MALANG- Meningkatnya kalangan milenial melakukan investasi di pasar modal harus diimbangi dengan kemampuan literasi finansial. Agar dalam penanaman modal tidak mengalami kerugian. Berbagai produk investasi dan instrumen keuangan telah diperjualbelikan di bursa. Saat ini instrumen investasi yang mulai diminati kalangan milenial yakni Exchange Traded Fund (ETF). Di Indonesia, investasi ETF itu muncul di Indonesia sejak 12 tahun lalu dalam bentuk reksa dana ETF yang memiliki keunggulan komparatif. Di antaranya menampilkan seluruh isi portofolionya secara akurat dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Atas dasar inilah Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisma, mengadakan Instagram Live Streaming dengan Tema “Bedah ETF (Exchange Traded Fund)”. Acara yang digelar secara daring ini via IG Live menghadirkan Mafi Ninik Mastiyah selaku Assistant Vice President (AVP) ETF Division dari PT Indo Premier Sekuritas.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana, mengatakan bahwa kegiatan ini penting bagi milenial khususnya mahasiswa FEB Unisma. Hal tersebut dapat berguna meningkatkan literasi finansial. Galeri Investasi BEI FEB Unisma sebagai wahana bagi para investor untuk melakukan investasi maupun trading memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi yang benar dan bermanfaat bagi kaum milenial yang saat ini khususnya di masa pandemic menunjukkan trend investasi yang semakin meningkat.
“Berbagai produk investasi dan instrument keuangan telah diperjual belikan di di Bursa, Saat ini instrumen investasi yang mulai diminati kalangan milenial yakni Exchange Traded Fund (ETF) sudah seyogyanya GI BEI FEB Unisma meningkatkan literasi finansial sehingga dapat meminimalisir kerugian atau resiko dalam berinvestasi,“ tutur Diana
Mafi menuturkan bahwa perkembangan Exchange Traded Fund (ETF) di Indonesia sudah berkembang sangat pesat. Dibandingkan dengan negara lain , Indonesia memiliki produk ETF yang lebih banyak. Singapura memiliki produk ETF sebanyak 30, di Malaysia hanya ada 19 produk ETF, Thailand memiliki 12 produk ETF sedangkan di Indonesia sudah ada 47 Produk ETF.
“Pesatnya perkembangan Produk ETF di Indonesia disebabkan memiliki kelebihan-kelebihan diantaranya menampilkan seluruh isi portofolionya secara akurat dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. ETF juga memiliki likuiditas sesuai dengan kedalaman pasar dan dapat ditransaksikan secara berkesinambungan selama jam perdagangan Bursa. ETF mengacu pada indeks pasar mampu memberikan market performance secara konsisten,” terang Mafi.
Saat ini, kata Mafi, PT Indopremier memiliki 27 ETF yang mana jumlah tersebut masuk golongan mayoritas. Akibatnya, menguasai pangsa pasar ETF sebanyak 59 persen, AUM 7,9 Triliun atau 79 persen market share ETF di Indonesia dikuasai oleh IPOT.
Lebih Lanjut, Mafi menjabarkan bahwa ETF memiliki kelebihan dalam meminimalisir risiko yang ada. Misalnya, pada reksa dana sebagai wadah yang isinya terdapat saham A, saham B, saham C, dan saham dengan melakukan diversifikasi. Hal inilah yang membuat investasi ETF semakin dilirik karena berinvestasi pada ETF atau Reksa Dana Bursa investor tidak perlu terpaku pada penentuan Nilai Aktiva Bersih (NAB) di akhir hari, karena perdagangan dapat dilakukan selama jam perdagangan di BEI menggunakan indikatif NAB.
Acara yang dipandu Host Nuriyah Trisna Parawangsa selaku pengurus Kelompok Studi Pasar Modal FEB Unisma ini berjalan sangat interaktif terkait pengenal ETF, Keunggulan instrument ETF serta perkembangan ETF di masa pandemi.