MALANG, Tugumalang.id – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Malang menggelar Ngumpul Bareng Bahas Tata Kelola Keuangan Desa (Ngamen) untuk berbincang santai tentang regulasi dan inovasi. Di dalam kegiatan ini, pihak DMPD dan Pemerintah duduk lesehan secara informal dan berdialog dengan santai.
Kepala DPMD Kabupaten Malang, Eko Margianto mengatakan bahwa cara ini cukup efektif dan lebih mengena dibandingkan dialog yang dilakukan secara formal. Kegiatan ini dinilai efektif meskipun tanpa ada anggaran dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kab Malang.
“Kami santai saja, diskusi apa pun. Ini sebenarnya salah satu tugas dan fungsi kami, tapi selama ini dilakukan secara formal. Kami mencoba nonformal,” ujar Eko kepada Tugu Malang ID, belum lama ini.
Hingga saat ini, DPMD Kabupaten Malang sudah melaksanakan Ngamen di 25 kecamatan. Ada beberapa kecamatan yang meminta kegiatan ini diulang untuk berdialog terkait hal-hal yang lebih teknis.
Baca Juga: Semua Desa di Kabupaten Malang Didorong Miliki BUMDes Tahun Ini
Melalui kegiatan Ngamen ini, Eko berupaya meningkatkan sumber daya manusia di pemerintah desa agar bisa lebih memahami regulasi tentang tata kelola serta mengembangkan potensi desa. Kegiatan ini berjalan dua arah, pihak pemerintah desa pun bisa menyempaikan apa yang menjadi masalah dan kesulitan mereka sehingga pihak DPMD Kabupaten Malang bisa memberikan solusi yang tepat.
“Sisi regulasi kami pertajam, inovasi juga kami pertajam. Kami mencoba menciptakan bagaimana kemandirian desa itu bisa didapat,” kata Eko.
Eko mengakui bahwa ada keterbatasan anggaran untuk pemerintah desa, baik yang digelontorkan oleh pemerintah pusat dalam bentuk dana desa (DD) maupun pemerintah daerah dalam bentuk alokasi dana desa (ADD). Oleh karenanya, pemerintah desa harus bisa mengelola potensi yang mereka miliki agar mereka bisa meraup pendapatan asli desa (PAD) yang tinggi.
“Mindset-nya kami ubah. DD, ADD, retribusi, bagi hasil, dan pajak itu hanya stimulus saja. Begitu kami bisa mengangkat potensinya, PAD-nya besar, maka desa akan berkembang dengan cepat. Pemerataan ekonomi, kesempatan kerja, dan lain sebagainya akan terwujud di situ,” kata Eko.
Di dalam kegiatan Ngamen, Eko juga memberi contoh desa-desa di Kabupaten Malang yang berhasil mengembangkan potensi mereka hingga bisa menghasilkan PAD miliaran Rupiah setiap tahunnya. Salah satunya adalah Desa Sanankerto yang ada di Kecamatan Turen yang berhasil mengubah lahan bambu menjadi tempat pariwisata bernama Boonpring. Kini, desa tersebut juga memiliki laboratorium bambu dunia dengan lebih dari 100 spesies bambu.
“Contoh-contoh baik itulah yang kami sampaikan ke teman-teman saat Ngamen. Kami ingin desa ini kuat,” tegas Eko.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko