Tugumalang.id – COVID-19 terus merebak dengan menyerang masyarakat yang daya tahan tubuhnya lemah. Gejala ringan hingga bahaya kematian mengintai penderita virus ini. Namun, ada hikmah yang terselip di balik perjuangan untuk sembuh dari paparan COVID-19.
Salah satunya datang dari Aris Kusdiatmuko, Kasi Sarana Promosi dan Informasi Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang. Dia menuturkan, COVID-19 merebak tanpa memandang bulu. Mulai masyarakat kecil hingga pejabat tak luput dari serangan virus ini.
Aris yang juga pernah terpapar COVID-19 mengaku sempat kehilangan indra penciuman dan pengecap selama beberapa hari. Kondisi tubuh yang lemah juga sempat dia rasakan dalam hari-hari pertama terpapar virus itu.
Tentu hal ini membuatnya khawatir dan melemahkan semangatnya. Terlebih, pemberitaan COVID-19 begitu luas dan sangat ramai hingga tanpa mencari, berita itu muncul sendiri.
“Untungnya keluarga, anak, dan istri selalu support (dukung) saya. Mereka selalu memberikan semangat kepada saya untuk bisa melewati ini semua,” ujarnya.
Saat itu, Aris harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya sendiri demi kebaikan keluarganya. Anak istrinya kemudian juga menjalani isolasi mandiri di rumah mertuanya. Hal itu dilakukan agar tak membahayakan kondisi istrinya yang saat itu sedang hamil.
Aris menjalani hari demi hari dan berjuang agar segera sembuh dari paparan COVID-19 itu. Harus mengasingkan diri dari aktivitas kemasyarakatan, hanya bisa berkomunikasi lewat ponsel, tak bisa bertemu dengan buah hati, dan lainnya.
Namun hari-hari itu harus dia lalui. Mulai rutin olahraga, makan makanan bergizi, konsumsi vitamin, hingga berjemur, dia lakukan selama masa isolasi itu.
“Saya juga ada racikan rempah-rempah yang saya konsumsi setiap malam. Salah satunya jahe hangat ditambah madu,” paparnya.
Berjalannya waktu, dia menyadari bahwa apa yang sedang menimpa dirinya merupakan ujian dari Tuhan YME yang harus dia lalui. Dari sana, dia mulai memetik hikmah atas penyakit yang dia derita itu.
“Karena kalau kita tidak diberi nikmat sakit, maka kita tidak akan sadar bahwa sebenarnya kita sedang diuji. Jadi dengan ini kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah. Pada akhirnya, saya bersyukur atas apa yang terjadi kepada saya,” ungkapnya.
Aris juga bisa menyakinkan kepada keluarganya bahwa dia akan segera sembuh. Komunikasi dengan rekan kerjanya juga terus dia jalin agar tak terlalu jauh meninggalkan pekerjaannya.
Usai dinyatakan sembuh dan hasil swab juga telah negatif, Aris lantas kembali menjalani aktivitasnya seperti sedia kala. Rekan-rekan kerjanya menyambut Aris dengan baik tanpa ada rasa takut maupun cemas lantaran Aris pernah terpapar COVID-19.
Aris juga mengaku, kini dia merasa lebih dekat dengan Allah SWT. Intensitas ibadahnya yang dulu sering terlambat, kini sudah lebih tepat waktu dalam beribadah.
“Ketika saya dinyatakan positif COVID-19, saya merasakan banyak sekali hikmahnya. Kita jadi lebih dekat dengan Allah SWT. Mungkin yang sebelumnya kita bekerja sering telat dalam beribadah, setelah diberi sakit ini sekarang ibadah lebih tepat waktu,” ucapnya.
Untuk itu, kini dia mengaku akan memberi dukungan kepada rekan, keluarga, atau siapapun yang terpapar COVID-19. Karena menurutnya, dukungan dari orang terdekat sangatlah penting bagi penderita COVID-19.
“Kondisi pandemi saat ini memang sesuatu yang tidak terduga. Virus itu memang ada. Kemudian tidak usah minder kalau terpapar. Pasti support dari orang-orang terdekat akan berdatangan,” tuturnya.
Dia juga berpesan kepada yang sedang berjuang sembuh dari paparan COVID-19 agar tidak membaca atau melihat berita-berita negatif tentang COVID-19. Karena jika dia terbawa dalam berita yang membuatnya kepikiran, justru imunitas akan menurun.
“Cari berita-berita positif, misalnya suka olahraga ya cari berita olahraga atau video-video yang menyenangkan supaya menambah imun,” pesannya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti