Malang, tugumalang.id – Jumlah sampah harian yang masuk ke TPA Supit Urang, Kota Malang mengalami lonjakan dari sekitar 500 ton menjadi 700 ton per hari. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mencium dugaan adanya ratusan ton sampah ilegal yang masuk TPA Supit Urang dalam sehari.
Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya menjelaskan bahwa saat ini peningkatan jumlah sampah yang masuk ke TPA Supit Urang mencapai 20-30 persen atau dari sekitar 500 ton menjadi 700 ton perhari. Artinya, ada ratusan ton sampah diduga ilegal masuk ke TPA Supit Urang.
“Faktor lose-nya bisa mencapai 20 hingga 30 persen atau sampah ilegal yang masuk di TPA,” kata Rahman.
Dia menduga ada sampah sampah dari luar Kota Malang yang juga masuk ke TPA Supit Urang. Untuk itu, pihaknya saat ini mulai berupaya menerapkan pengetatan terhadap truk truk pengangkut sampah yang hendak masuk ke TPA Supit Urang. Salah satunya yakni pemasangan stiker khusus pada truk sampah resmi.
Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Berharap TPA Supit Urang Jadi Role Model Tata Kelola Sampah Modern
“Di 2024 ini kami cukup konsen dalam penanganan sampah. Mulai jumlah timbunan sampah dan agar kedepan restribusi bisa berjalan dengan baik. Kami akan pasang stiker khusus untuk kendaraan yang boleh masuk ke TPA,” jelasnya.
Pemasangan stiker khusus pada truk pengangkut sampah itu ditujukan untuk mengantisipasi adanya pengangkut sampah liar yang masuk ke TPA Supit Urang. Artinya, truk sampah yang tak memiliki stiker khusus tersebut tak dapat masuk ke TPA.
Dikatakan, ada 4 jenis stiker khusus yang disiapkan. Yakni stiker khusus untuk truk DLH, truk dari Diskopindag, truk sampah lingkungan terdampak, lalu ada truk transporter swasta dan lembaga.
“Jadi DLH ada 49 stiker, Diskopindag 11, Lingkungan terdampak 10, Transpoter swasta dan lembaga 10,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan memperkuat pendataan jumlah atau tonase sampah dari truk pengangkut sampah yang masuk ke TPA Supit Urang.
“Nanti akan kami timbang di TPA, sama atau justru lebih banyak. Tidak ada kendaraan yang bisa masuk kalau tidak memiliki register atau nomor lambung yang disepakati,” tegasnya.
Rahman berharap melalui terobosan ini, umur TPA Supit Urang bisa lebih panjang. Sebab saat ini sampah yang memasuki TPA Supit Urang mencapai 700 ton per hari.
Baca Juga: Jokowi Resmikan TPA Supit Urang Kota Malang Senilai Rp237 Miliar
Dia tak memungkiri peningkatan jumlah sampah yang masuk ke TPA Supit Urang ini juga sedikit meningkatkan realisasi retribusi sampah di Kota Malang. Dikatakan, target retribusi sampah Kota Malang pada 2023 mencapai lebih dari Rp 17 milyar dari target Rp 17 milyar.
Kini, target retribusi sampah Kota Malang di 2024 ditetapkan sebesar Rp 18 milyar. Melalui pengetatan sampah yang masuk ke TPA Supit Urang, diharapkan juga bisa mengantisipasi kebocoran nilai retribusi.
Menurutnya, sampah sampah yang berasal dari pasar menjadi salah satu penyumbang di TPA Supit Urang. Sejauh ini menurutnya, sampah sampah dari pasar hanya dibuang begitu saja tanpa ada retribusi.
“Sampah dari pasar sampai 20 ton per hari. Itupun cuma buang begitu saja, tidak ada restribusi. Sekarang saya ingin semua betul betul dihitung. Ini adalah identifikasi awal dan mitigasi masalah sampah dan meminimalisir kebocoran,” jelasnya.
Dia mengatakan bahwa kampus kampus telah melakukan kerjasama dengan DLH terkait dengan pembuangan sampahnya. Salah satunya yakni kampus Universitas Brawijaya.
“UB ini juga salah satu sumber timbunan sampah yang dikirim ke TPA. Saat ini sudah melakukan administrasi dengan DLH untuk mengangkut sampah yang ada di kampus menuju TPA,” tandasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko