BATU – Isolasi terpusat (Isoter) untuk pasien COVID-19 di Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil (YPPII) di Kota Batu selama dua hari terakhir ini nihil pasien.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso membenarkan kondisi ini. Kata dia, pasien terakhir pada Minggu (10/11/2021) hanya ada 1 orang dan sudah pulang. ”Dua hari ini sudah tercatat 0 pasien. Terakhir hanya ada 1 orang, itu pun dia pelimpahan dari RS lain,” kata dia pada awak media, Senin (11/11/2021).
Punjul menjelaskan jika pelimpahan pasien dari RS adalah hal wajar. Sesuai mekanismenya, jika pasien sudah selesai menjalani perawatan, maka harus istirahat dulu di tempat isoter selama 3 hari.
Kondisi ini menurut Punjul bisa dikatakan tingkat transmisi penularan virus di Kota Batu diklaim mulai melandai. ”Kosongnya Isoter dan tingkat keterisian tempat isolasi dan ICU di RS rujukan menunjukan laju penularan COVID-19 disini mulai terkendali,” kata dia.
Kendati demikian, imbau Punjul, bukan berarti kondisi ini menjadikan warga Kota Batu berleha-leha dan tidak lagi menerapkan protokol kesehatan. Pada prinsipnya, laju penularan virus asal Wuhan, China ini masih belum dapat dikatakan selesai.
”Prokes tetap harus dijalankan secara disiplin. Itu adalah kunci utama mengendalikan penularan. Saya harap kondisi ini bisa terus bertahan. Meski begitu, isoter ini akan tetap diaktifkan,” pungkasnya.
Terpisah, salah satu perawat disana, di Isoter YPPII Batu Wiwik Safitri membenarkan jika keterisian pasien disini mulai ada tren penurunan jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Kata dia, keterisian paling tinggi yang pernah tercatat mencapai 112 bed dari total 156 bed.
”Tertinggi pernah tembus 112 pasien karena memang COVID-19 sedang meledak-ledaknya sekitar Juli-Agustus 2021 lalu. Tapi meski begitu kita tetap standby buat jaga-jaga sampai kondisnya dinyatakan kondusif,” ujarnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Sujatmiko