apalagi yang baru pertama kali melakukan pendakian, sebaiknya mengurungkan diri. Mengingat kontur pendakian Gunung Arjuna memang cukup ekstrem.
“Nanti kami tidak akan lagi membolehkan pendakian dilakukan malam hari,” tegasnya.
Seperti diketahui, mahasiswa Fakultas Pertanian UB, Yodeka Kopaba ditemukan meninggal di Pos 2 jalur pendakian Arjuna-Welirang via Desa Sumber Brantas, Kota Batu. Mahasiswa asal Deli Serdang, Sumatera Utara itu ditemukan tewas pada Minggu (20/8/2023) diduga akibat hipotermia.
Yodeka disebutkan baru pertama kali mendaki dan memaksakan berangkat dengan konfisi fisik yang tidak fit. Yodeka kemudian tidak melanjutkan perjalanan dan beristirahat di Pos 2 hingga kemudian tak sadarkan diri dan meninggal dunia.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko