Tugumalang.id – Program Merdeka Belajar Kampu Merdeka (MBKM) sebagai paket kebijakan yang digagas oleh Mendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim BA MBA, menuntut perubahan besar di sektor pendidikan, termasuk di level perguruan tinggi.
Saat ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk studi di luar kampus selama tiga semester. Hal ini tentu menuntut perguruan tinggi untuk melakukan perubahan.
Terkait kebijakan ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma), merupakan fakultas yang sangat agile. Berbagai kebijakan dan program diselenggarakan segera setelah program ini diluncurkan.
Kerja keras tim FEB Unisma membuahkan hasil yang menggembirakan. Terbukti pada tahun 2021, FEB Unisma berhasil mendapatkan hibah sebgai pilot project implementasi MBKM.
Pada Jumat (27/08/2021), FEB Unisma menyelenggarakan FGD dengan tema Peningkatan Peran dan Luaran Studi Independen, Proyek Kemanusiaan Pada Program MBKM FEB Unisma.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi, membuka langsung acara ini. Dalam sambutannya, dia menyampaikan bahwa berbagai program ini dilakukan sebgai upaya mendapatkan input dan best practices dari praktisi, sehingga FEB Unisma bisa menyelenggarakan program MBKM dengan maksimal.
Kata dia, ada 9 skema yang ditawarkan Kemendikbud Ristek. “Sepertinya semua akan ditawarkan kepada mahasiswa yang ada di 3 program studi yaitu Akuntansi, Manajemen, dan Perbankan Syariah guna mengasah dan menghasilkan lulusan yang berdaya saing sesuai kebutuhan industri,” ucapnya.
Jika pada FGD sebelumnya telah melibatkan mitra perguruan tinggi dalam dan luar negeri untuk program student exchange, dengan BUMN ternama untuk program magang dan studi independen, kali ini FEB Unisma mendatangi Pemkab Malang untuk Proyek Kemanusian dan Sekolah Ekspor untuk proyek Study Independen.
Dalam program Merdeka Belajar Proyek Kemanusiaan, dia berharap adanya kepedulian sosial dan kemanusian bagi lulusannya.
Sementara untuk program studi independen, dia berharap dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, namun tetap diakui sebagai bagian dari perkuliahan.
“Kami menyambut baik mitra industri yang telah membimbing mahasiswa kami yang saat ini mengikuti Sekolah Ekspor sebanyak 6 mahasiswa dalam program studi independen,” ujarnya.
“Ke depan kami berharap adanya keberlanjutan sinergi untuk mengembangkan kompetensi dosen melalui TOT terkait ekspor impor serta penguatan kurikulum dalam bentuk recoqnisi Studi Independen ke dalam pembelajaran di program studi FEB Unisma,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Diana menyambut baik program MBKM karena program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari selama di FEB Unisma di dalam proyek yang nyata. “Hal ini akan melatih kepekaan dan responsifitas mahasiswa dalam menghadapi berbagai permasalahan di dunia kerja,” ucapnya.
Dia mengaku akan mendukung kebijakan yang memberikan peluang bagi mahasiwa agar lulus denga skill yang sangat mumpuni.
Dia menambhakan, mahasiswa FEB Unisma sudah bisa magang di berbagai perusahaan besar dan pemerintahan seperti di Microsoft, Bank Syariah Indonesia, Pemda, Pemkot, dan berbagai lembaga lain.
Hadir di acara ini, Handito Joewono (Kepala Sekolah Ekspor) selaku pemateri. Dia mengawali dengan berterima kasih kepada Dekan FEB Unisma yang telah mendidik mahasiswa dengan sangat baik sehingga beberapa mahaiswa FEB berhasil lolos magang di lembaganya.
Dalam paparannya, dia mengungkapkan bahwa ekspor sangat perlu untuk ditingkatkan di Indonesia karena semakin tinggi ekspor maka akan semakin memberikan sentimen positif pada perekonomian nasional.
“Tentu ini akan memberikan dampak positif kepada masyarakat luas. Oleh sebab itu, diperlukan lebih banyak lagi eksportir yang berhasil,” ucapnya.
Dia menyambut baik program MBKM yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk praktek langsung di lembaganya, sebab hal ini bisa meningkatkan jumlah eksportir yang lebih tangguh dan berhasil di masa depan.
Dia juga memberikan kesempatan kepada dosen dengan mengadakan Training of Trainers (ToT) dakam rangka memperbanyak jumlah eksportis secara lebih masif.
Hadir pula Yulius Dharmawan SAP (Kasi Kesiapsiagaan Kabupaten Malang) sebagai pemateri dalam tema Proyek Kemanusiaan.
Selama sesi pemaparan materi, dia mengungkapkan bahwa mahasiswa yang magang di divisi kesiapsiagaan Kabupaten Malang akan diberikan pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Di samping itu, mahasiwa akan dilatih untuk bisa memiliki sensifitas yang tinggi dalam membaca masalah sosial. Pihaknya juga akan memberikan pelatihan kepada mahasiswa terkait mitigasi bencana.
Dia berharap, mahasiswa mampu mengoptimalkan implementasi pengetahuannya dengan praktek langsung di masyarakat.(ads)