MALANG, Tugumalang.id – Berkaca dari kasus yang sempat menggemparkan di Malaysia pada tahun 2023 lalu. Dimana terjadi kasus kelalaian yang mengakibatkan Zayn Rayyan, anak berusia 6 tahun dengan gangguan autis ditemukan tewas pada Desember 2023.
Peristiwa tersebut menjadi pembelajaran penting bagi orang tua. Apalagi dalam kasus Zayn Rayyan, pihak Pengadilan Malaysia menetapkan kedua orang tuanya, Zaim Ikhwan Zahari dan Ismanira Abdul Manaf sebagai tersangka atas dakwaan penelantaran anak.
Agar peristiwa serupa tak terjadi di Indonesia, Penawar Special Learning Centre (PSLC) mengajak para orang tua untuk lebih peduli terhadap keamanan anak autis.
Baca Juga: Johor Autism Conference 2024, Ajak Masyarakat Peduli Pada Perubahan Penanganan Anak Autis
Mengingat anak autis lebih rentan terhadap bahaya dan juga seringkali mengalami wandering atau suka berkeliaran. Mereka juga tidak memahami risiko serta kesulitan untuk meminta bantuan kepada orang lain saat dalam situasi berbahaya.
Hal inilah yang menurut PSLC perlu diminimalisir oleh orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Clinical Director PSLC, Dr. Ruwinah Abdul Karim mengatakan bahwa lembaganya memiliki peran untuk memberi edukasi kepada masyarakat bagaimana menjaga keamanan dan keselamatan anak berkebutuhan khusus.
Kasus yang terjadi pada Zayn Rayyan seharusnya tidak terjadi jika orang tua memiliki pengetahuan yang cukup tentang autisme dan bagaimana memberi treatment yang tepat kepada anak berkebutuhan khusus.
“Peran PSLC adalah untuk mengedukasi orang tua, menyediakan terapi perilaku untuk meningkatkan kesadaran anak terhadap bahaya. Serta mengadakan kampanye kesadaran masyarakat,” tuturnya.
Baca Juga: Jangan Ketinggalan! Ikuti Smart ABA Training untuk Penanganan Anak Autis yang diselenggarakan KID-ABA Autism and ADHD Center di eL Hotel Malang
Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Dr. Ruwinah itu menjelaskan bahwa kasus penelantaran atau kelalaian orang tua terhadap anak autis bisa dicegah. Orang tua harus memiliki kepedulian dan kemauan untuk belajar tentang intervensi dini dan strategi keamanan yang tepat bagi anak autis.
“Kasus seperti Zayn Rayyan bisa dicegah dengan intervensi dini, strategi keamanan yang tepat, dan lingkungan yang lebih peduli,” jelas Dr. Ruwinah.
Walaupun PSLC berbasis di Malaysia tepatnya di Pasir Gudang Johor, Malaysia. Tetapi masyarakat Indonesia tidak perlu risau jika ingin berkonsultasi seputar bagaimana memberikan treatment yang tepat kepada anak berkebutuhan khusus.
Karena PSLCNet telah dibuka di beberapa daerah di Indonesia. Melalui akses tersebut, PSLC berharap masyarakat dapat berkonsultasi atau mempercayakan penanganan terapi putra putri mereka yang mengalami masalah autisme di PSLCNet.
Edukasi terhadap orang tua sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kasus seperti yang dialami Zayn Rayyan. Untuk itu PSLCNet hadir di Indonesia agar masyarakat dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup seputar autisme.
Selain itu, PSLC juga menggelar event seperti Public Talk dan Autism Management Course sebagai wadah bagi masyarakat untuk belajar seputar autisme dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif sebagai bentuk dukungan kepada anak berkebutuhan khusus.
Anda dengan berbagai latar belakang dapat bergabung menjadi bagian dari PSLCNet untuk bersama-sama mewujudkan lingkungan yang ramah bagi anak autis.
Informasi seputar PSLCNet dapat diakses melalui media sosial PSLC Indonesia di Instagram dan TikTok, @pslc.indonesia, Facebook di Pslc Indo.
Serta dapat mengakses informasi terbaru di media yang berada di bawah naungan Tugu Media Group yakni Tugumalang.id, Tugujatim.id, dan Tugusehat.id.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
redaktur: jatmiko