(Foto)
Tugumalang.id — Kentut atau buang angin biasanya diasosiasikan dengan aktivitas yang memalukan dan jorok. Tetapi tidak bisa dipungkiri, semua orang pasti melakukannya. Ini dikarenakan dalam sehari, rata-rata orang akan rutin kentut sebanyak 10-20 kali per hari untuk membuang sebagian besar gas yang dihasilkan oleh bakteri yang membantu mencerna makanan Anda.
Meski tidak lumrah dibicarakan, banyak hal tidak kita ketahui dari proses pembuangan gas dari tubuh ini. Untuk itu, Tugumalang.id akan membahas empat fakta menarik mengenai kentut.
1. Kentut berbunyi pasti tidak berbau, kentut tidak berbunyi pasti berbau
Anda pasti pernah mencoba sekeras mungkin untuk tidak mengeluarkan bunyi saat kentut, tetapi pada akhirnya tetap terdengar? Kemudian, Anda mencoba membela diri dengan mengatakan “tidak akan bau”? Benar. Hal ini telah dipercaya masyarakat banyak sejak dahulu kala. Faktanya, tidak selalu seperti itu, loh.
Dilansir dari Science Focus, kenyaringan bunyi kentut ditentukan oleh jumlah gas yang dihasilkan. Orang yang kentut dengan keras kemungkinan mengalami gangguan pencernaan karena karbohidrat tidak tercerna difermentasi oleh bakteri di usus, menghasilkan gas seperti karbon dioksida dan nitrogen, gas ini sebagian besar tidak berbau. Namun, kentut bisa menjadi berbunyi keras jika seseorang menderita gangguan pencernaan tetapi pada saat yang sama mengonsumsi terlalu banyak protein.
Lalu bagaimana dengan kentut tidak berbunyi? Sebagian besar bau dari kentut berasal dari hidrogen sulfida (protein kaya akan belerang dengan bau telur busuk), gas yang dihasilkan oleh orang yang banyak mengonsumsi susu dan daging. Hidrogen sulfida yang dihasilkan makanan mengandung belerang lebih kecil volumenya dibandingkan dengan karbon dioksida yang dihasilkan fermentasi karbohidrat. Itu mengapa kentut yang bau biasanya menghasilkan sedikit tekanan gas dan tidak berbunyi.
2. Laki-laki lebih sering kentut dan perempuan punya kentut lebih bau
Frekuensi kentut setiap orang memang berbeda-beda, tetapi fakta berbicara bahwa sebenarnya laki-laki lebih sering kentut daripada perempuan. Seperti dijelaskan oleh Dr Syaefudin, Dosen Institut Pertanian Bogor Departemen Biokimia, frekuensi kentut antara perempuan dan laki-laki berbeda satu sama lain. Dimana laki-laki lebih sering kentut, dengan frekuensi 25 kali dalam sehari. Gas yang dihasilkan dari kentut berasal dari udara dan minuman eksogen atau endogen dari fermentasi makanan.
Kemudian fakta menarik lainnya, kentut perempuan nyatanya lebih berbau dibanding laki-laki. Hal ini dibuktikan oleh penelitian berjudul ‘Identification of gases responsible for the odour of human flatus and evaluation of a device purported to reduce this odour’, mengungkap bahwa perempuan memiliki konsentrasi hidrogen sulfida (penyebab kentut berbau busuk) lebih tinggi daripada laki-laki. Data menunjukan pria memiliki konsentrasi hidrogen sulfida 0,59 dalam kentut, sedangkan perempuan memiliki 1,77. Namun sekali lagi, hal ini tidak menjadi penentu, dikarenakan setiap orang memiliki sistem pencernaan dan mengonsumsi makanan berbeda-beda satu sama lain.
3. Senyawa pada kentut bisa sembuhkan penyakit
Dilansir dari Healthline, sebuah studi di tahun 2014-2016 yang dilakukan peneliti Universitas Exeter dan Universitas Texas membuktikan hidrogen sulfida yang terkandung dalam gas kentut baik untuk kesehatan, jika gas hidrogen sulfida diarahkan pada mitokondria.
Bagian dari sel manusia bernama mitokondria, dasar dari gagasan penelitian ini, dapat menghasilkan energi dengan mengambil manfaat dari gas hidrogen sulfat. Namun, peneliti menemukan hubungan antara mitokondria dan gas hidrogen sulfat ini masih punya dampak lain bagi kesehatan. Oleh karena itu, para peneliti menguji sebuah teori, yaitu apakah mengekspos sel ke hidrogen sulfida buatan membantu menjaga mitokondria mereka tetap kuat dan mencegah penyakit menjadi lebih buruk?
Dengan begitu, diciptakanlah senyawa AP39 yang meniru hidrogen sulfida. Ternyata, AP39 sama baiknya dengan hidrogen sulfida alami dalam membantu mitokondria melindungi diri dari penyakit. Hasil awal menunjukkan bahwa 80% mitokondria yang terpapar AP39 diawetkan oleh gas. Ini bisa memiliki efek luas pada banyak kondisi yang terkait dengan kematian sel yang disebabkan oleh fungsi mitokondria.
Dalam uji coba AP39 pada hewan, penelitian menemukan senyawa itu berguna untuk mengobati darah rendah, serangan jantung, stroke, meningkatkan kesehatan ginjal, dan melindungi otak.
Namun ditekankan sekali lagi, bukan berarti dengan menghirup bau kentut, Anda akan sehat dan terhindarkan dari penyakit. Dibutuhkan proses sesuai ilmu medis dan kedokteran agar senyawa tersebut bermanfaat bagi kesehatan.
4. Kentut yang berbau busuk bisa jadi tanda penyakit serius
Meski merupakan proses pembuangan gas dari tubuh dan cenderung menyehatkan karena peran mikrobioma dalam pencernaan dapat menghasilkan vitamin dan asam lemak yang membantu menjaga lapisan usus besar, namun kentut yang berbau busuk ternyata bisa menjadi tanda kesehatan Anda sedang tidak baik-baik saja.
Menurut Web MD, penyebab umum kentut berbau busuk bisa jadi karena intoleransi makanan, makanan berserat tinggi, obat-obatan dan antibiotik tertentu, hingga penyakit seperti sembelit. Tetapi, kentut berbau busuk merupakan salah satu tanda awal dari infeksi saluran pencernaan karena bakteri dan infeksi atau bahkan lebih parah, kanker usus besar.
Apalagi jika bau busuk kentut dibarengi dengan frekuensi yang tidak biasanya, seperti lebih dari 20-30 kali sehari, nyeri saat kentut, perubahan pola makan, kotoran berdarah, konstipasi, penurunan berat badan, nyeri perut serta dada, dan tidak sembuh ketika telah mengkonsumsi obat. Jika merasakan gejala-gejala tersebut, sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter untuk mendapat pertolongan dini.
Penulis: Nurukhfi Mega Hapsari
editor: jatmiko