Tugumalang.id – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) dalam meningkatkan kompetensi lulusannya yang sejalan dengan Kebijakan Kampus Merdeka Merdeka Belajar (MBKM), semakin gencar melakukan terobosan-terobosan inovatif dalam implementasi Tridrama Perguruan Tinggi bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, serta upaya meramu Kurikulum MBKM yang sejalan dengan kebutuhan dunia industri.
Kali ini, FEB Unisma mengadakan terobosan Mitra DUDI dengan menggandeng DDTS yaitu intitusi institusi pajak berbasis riset, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang menetapkan standar tinggi dan berkelanjutan.
Acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara FEB Unisma dan DDTC digelar secara daring. Dilakukan oleh Partner of Tax Research & Training Services DDTC, B Bawono Kristiaji, dan Dekan FEB Unisma, Nur Diana.
Ruang lingkup kesepakatan bersama ini meliputi Executive Internship Program, Professional Recruitment; program seminar dan pelatihan; TOT bagi pengajar; pengembangan kurikulum perpajakan; program penelitian; dan lain sebagainya di bidang area perpajakan.
Dalam sambutannya, Nur Diana mengapresiasi kerja sama antara FEB Unisma dalam hal ini Prodi Akuntansi dengan DDTC karena sejalan dengan kebijakan Kemendikbud Ristek tentang MBKM, dimana FEB Unisma harus menggandeng industri dalam rangka untuk mengembangkan inovasi-inovasi dan kreatifitas dalam mewujudkan kurikulum yang sejalan dengan kebutuhan pengguna, kurikulum MBKM.
“FEB Unisma menyambut baik kerja sama yang disepakati guna menjembatani tridarma perguruan tinggi dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang tercover di dalam bidang perpajakan,” ujarnya.
“Kami mengetahui bahwa DDTC merupakan institusi pajak sebagai center dari berbagai unit kegiatan bisnis perpajakan yang mempunyai standar tinggi. Untuk itu kami berharap berbagai kegiatan mulai dari pendidikan, penelitian, hingga pengabdian. Semoga kerja sama ini terjabar dalam kegiatan yang lebih inovatif, membahas current issue, termasuk mengembangkan kurikulum yang lebih tepat,” imbuhnya.
Sementara itu, B Bawono Kristiaji mengatakan DDTC berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan dunia pendidikan. Kolaborasi tersebut dilakukan dalam bentuk penyusunan kurikulum, program magang, kuliah umum, joint research, atau program lainnya.
Lebih lanjut, Bawono mengatakan bahwa saat ini DDTC sudah menjalin MoU dengan 28 kampus. Kerja sama ini tentu menambah jaringan DDTC ke depan.
“Kami berharap MoU ini menjadi awal mula kerja sama yang lebih strategis,” inginnya.
Acara dilanjutkan dengan Business Online Talks dengan tema “Reformasi PPN: Ditinjau dari Aspek Keadilan” dengan narasumber B Bawono Kristiaji SE MSE MSc IBT ADIT.
Dalam paparannya, selaku Partner of Tax R&T Service DDTC, ada beberapa hal mengapa harus reformasi kebijakan yaitu pertama konsolidasi fiscal dan menuju disiplin deficit anggaran 3 persen. Dilanjut menuju reformasi pajak yang selaras dengan teori dan/atau internasional best practices. Terakhir, IMF Medium Term Reveneu Strategy Indonesia: reformasi administrasi akan memberikan tambahan tax ratio sebesar 1,5 persen dan reformasi kebijakan akan memberikan tambahan tax ratio sebesar 3,5 persen.(ads)
BACA JUGA: https://kliktimes.com/sport/meerkat-mistik-ramalkan-inggris-juara-euro-2020/ – kliktimes.com
BACA JUGA: https://javasatu.com/ppkm/ratusan-kendaraan-masuk-gresik-kota-dipaksa-putar-balik/ – javasatu.com