Tugumalang.id – Kepolisian Republik Indonesia atau Polri harus lebih humanis dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tidak berbelit-belit. Hal yang paling utama adalah memperbaiki kinerja dan strategi komunikasi secara personal maupun organisasional.
Penegasan itu disampaikan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menjelang Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Strategi Komunikasi Organisasi untuk Upaya Peningkatan Tugas Pre-emtif Polri dalam Melindungi, Mengayomi, dan Melayani Masyarakat.”
Sharing tersebut menjadi bagian dari Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion) dengan tema “Upaya Peningkatan Tugas Pre-emtif Polri dalam Melindungan, Mengayomi, dan Melayani Masyarakat” yang diselenggarakan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Kamis, 24 November 2022 di Hotel Sultan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat mulai pukul 08.00 WIB.

Dr Aqua yang merupakan doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut menjadi salah satu dari narasumber lain yang diundang. Mereka adalah Kakorbinmas Polri, Irjen Pol Drs Hary Sudwijanto, S.I.K., M.Si dengan topik “Peluang dan Kendala Fungsi Binmas untuk melakukan Upaya Peningkatan Tugas Pre-emtif Polri dalam Melindungi, Mengayomi, dan Melayani Masyarakat”, Komjen Pol Purn Drs Putut Eko Bayu Seno, S.H (“Upaya Peningkatan Tugas Pre-emtif Polri dalam Melindungi, Mengayomi, dan Melayani Masyarakat; Pengalaman ketika Bertugas”).
Kemudian, Komjen Pol Purn Drs H Suparni Parto Setiono, M.M (“Posisi Strategis Intelijen untuk Upaya Peningkatan Tugas Pre-emtif Polri dalam Melindungi, Mengayomi, dan Melayani Masyarakat”) serta Ir Agus Pambagio, M.Eng.Mgt., CPN (Pakar Kebijakan Publik) dengan tema “Strategi Pemolisian Pre-emtif sebagai solusi kebijakan Polri dalam Melindungi, Mengayomi, dan Melayani Masyarakat”. Diskusi dipandu Moderator Poengky Indarti, S.H., LL.M (Anggota Kompolnas).
Tingkat kepercayaan publik masyarakat terhadap Polri saat ini cenderung menurun tajam. Hasil survei yang diselenggarakan Populi Center pada 9-17 Oktober 2022 menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap Polri merosot dibandingkan survei sebelumnya.
“Hal ini tentu merisaukan dan menjadi kenyataan yang wajar ketika banyak persoalan melilit tubuh kepolisian kita. Diperlukan Langkah-langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada pelaksanaan tugas tugas kepolisian secara optimal. Termasuk dalam kaitan dengan bagaimana menjalin srategi komunikasi organisasi Polri,” ungkap Dr Aqua.
Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini menjelaskan bahwa strategi komunikasi adalah perencanaan yang efektif dalam penyampaian pesan sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan bisa menerima apa yang telah disampaikan sehingga bisa mengubah sikap atau perilaku seseorang.
Oleh karena itu, memperkuat kemampuan komunikasi sangat strategis untuk mewujudkan Polri yang PRESISI.
Dr Aqua mengatakan pula harus ikhlas dalam melaksanakan kegiatan dalam membantu masyarakat sehingga bernilai ibadah dalam setiap aktivitas. Tidak hanya itu, perlu peningkatkan kemampuan kualitas sumber daya manusia.
”Jangan banyak mengeluh dengan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan tugas di lapangam. Jadikan setiap kendala itu sebagai cambuk berhargai dalam setiap kegiatan,” tambah Dr Aqua.
Untuk mewujudkan semua itu anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini menyarankan semua anggota polisi di mana saja berada agar secara konsisten melaksanakan Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble, Action dan Consistensy (REACH Plus A+C). Jadi tidak hanya saat bertugas saja.
Menurut Dr Aqua selama ini telah terbukti REACH Plus A+C sukses mengatasi berbagai persoalan komunikasi. Jadi semua anggota polisi tinggal menjalankannya saja secara konsisten.
Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata “Respect”. Penulis buku “super best seller” trilogi The Power of Silaturahim ini menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang yang berkomunikasi dengan kita.

“Jangan karena punya pangkat dan jabatan, merasa lebih hebat dari yang lain. Sehingga tidak menghargai orang lain,” kata pria yang selalu bicara apa adanya ini.
Amanah sebagai anggota polisi, ujar Dr Aqua, sebaiknya dimanfaat sebaik-baiknya dengan menghargai semua orang. Sehingga semuanya merasa nyaman saat bekomunikasi.
Selain itu, tambah Dr Aqua, masyarakat tidak ragu-ragu menyampaikan berbagai informasi kepada polisi. Sedikit banyak info yang disampaikan mereka bermanfaat buat polisi.
Kedua adalah sikap “empathy” (empati). Semua anggota polisi harus bisa merasakan yang dirasakan orang lain. Ini juga penting buat para komandan kepada seluruh anggotanya.
“Upayakan bisa merasakan yang dialami orang lain. Dengan begitu semuanya merasa nyaman. Apalagi kalau kemudian dapat membantu mengatasi kesulitan mereka,” tutur Dr Aqua.
Ketiga, tambah motivator ulung ini adalah Audible atau dapat dimengerti yaitu semua yang disampaikan dengan mudah dipahami seluruh orang meski latar belakang termasuk pendidikannya berbeda-beda.
Untuk melengkapi itu, lanjut pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat tersebut maka perlu yang keempat yakni Clarity atau penyampaiannya menggunakan kalimat terbuka dan sederhana. Terakhir adalah Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. REACH akan sangat berarti jika dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya.
Mengembalikan Kepercayaan Publik
Salah seorang anggota Kompolnas Drs Pudji Hartanto Iskandar, MM menjelaskan maksud digelarnya diskusi tersebut untuk menggali pemikiran dan solusi optimalisasi tugas-tugas kepolisian dalam melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat guna mengembalikan kepercayaan publik masyarakat terhadap Polri.
“FGD ini dilakukan juga untuk membahas pemikiran-pemikiran optimalisasi tugas pre-emtif Polri dalam melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat guna mengembalikan kepercayaan publik masyarakat terhadap Polri untuk menuju Polri yang PRESISI,” ucapnya.
Ia berharap dari FGD tersebut dapat tergali ide-ide kreatif dalam rangka upaya peningkatan tugas pre-emtif Polri dalam melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat guna mengembalikan kepercayaan publik terhadap Polri untuk menuju Polri PRESISI.*
Editor: Herlianto. A