MALANG,Tugumalang – Aremania asal Klayatan, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Harie Pandiono Paimin membagikan kisahnya membentangkan spanduk dan kaos usut tuntas Tragedi Kanjuruhan di ajang Piala Dunia 2022. Spanduk tersebut sempat dicekal petugas keamanan karena dianggap memuat pesan negatif.
Harie datang ke ajang Piala Dunia 2022 dengan membawa spanduk serta kaos yang berisi beberapa pesan, di antaranya “Justice for Kanjuruhan 01.10.2022”, “#Usuttuntas Tragedi Kanjuruhan”, dan “Gas Air Mata, Matamu Cooookkk”.

Harie membentangkan spanduk dan kaos tersebut ke beberapa stadion, seperti Stadion Lusail, Ahmed Bin Ali, dan Al Janoub. Di Stadion Al Janoub inilah Harie harus berhadapan dengan petugas keamanan.
“Karena ada kata cooookkk itu, kalau dicari di internet, artinya kan negatif, makanya mereka menanyakan apa maksud dari isi spanduk itu,” kata Harie saat ditemui, Minggu (4/12/2022).

Harie pun menjelaskan bahwa isi dari spanduk tersebut adalah mengecam kekerasan polisi terhadap suporter sepak bola yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) lalu. Setelah mendapat penjelasan dari Harie, petugas keamanan pun memahami bahwa tidak ada pesan negatif dalam spanduk tersebut.
Harie mengatakan, pembetangan spanduk tersebut ia lakukan sebagai bentuk solidaritas kepada sesama Aremania yang tengah berjuang di Malang. Harie sendiri bekerja di sebuah perusahaan tambang di Kenya.
“Saya satu jiwa dengan teman-teman yang ada di Malang,” ujarnya.

Spanduk dan kaos Harie rupanya juga mengundang perhatian para supporter sepak bola dari berbagai negara yang hadir di Qatar untuk menyaksikan Piala Dunia 2022. Mereka menyapa Harie dan menanyakan perkembangan kasus ini.
“Respon mereka sangat positif sekali. Kami lagi latihan chant bersama supporter Barra Brava Argentina, hari ini. (Nantinya) Salam Satu Jiwa itu dinyanyikan teman-teman (pendukung) Argentina,” kata Harie.
Reporter: Aisyah Nawangsari
editor: jatmiko