BATU – Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, menegaskan bahwa pembangunan Pasar Induk Among Tani tidak akan terbengkalai meski pada akhir tahun nanti masa jabatannya habis. Meski nanti sudah kembali jadi warga biasa, Dewanti berjanji akan terus mengawal pembangunannya.
Sesuai kontrak, pasar induk yang dibangun dengan luas bangunan 35.077 meter persegi itu akan rampung pada 2023 mendatang. Penangggung jawab proyek ini dibawahi langsung oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR.
“Informasi terbaru, pada akhir tahun nanti sudah selesai 85 persen. Jadi bangunan, kios itu sudah kelihatan. Sisanya tinggal finishing yang memang butuh waktu banyak,” kata Dewanti, Kamis (13/10/2022).
Dewanti sangat senang bisa ikut mengawal proyek revitalisasi pasar yang legendaris tersebut. Karena gagasan revitalisasi ini sudah ada sejak lama hingga terjadi pandemi COVID-19. Saat itu, terjadi banyak anggaran yang di-refocusing.
“Tapi kami berhasil meyakinkan agar pe,bangunan pasar ini tetap bisa dilaksanakan. Meski juga sempat terkendala soal DED, tapi akhirnya pasar ini bisa dibangun kembali,'” jelas Budhe, sapaan akrabnya.
Meski nanti pada akhirnya dia tidak bisa ikut meresmikan, Budhe masih akan tetap mengawal pembangunan pasar. Utamanya soal pengelolaan pasar yang butuh penataan baik. Soal itu, kata dia sudah dikoordinasikan dengan dinas terkait.
“Artinya, di bulan November nanti harus sudah ada pengumuman pembagian bedak karena saya kira detail fisik pasar itu sudah tampak,” ujarnya.
Lebih lanjut, Diskumdag dalam hal ini juga diharap Budhe untuk melakukan studi banding ke sejumlah pasar di Indonesia. Dewanti memberi perhatian pada pasar tradisional PIK, Jakarta Utara yang diklaim Budhe seperti pasar bintang lima.
“Di sana itu kamar mandinya saja ada dua. Ada yang bayar sama tidak. Kalau yang bayar itu fasilitasnya bintang kima, ada AC juga. Tapi yang bayar juga masih bersih,” ungkapnya.
Selain itu, pasar tradisional kini juga dituntut untuk lepas dari stigma lama yaitu bersih dan terbebas dari penyakit, juga tikus dan kecoa. Di Jakarta, ada pasar yang membentuk petugas untuk memburu tikus dan kecoa.
“Ada targetnya. Misal nanti manajer pasar lewat terus ada tikus atau kecoa, gaji petugasnya dipotong. Saya kira hal-hal pengelolaan seperti itu nanti juga bisa diadaptasikan ke Pasar Induk Among Tani,” harapnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A