Tugumalang.id – Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jatim menggelar raker di Universitas Negeri Malang (UM) pada Selasa (6/2/2024). Raker ini ditujukan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Ketua Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur, Prof Nurhasan menyampaikan bahwa Indonesia akan menghadapi gelombang bonus demografi. Dikatakan, Indonesia Emas 2045 telah diramal oleh para pakar internasional.
“Indonesia Emas 2045 itu sudah diteliti oleh para ahli dari luar negeri bahwa Indonesia di 2045 akan menjadi negera nomor 4 ekonomi paling kuat di dunia,” tuturnya.
Baca Juga: Kuliah Kebangsaan di Kampus UM, Ganjar Pranowo Paparkan Potensi Jatim Menuju Indonesia Emas 2045
Untuk itu, perguruan tinggi di Indonesia harus menyikapi hal itu dengan menyiapkan generasi unggul melalui dunia pendidikan. Dengan demikian, nantinya teknologi hingga Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia bisa dikelola dengan optimal oleh bangsa Indonesia sendiri.
“Pergurun tinggi harus menyikapi itu. Kami harus menyiapkan SDM unggul misal untuk alih teknologi dari hulu ke hilir sampai hilirisasi, penguatan penguatan SDA yang kita miliki bisa kita kelola dengan baik dan oleh bangsa sendiri,” jelasnya.
Nurhasan menyampaikan bahwa dalam raker kali ini, pihaknya membahas beberapa hal. Mulai perankingan perguruan tinggi secara nasional dan internasional menuju kolaborasi antar PTN hingga soal penerimaan mahasiswa baru (Maba).
Baca Juga: Wali Kota Malang Ajak Pelajar Bebas Narkoba, Menuju Indonesia Emas 2045
“Karena di era ketidakpastian global ini perlu kolaborasi yang kuat antar perguruan tinggi untuk maju bersama sama,” ujarnya.
Selain itu, rakor tersebut juga membahas soal penguatan kolaborasi tri dharma perguruan tinggi. Selanjutnya tetang UKT dan iuran yang sesuai regulasi.
Kemudian yang terkahir, dia menyampaikan bahwa rakor ini juga pembahasan tentang penerimaan mahasiswa baru. Terlebih saat ini sejumlah perguruan tinggi tengah membuka penerimaan mahasiswa baru.
“Sehingga antar perguruan tinggi di jatim bisa mengikuti aturan aturan yang ada di kementerian,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor UM, Prof Hariyono menyampaikan bahwa Menko PMK Muhadjir Effendy juga memberikan saran kepada Paguyuban Rektor Jatim agar transfer teknologi harus bisa diantisipasi oleh perguruan tinggi.
“Karena selama ini orang ketika bicara transfer teknologi adalah barang yang masuk ke Indonesia, alat alat teknologinya. Padahal transfer teknologi bukan di barang itu, tapi di otak manusia,” ucapnya.
“Maka SDM yang ada di perguruan tinggi agar bisa menguasai ilmu pengetahuan yang belum diketahui bangsa kita di luar negeri sana dikuliti, dipelajari dan dikembangkan di perguruan tinggi kita,” tandasnya.
Baca Juga Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A