Tugumalang.id – Melalui program Dosen Berkarya (Dokar), Universitas Brawijaya (UB) bersinergi dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Malang untuk meningkatkan pelayanan sekaligus kualitas mantan warga binaan yang produktif, inovatif, dan berdaya saing.
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Dokar, Ilhamuddin Nukman. Menurut Coach Ilham, sapaan akrabnya, kegiatan ini dikemas dalam bimbingan teknis (Bimtek) yang menyasar petugas Bapas Kelas I Malang.
“Tujuannya adalah meningkatkan capacity building para petugas sehingga dapat melaksanakan tugas yang lebih baik dan kemudian Bapas Malang menjadi lebih unggul dibanding dengan lembaga lain dalam penanganan klien, dalam hal ini adalah orang-orang yang sudah keluar dari lapas atau eks warga binaan,” ujar dosen Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UB ini, pada Selasa (5/10/2021).
Bimtek kali ini membahas aspek sosiologis yang dihadiri oleh Kepala Bapas Kelas I Malang, Sugandi serta Dosen Sosiologi FISIP UB, Dhanny Septimawan Sutopo. Setelah sebelumnya, juga sempet dikupas dari segi aspek hukum bersama Dosen Fakultas Hukum UB.
Dhanny Septimawan Sutopo selaku narasumber menyampaikan bahwa ruang lingkup kerja Bapas dalam pembinaan masyarakat teramat menarik dan berperan penting dalam mengawal mantan warga binaan untuk berdaya dan tidak kembali terjerumus untuk kedua kalinya.
“Kehadiran saya di sini mencoba memberikan ruang atau perspektif terkait bagaimana fungsi pembinaan dan pendampingan Bapas kepada warga binaan baik persiapan maupun setelah terjun ke masyarakat,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya menekankan dua hal yakni terkait pendampingan Bapas dalam mempersiapkan potensi yang perlu dikembangkan, serta daya dukung sosial masyarakat guna menghilangkan stigma negatif kepada mantan warga binaan.
“Poin pertama sudah dikerjakan Bapas dengan memberikan pendampingan pelatihan yang bisa dikembangkan selama di dalam lapas, namun tidak cukup di situ, dukungan sosial kepada mantan warga binaan ini juga sangat perlu,” imbuhnya.
Dengan demikian, diharapkan para mantan warga binaan ini menjadi orang-orang yang inspiratif dan menjadi figur luar biasa di tengah masyarakat.
Sementara itu, Sugandi menyampaikan apresiasinya terhadap sinergi yang sangat baik ini. Kata dia, para akademisi merupakan pihak disiplin ilmu juga berperan strategis, khususnya dalam peningkatan kualitas warga binaan.
“Akademik itu merupakan tempatnya orang yang memiliki pemikiran yang baik dan independen, sedangkan kami memerlukan mitra perguruan tinggi yang mampu memberikan masukan untuk melakukan perubahan yang lebih baik lagi melalui riset-risetnya,” urainya.
Maka, dia berharap sinergitas ini dapat terus berlanjut dalam peningkatan pelaksanaan tugas Bapas di lapangan. Mulai dari pra ajudikasi, ajudikasi, hingga pasca ajudikasi. “Ini merupakan kegiatan yang sangat positif. Menambah ilmu sekaligus pembekalan dalam meningkatkan pelayanan karena dosen yang menyajikan juga dari berbagai latar belakang disiplin ilmu yang berbeda,” tandasnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti