MALANG, Tugumalang.id – Kisah Mbah Cholil Baureno tak kalah menarik untuk dibahas, layaknya para pahlawan lainnya yang telah memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Ia pun diduga merupakan sosok misterius yang turut berperan dalam perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya pada 19 September 1945.
Mbah Cholil berasal dari Desa Pasinan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Ia merupakan pendiri Pondok Pesantren Darul Ulum Al-Cholily yang disegani bukan hanya karena dakwah-dakwahnya, tetapi juga nasionalisme yang kuat.
Baca Juga: Abdul Manan Wijaya, Pahlawan Nasional Asli Malang yang Ahli Strategi Perang
Perjalanan Mbah Cholil Baureno ini kemudian dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Mbah Cholil Baureno: Kepahlawanan, Khidmah, Keteladanan. Buku setebal 374 halaman ini ditulis oleh Alif Saifullah.

Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Malang berinisiatif untuk mengulas buku ini lebih dalam. Mereka menggelar Bedah Buku Mbah Cholil Baureno: Kepahlawanan, Khidmah, Keteladanan di Pendopo Agung Kabupaten Malang pada Jumat (23/8/2024) sore.
“Beliau ini adalah kiai, ulama, intelektual, dan pejuang yang ikhlas. Kiai yang patriot sejati,” ujar Ketua ISNU Kabupaten Malang, KH Abdullah Sam saat pembukaan acara.
Keteladanan Mbah Cholil dinilai bisa menjadi contoh bagi masyarakat masa kini agar bisa memperjuangkan hal-hal yang lebih besar.
Baca Juga: Sejarah Hamid Rusdi, Pahlawan Asal Malang Pelintas Zaman
Abdullah menyebut salah satu contoh keteladanan yang bisa mengubah hal besar, yakni kehidupan petani bernama Marhaen yang menginspirasi Soekarno untuk mengangkat harkat hidup masyarakat Indonesia.
Penulis buku Mbah Cholil Baureno: Kepahlawanan, Khidmah, Keteladanan, Alif Saifullah menjabarkan, Mbah Cholil merupakan sosok yang tidak mau dikenang.
Ia tidak mau amal-amalnya diceritakan. Ini menjadi contoh bahwa seseorang itu bisa hebat di mata orang lain meski tanpa mengaku-ngaku hebat,
“Beliau membuktikan dalam perilakukan, dalam akhlaknya, dalam perjuangannya, terlebih dalam keilmuan,” kata Alif.
Ia pun menjelaskan kisah di balik dugaan adanya peran Mbah Cholil dalam peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato. Di dalam bukunya, ia menulis enam versi tentang peristiwa perobekan bendera. Namun, ia mengaku ada dua versi lain yang tertinggal dan ia baru menemukannya setelah buku selesai dicetak.
Secara singkat, dugaan bermula dari surat pahlawan Kusno Wibowo yang turut menyobek bendera Belanda di Hotel Yamati. Ia mengatakan ada sosok Mr X dalam peristiwa tersebut. Saat ditanya namanya, sosok tersebut menjawab namanya adalah Aziz.
“Jangan-jangan Aziz ini adalah Mbah Cholil, karena beliau suka membuat nama samaran. Banyak pejuang yang menggunakan nama samaran untuk mengindari intaian spionase Belanda,” jelas Alif.
Sosok ini pun cukup lincah menaiki tiang bendera. Berdasarkan kesaksian cucu Mbah Cholil, ulama tersebut cukup lincah dan bisa naik ke puncak tiang dengan cepat. Ini juga memperkuat dugaan bahwa sosok misterius di peristiwa perobekan tersebut adalah Mbah Cholil.
Acara bedah buku ini juga membahas sisi-sisi lain Mbah Cholil dan cerita yang belum pernah terungkap.
Bedah buku menghadirkan empat narasumber, yakni Guru Besar UIN Maliki Malang Prof Dr Mufidah, Guru Besar Universitas Merdeka Malang Prof Kasuwi Saiban, Pengurus Lesbumi PBNU, Ki Ardi Purbo Antono, serta CEO Siarindo Media Abdul Muntholib.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A