LUMAJANG – Peristiwa erupsi atau sebaran awan panas guguran Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) lalu, membawa duka mendalam. Khususnya bagi warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Hingga Senin (6/12/2021), data sementara korban jiwa meninggal dunia akibat peristiwa ini mencapai 15 orang dan 27 orang masih hilang. Kemungkinan jumlahnya masih akan bertambah karena masih banyak laporan orang hilang. Proses evakuasi dan pencarian masih terus berlangsung.
Yudi, warga Dusun Sumbersari Umbulan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang adalah salah satu korban hilang. Yudi bersama 2 orang lainnya diduga terjebak banjir lahar dingin yang mengarah ke Curah Kobokan.
Dikisahkan istrinya, Roudatul Hasanah (35), Yudi bersama 2 orang yang tak lain adalah bapak dan sepupunya, Mardi dan Rohman sedang bekerja menambang pasir. Ketiganya adalah warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang.
Saat ditemui di tempat pengungsian di SDN Supiturang 04, raut wajah Hasanah tampak sembab. Namun dia berusaha tetap tersenyum menghibur anaknya. Masih teringat jelas di benak Hasanah, saat suaminya kali terakhir berkontak dengannya tepat saat banjir lahar susulan kedua.
”Dia bilang kalau sudah kejebak di tengah besuk (sungai, red) sepertinya sudah gak nutut mau lari ke utara, ke selatan sudah gak bisa,” kisah Hasanah.
Dalam kondisi tersebut, dirinya juga kalang-kabut karena banjir lahar dingin ikut naik hingga ke pemukiman desa. Artinya, volume lahar dingin yang terjadi cukup besar.
”Rata-rata rumah di Umbulan tertimbun lava. Kata orang-orang tingginya sampai setengah pintu. Ada juga yang ambruk. Waktu itu sudah kelabakan semua,” ungkap ibu dua anak ini.
Hingga saat ini, Hasanah juga belum tahu kepastian nasib suaminya. Namun dari sejumlah relawan sempat bilang kalau suaminya sudah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit.
”Katanya masih selamat, tapi ya belum liat sendiri kan jembatan putus. Ya semoga bener selamat,” harapnya cemas.
Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menambahkan akibat bencana ini membuat 5.205 jiwa terdampak, 27 orang hilang 27 dan 15 orang meninggal dunia 15. Pemutakhiran data masih terus dilakukan.
Sementara itu, warga mengungsi berjumlah 1.707 jiwa yang tersebar di 9 titik di Kecamatan Pronojiwo. Selain membawa dampak korban jiwa, awan panas guguran juga merusak sektor pemukiman dan infrastrukur di beberapa kecamatan di Kabupaten Lumajang.
Data sementara menyebutkan rumah terdampak berjumlah 2.970 unit, fasilitas pendidikan terdampak langsung 38 unit.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Jatmiko