MALANG – Siapa yang tak kenal kuliner bernama tahu lontong, kendati sederhana, kudapan satu ini banyak dijumpai di berbagai tempat. Salah satunya, Tahu Lontong Lonceng, di Jalan Martadinata nomor 66, Kota Malang.
Menariknya, kuliner satu ini terkenal legendaris sejak tahun 1935. Artinya, tahu lontong lonceng ini sudah ada lebih dari 50 tahun lalu. Dan kini, dikelola generasi keempat, sang cucu, Apriono.
Kendati ukuran kedainya tak terlalu luas, namun suasanya nyaman dan sejuk. Tempatnya juga besih. Meskipun sederhana, kedai yang buka setiap hari mulai pukul 11.00 WIB ini, hampir tak pernah sepi pengunjung.
Adapun dalam soal menu, terdapat tiga variasi menu yang dapat dipesan sesuai selera. Selain tahu lontong biasa, adapula tahu telor lontong dan tahu telor nasi.
Penyajiannya, tak jauh berbeda dengan tahu lontong dan tahu telur pada umumnya. Untuk tahu telur, tahu dicampur telur kemudian digoreng. Sedangkan untuk tahu lontong, berasal dari tahu yang digoreng kering.
Setelah itu, keduanya sama-sama disajikan dalam satu piring ditambah nasi ataupun lontong sebagai asupan karbohidrat. Disiram bumbu kacang yang dicampur dengan kecap. Serta kecambah dan krupuk sebagai pelengkap.
Pun, yang membuatnya lebih istimewa adalah cita rasa yang khas dari tahu dan bumbunya. Sebab, keduanya dibuat sendiri lewat resep dan racikan nenek moyang dan diwariskan turun temurun sejak 50 tahun lalu.
Farid Fatahillah, 23, salah seorang pembali asal Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang ini menyatakan kuliner tersebut menjadi salah satu favorit dan diketahuinya sudah ada sejak SD.
“Ini legend ya, saya SD aja sudah ada. Baunya dari luar aja uda bau tahu telor, uenak,” katanya.
Soal rasa, kuliner ini mengandalkan racikan bumbu yang enak. Rasa kacangnya terasa, dan cenderung rasa manis. “Bumbunya fresh, pas kita pesen baru dibuatkan semuanya. Dominan rasa kacang dan enak. Ditambah nasi dan krupuk, ini jadi kombinasi terbaik,” tandasnya.