MALANG – Kucing memiliki naluri untuk kembali datang jika merasa nyaman dengan orang. Namun tak semua orang suka kucing. Begitu kata Sri Swastiyanti Marhaeny, perawat 190 ekor kucing di rumahnya, Desa Sumberporong, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Wanita berusia 60 tahun itu mengaku hanya sebagai pecinta kucing. Namun dia telah merawat banyak kucing liar yang sakit di jalanan. Dengan biaya pribadi, dia merawat 190 ekor kucing itu.
Kini beredar informasi, ada 4 kucing mati di Perumahan Patraland Place, Kota Malang, dengan dugaan diracun orang tak bertanggungjawab. Tingginya populasi kucing di sana ditengarai menjadi penyebabnya.
Melihat hal itu, Eny sapaan akrab Sri Swastiyanti Marhaeny mendatangi warga, pengurus RT hingga pengembang Perumahan Patraland Place, Kota Malang. Dia mengaku melihat ada persoalan rumit di sana.
“Itu persoalan rumit, media sosial terlalu membesar besarkan kasus itu. Di sisi lain, warga di perumahan itu saling tuduh, siapa penyebar hoaks itu. Karena warga di sana merasa wilayahnya tercemar,” ungkapnya.
Isu Kematia Kucing di Patraland
Berdasarkan keterangan di media sosial, kasus dugaan kucing mati diracun di Perumahan Patraland Place itu jumlahnya puluhan. Bahkan ada media sosial yang menerangkan ada kematian kucing secara massal hingga kucing di perumahan itu habis sama sekali.
Dia menegaskan, usai mengkonfirmasi pengurus RT dan warga bahkan pengembang Perumahan Patraland Place, Kota Malang bahwa hanya ada 4 ekor kucing yang mati dengan dugaan diracun itu. Hanya saja, juga ada 11 ekor kucing liar dinyatakan hilang.
Dia menilai, memang ada pecinta kucing di perumahan itu yang sengaja kerap kali memberikan makanan ke kucing di sana. Hal itu yang kemudian dia duga mengakibatkan populasi kucing di perumahan itu menjadi tampak tinggi.
Menurutnya, kucing memiliki naluri untuk kembali ke sebuah lokasi ketika kucing itu merasa nyaman dengan perlakuan seseorang. Sebagai pecinta kucing disebutkan, harusnya juga menyadari bahwa tak semua orang suka kucing.
Untuk itu, dia mengatakan, harusnya pecinta kucing yang secara terus menerus memberikan makan pada kucing liar agar bertanggungjawab mengkondisikan kucing kucing yang diberi makan secara rutin di satu tempat itu.
“Seharaunya orang yang ngasih makan disitu tanggungjawab, karena ngasih makan terus. Kan gak semua orang suka kucing,” ujarnya.
Sementara terkait viralnya kasus ini, dia menduga ada komunitas pecinta kucing yang melakukan investigas sendiri tanpa konfirmasi ke pihak RT setempat. Dia menilai, komunitas itu diduga mengorek data pelapor dan kemudian menggunakan data itu untuk mengadukan ke kepolisian bahkan memviralkan ke media sosial.
“Menurut saya, alangkah baiknya jika konfirmasi ke pihak RT setempat dulu, biar RT yang melakukan tindakan. Kalau masalah tak selesai, baru cat lover bertindak untuk menentukan solusi,” jelasnya.
Dalam kasus kucing di Perumahan Patraland Place, Kota Malang ini, dia menilai memang terjadi karena adanya peningkatan populasi kucing. Namun dia mengaku juga mengecam tindakan diduga meracun kucing untuk mengurangi popupasi.
“Populasi kucing itu bisa diatasi dengan disteril (pembatasan kembang biak demi kesehatan hewan), agar tak berkembang,” ungkapnya.
Selain itu, banyak pecinta kucing di Malang yang punya solusi untuk mengatasi persoalan populasi itu. Tak sedikit menurutnya pecinta kucing di Malang yang mau merawat atau merelokasi kucing kucing liar.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A