MALANG, Tugumalang.id – Di era digital seperti sekarang dengan percepatan penyebaran informasi di skala global mempengaruhi setiap orang dalam berpikir dan bertingkah laku.
Istilah FOMO mungkin sering terdengar di telinga kita, lalu bagaimana dengan sikap YOLO dan FOPO yang juga dapat menyerang setiap orang di zaman sekarang?
Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang apa itu FOMO, YOLO, dan FOPO serta bagaimana pengaruh negatif yang dapat mempengaruhi keseharian kita.
1. FOMO
FOMO dengan kepanjangan Fear of Missing Out atau ketakutan akan ketinggalan sesuatu. Sikap FOMO muncul ketika seorang individu melihat teman-teman atau orang lain tampak menikmati hidup mereka, seringkali informasi tersebut berasal dari media sosial.
Baca Juga: FOMO (Fear of Missing Out): Dampaknya terhadap Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya
Seperti pergi liburan, mencoba makanan baru, menghadiri acara, atau mendapatkan pencapaian tertentu. Seseorang dengan sikap FOMO akan merasa cemas, iri, dan keinginan untuk terus mengikuti tren harus terpenuhi.
Dampak dari FOMO memiliki dampak negatif, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Dampak untuk diri sendiri yakni dapat meningkatkan kecemasan sosial, hilangnya rasa syukur, dan mendorong perilaku konsumtif.
Sedangkan apabila kamu pemilik perilaku FOMO ini belum hidup secara mandiri, seseorang yang paling berdampak tentu saja orang tua ataupun wali yang menanggung biaya hidup kamu.
Untuk mengatasi perilaku FOMO dapat dengan mengurangi waktu bermain media sosial, fokus pada hal-hal yang ada di hidup kamu, dan tetap bersyukur atas apa yang kamu memiliki karena sejatinya setiap orang memiliki jalan takdirnya masing-masing. Jadi kamu tidak perlu merasa ketinggalan dengan orang lain di media sosial.
2. YOLO
YOLO adalah singkatan dari You Only Live Once dengan arti hidup hanya sekali. YOLO sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif karena perilaku ini digunakan untuk mendorong seseorang untuk mengambil keputusan dalam hidupnya.
Pemikiran dengan “you only live once” terkadang menyebabkan seseorang mengambil keputusan yang beresiko karena terkadang YOLO menjadi alasan untuk bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya.
Baca Juga: Peduli Kondisi Kesehatan Mental Keluarga, Fakultas Psikologi UM Implementasikan Posyandu Jiwa
Dampak negatif dari pemikiran YOLO ini adalah individu tidak bijak dalam membelanjakan uang, dan mengabaikan tanggung jawab jangka panjang demi kesenangan sesaat.
YOLO dengan dampak negatif ini diakibatkan oleh kekhawatiran individu atas masa depannya sehingga akan bersenang-senang di masa sekarang tanpa memikirkan masa depan.
Sedangkan pemikiran You Only Live Once secara positif dapat memberikan dampak yang baik untuk kehidupan kita.
YOLO dapat menjadi motivasi seseorang untuk terus berkembang, belajar dan mengejar mimpi dengan tetap mempertimbangkan risiko dan manfaatnya sebelum mengambil keputusan.
Jika kamu masih berada di pemikiran YOLO yang memiliki dampak negatif, ubahlah pola pikir tersebut dengan YOLO yang dapat memotivasi kamu.
3. FOPO
FOPO atau Fear of Other People’s Opinion adalah ketakutan seseorang terhadap pendapat orang lain. Sikap FOPO menjadikan seseorang memikirkan secara berlebihan tentang apa yang orang lain pikirkan terhadap dirinya, sehingga menghambat kreativitas dan kebebasan berekspresi.
Penyebab munculnya perilaku FOPO adalah tekanan sosial yang dianggap baik oleh orang lain dan adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan sehingga bergantung pada validasi orang lain.
FOPO memiliki dampak yang buruk pada diri sendiri, diantaranya yaitu dapat menurunkan rasa percaya diri, berlebihan dalam memenuhi ekspektasi orang lain dan tidak dapat menjadi diri sendiri.
Individu dengan perilaku FOPO gampang merasa stres dan cemas apabila menerima kritik atau saran dari orang lain.
Dengan sikap yang ingin memenuhi ekspektasi orang lain mereka akan berusaha bagaimana orang lain merasa senang atas dirinya meskipun saran tersebut tidak harus dilakukan.
Solusi apabila kamu sudah mengalami FOPO adalah dengan fokus pada tujuan dan value diri bukan pendapat orang lain.
Ingat! Orang lain sebenarnya tidak memperhatikan dan tidak sepeduli itu dengan apa yang kamu lakukan. Mulailah mencintai diri sendiri dengan tetap percaya diri dengan kemampuan dan keputusanmu.
3 hal di atas adalah fenomena yang umum terjadi di masyarakat yang serba modern. Perkembangan digital dan tekanan sosial membuat kita lebih rentan terhadap perubahan pola pikir dan perilaku.
Coba renungkan apakah kamu termasuk dari 3 perilaku di atas? Jika ya, mulailah untuk mengelola dampak dan meminimalisirnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Arievka Najma Muchreyza (Magang)
Editor: Herlianto. A