Oleh: Irham Thoriq, CEO Tugu Media Group
Tugumalang.id – Dalam sebuah diskusi sekitar 4,5 tahun yang lalu, Budiono Darsono, Presiden Komisaris Kumparan.com mendapatkan pertanyaan dari salah seorang peserta. Dalam perjalanan panjang membangun detik.com lalu menjualnya ke taipan Chairul Tanjung (CT), serta kini kembali membangun Kumparan.com dengan anak-anak muda, jika ada satu kata yang mampu menggambarkan resep sukses, apa itu?
Diginity. Demikian kata pria yang akrab disapa BDI tersebut. Dignity atau harga diri, kata BDI, sudah merangkum banyak hal: kerja keras, integritas, inovasi, kreativitas, dan lain-lain. ”Kalau Anda menjual martabat Anda dengan Rp500 ribu, berarti ya sudah, segitu harga Anda,” ucap BDI.
Ketika itu, BDI seolah ingin menegaskan bahwa membangun usaha, adalah perjalanan panjang yang mungkin melelahkan, kehabisan amunisi, ganasnya persaingan, dan hal-hal lain yang memerlukan determinasi tinggi.
Baca Juga: Rokok dan Lontong Sayur Kuswiyoto
Apa yang disampaikan BDI, tampaknya sesuai dengan apa yang disampaikan CEO Aren Energy Toronata Tambun dalam sebuah diskusi yang saya ikuti. Kata dia, jika ada lowongan entrepreneur, maka lowongan tersebut kurang lebih akan berbunyi seperti ini:
Dicari, orang yang ingin melalui petualangan yang berbahaya, upah kecil, dingin, penuh dengan kegelapan, belum tentu kembali dengan selamat dan belum tentu ada penghormatan serta pengakuan jika berhasil.
Mungkin karena alasan itulah, entrepreneur bukan soal hanya mendirikan start up. Entrepreneur adalah soal mindset. Mindset untuk tidak pantang menyerah, untuk tidak baperan. Kalau kata Ciputra, semua orang yang bisa mengubah sampah bisa menjadi emas, dialah seorang entrepreneur.
Baca Juga: Jeda
Dengan demikian, entrepereneur bukan soal mendirikan start up. Seorang karyawan-pun, yang mempunyai jiwa memiliki serta inovasi yang tinggi, berhak menyandang intrapreneur. Disebut intrapreneur adalah seorang karyawan, yang bekerja layaknya seorang pemilik.
Tentu saja, kepada karyawan yang bermental intrapreneur ini, pemilik usaha harus mengapresiasi lebih. Bisa berupa kenaikan jabatan, share saham, atau bonus dengan jumlah tertentu.
Menyitir CEO Nurhayati Subakat Entrepneur Institute (NSEI), Salman Subakat, bahwa perusahaan akan besar jika ada semangat gotong royong di dalamnya. Seberat apapun tantangan, jika ada spirit gotong royong, perusahaan akan mudah melaluinya.
Semangat gotong royong antara pendiri, entrepereneur, serta intrapreneur inilah, yang harus terus menerus dikumandangkan, bagi entitas bisnis yang ingin bertahan dan survive di era disrupsi ini. Tanpa hal tersebut serta tanpa dignity yang luar biasa, sulit bagi perusahaan untuk bisa terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman yang sangat kompetitif.
Editor: Herlianto. A