MALANG, Tugumalang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mencatat jumlah penyakit tidak menular (PTM) di Kabupaten Malang mencapai angka 165.993 sepanjang Januari-Oktober 2022. Meski tak menular, penyakit ini perlu ditangani dan dicegah dengan serius karena bisa menyebabkan kematian.
PTM tertinggi di Kabupaten Malang adalah hipertensi dengan 86.445 kasus atau 48,6 persen. PTM kedua terbanyak diderita oleh masyarakat Kabupaten Malang yaitu diabetes melitus dengan 40.613 kasus atau 21,5 persen. Posisi ketiga adalah penyakit jantung sebanyak 10.464 kasus atau 5,7 persen dari keseluruhan laporan kasus PTM.
Ada pula penyakit paru obstruksi (PPOK) sebanyak 6.609 kasus atau 3,6 persen, asma dengan 5.298 kasus atau tiga persen, stroke sebanyak 877 kasus atau 1,1 persen dan kanker payudara sebanyak 1.534 kasus atau satu persen.
Di tahun 2020, tercatat 18.130 kasus kematian akibat PTM di Kabupaten Malang. 3.460 kasus di antaranya disebabkan oleh penyakit jantung, 3.142 kasus atau 17,3 persen disebabkan stroke, sebanyak 1.593 kasus atau 8,8 persen disebabkan diabetes melitus, dan sebanyak 800 kasus atau 4,4 persen disebabkan PPOK.
Bupati Malang Sanusi mengatakan, PTM juga termasuk dalam permasalahan kesehatan yang dihadapi di samping pandemi COVID-19.
“Di samping masalah penyakit menular, juga terdapat peningkatan signifikan kasus penyakit tidak menular,” kata Sanusi saat memberikan sambutan di acara Sosialisasi Program Pengembangan Layanan Kesehatan Masyarakat Berbasis Aplikasi yang diselenggarakan di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Sabtu (19/11/2022).
Perkembangan peningkatan kasus PTM dan kematian akibat PTM juga disebut telah melampaui kasus penyakit menular.
Menurut Sanusi, penyakit tidak menular disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, pola tidur yang tidak teratur, kebiasaan merokok, stress yang tidak terkendali, serta tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
“Penyakit tidak menular ini bukan disebabkan oleh bakteri, kuman atau virus tetapi disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat,” kata Sanusi.
Maka dari itu, ia menyebut perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan pada fasilitas kesehatan. Salah satunya adalah dengan penyempurnaan pelayanan berbasis aplikasi, seperti Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) SmartHealth untuk skrining kesehatan. Dengan skrining, berbagai permasalah kesehatan bisa dideteksi dini sehingga bisa segera ditangani.
“Saya harap semua yang hadir di sini bisa memaksimalkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, baik menular maupun tidak menular di dalam membangun masyarakat Kabupaten Malang yang sehat dan produktif,” kata Sanusi.
Reporter : Aisyah Nawangsari
editor: jatmiko