MALANG, Tugumalang.id – Saat ini isu sampah menjadi topik perhatian serius bagi seluruh negara di dunia khususnya Indonesia. Hingga kini, permasalahan mengenai sampah belum dapat tertangani dengan baik karena volume sampah yang dihasilkan semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Maka dari itu, pengelolaan sampah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah sehingga dibutuhkan penanganan khusus dalam mengatasinya agar tidak mengancam ekosistem dan menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar.
Salah satu faktor penyebab tingginya pencemaran lingkungan adalah produk skincare. Produk ini menjadi sebuah kebutuhan penting sehari-hari untuk merawat wajah, baik bagi perempuan maupun laki-laki sehingga banyak munculnya brand skincare lokal atau luar negeri yang semakin beragam.
Namun, penggunaan skincare berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan karena tidak ada keseimbangan antara pemakaian produk dengan pengelolaan sampah yang dihasilkan.
Akibatnya membuat semakin besar jumlah sampah yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, sampah tersebut kebanyakan terbuat dari plastik yang tidak ramah lingkungan dan membutuhkan waktu yang lama untuk terurai.
Dengan demikian, sebagai beauty enthusiast dan pengguna produk tersebut penting sekali untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan dengan cara dapat mengelolanya melalui konsep zerowaste.
Dilansir dari Bea Johnson melalui Zerowaste Home konsep zerowaste berkaitan dengan daur ulang sampah dengan prinsip sistem pengelolaan terpadu dalam 5R yaitu Refuce (mengurangi), Reduce (menggunakan kembali), Reuse (memanfaatkan kembali), Replace (mengganti), dan Replant (menanam kembali).
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memilih produk dengan kandungan yang natural agar tidak berdampak buruk terhadap lingkugan seperti tanah dan air, memilih produk lokal untuk mengurangi emisi karbon dalam hal impor barang, memilih skincare dengan kemasan yang ramah lingkungan, memakai produk yang bisa diisi ulang untuk mengurangi penggunaan plastik, serta memanfaatkan bekas botol untuk diolah kembali menjadi berbagai macam barang.
Misalnya diolah menjadi wadah air diffuser, pot tanaman hias, kerajinan, sebagai tempat wadah penyimbanan barang-barang yang kecil, dan lain-lain. 5R ini dapat menjadi pegangan untuk mengarah kepada gaya hidup tanpa limbah sehingga dapat menciptakan lebih sedikit limbah dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana.
Selain gaya hidup zerowaste, penting juga peran dari perusahaan skincare untuk melakukan pengelolaan sampah berbasis zerowaste to landfill. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerima daur ulang dari pelanggan karena beberapa kemasan seperti tube skincare tidak bisa dialihfungsikan kembali.
Dengan demikian, akan memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mengelola secara optimal. Pengelolaan sampah berbasis ini sudah diterapkan oleh beberapa komunitas salah satunya adalah Waste4Change.
Komunitas ini memberikan wadah untuk mendaur ulang berbagai jenis sampah skincare. Beberapa jenis sampah yang diterima oleh Waste4Change adalah sampah plastik, kaca, kertas, metal dan plastik multilayer.
Adanya wadah ini memastikan bahwa sampah-sampah dari produk skincare tidak dibuang langsung ke TPA dan dapat memilah botol yang sifatnya anorganik untuk melalui proses daur ulang dengan memanfaatkan teknik geocycle agar tidak membebani di TPA.
Selain Waste4Change, terdapat beberapa brand skincare yang telah menjalankan pengelolaan sampah berbasis zerowaste to landfill yaitu:
1. The Body Shop
Brand ini mengadakan program daur ulang sampah bertemakan Bring Back Our Bottle (BBOB). Progam ini menyarankan konsumen untuk mengembalikan kemasan kosong produk ke toko terdekat sehingga kemasan tersebut dapat ditukar dengan satu poin. Poin yang telah terkumpul dapat ditukar dengan potongan harga atau produk The Body Shop.
2. L’OREAL
Program yang dijalankan adalah “Sharing Beauty with All” berisi tentang komitmen L’OREAL di tahun 2050 mengenai pengurangan sampah skincare yang dihasilkan dari pusat-pusat maupun pabrik sebanyak 60%. Selain itu, juga berupaya meminimalisir sampah dari sumbernya dengan mensosialisasikan sistem ekonomi sirkular, dan memperbaiki material sampah.
3. Innisfree
Program yang ditawarkan juga tidak jauh berbeda dengan brand The Body Shop karena sama-sama menerima botol bekas skincare yang tidak terpakai. Hanya saja berlaku pada kemasan produk rambut, kulit, dan badan yang berasal dari bahan kaca ataupun plastik. Serta pelanggan hanya dapat menukarkan paling banyak lima kemasan di setiap bulannya
Dengan demikian, untuk meminimalisir semakin banyaknya sampah yang ada maka diperlukan gaya hidup zerowaste yang berkelanjutan. Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan khususnya dalam suatu industri.
Adanya pengelolaan sampah yang baik dapat menciptakan ekosistem yang baik dan guna menjaga lingkungan hidup agar tidak terkena dampak yang buruk di masa depan.
Penulis: Efryca Ayu Nabella
editor: jatmiko