Tugumalang.id – Melelahkan. Satu kata yang pernah terbesit bakal terucap sebelum berangkat ke Ibu Kota. Bagaimana tidak, pimpinan mengagendakan kegiatan di Jakarta berangkat dari Kota Malang pada Selasa sore, pulang Jumat sore. Jadwal itu bahkan diperpanjang hingga pulang Minggu (7/8/2022) sore.
Namun ternyata ekspektasi pribadi itu terbenam. Tak ada rasa lelah. Saya sebagai wartawan Tugumalang.id yang berdomisili di Kota Malang bersama CEO Tugu Media Group Irham Thoriq, GM Tugujatim.id Bayu Eka, GM Tugumalang.id Fajrus Sidiq dan Redaktur Pelaksana Tugujatim.id dan Koordinator Media Sosial Savero Karamiveta Dwipayana bersafari mencari inspirasi kepada pendiri pendiri startup, komunitas, pembina dan wartawan senior hingga pimpinan perusahaan raksasa di Jakarta.
Jumlah tokoh berpengaruh itu ada belasan yang kami temui. Kami sama sekali tak merasa capek. Justru semangat semangat baru bermunculan usai bertemu mereka. Kejenuhan di tengah kemacetan Ibu Kota pun tak terasa. Satu demi satu tokoh itu kami hampiri, menerjang padatnya arus lalu lintas. Meski beberapa di luar mereka harus gagal ditemui akibat terjebak macet dan nyasar.
Berbagai perbedaan latar belakang mereka mulai pengusaha, seniman, pengajar, jurnalis, motivator, aktivis sosial, hingga keturunan pahlawan pendiri bangsa dari HOS Tjokroaminoto memberikan pelajaran bahwa perbedaan adalah semangat persatuan.
Rabu pagi kami tiba di Jakarta, transit di apartemen dan bergegas menuju kegiatan pertama. Kami menemui CEO Paragon, Salman Subakat di kantornya. Namun ternyata kami di sambut dengan sebuah sesi diskusi yang membahas kepemimpinan bersama berbagai kalangan lintas komunitas internal maupun eksternal ekosistem Paragon.
“Ini tidak direncanakan, tapi seru kan?,” kata Salman Subakat kepada para peserta diskusi.
Kami dari Tugu Media Group dibuat tertegun dengan sesi itu. Tak disangka sesi itu membuat kami mengantongi semangat baru. Tak hanya itu, kami juga dipandu oleh Eko Siswati, Senior Officer Corporate Communication PT Paragon Technology and Innovation untuk berkeliling di kantor kantor Paragon di Jalan Kampung Baru, Jakarta Selatan.
Mulai rumah pendiri Paragon hingga produk pertama Paragon ditunjukkan kepada kami. “Perkantoran ini adalah kantor pusat Paragon,” kata Eko Siswati.
Tak terasa hari sudah sore, kegiatan hari pertama kami di Jakarta berakhir. Di malam hari, kami meluangkan waktu berkuliner di Gultik “Gule Tikungan” kata orang orang di sana.
Kegiatan di hari kedua, kami mendapat kesempatan berkunjung ke Rumah Wijaya dan Ganara Art di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan yang dibina Salman Subakat. Salah satu penggagas Rumah Wijaya, Umar Kusuma Hadi dan Founder Ganara Art, Tita Djumaryo berkolaborasi menghadirkan wadah mengekspresikan dan mengembangkan diri dengan berbagai kegiatan seni, budaya, sosial hingga pendidikan.
Umar berlatar belakang guru bahasa Inggris yang pernah mengajar di China bersama Tita yang berlatar belakang seorang seniman, memiliki misi mengentaskan kesenjangan melalui seni dan pendidikan di pelosok negeri. Berbagai kegiatan sosial pendidikan seni telah merambah ke wilayah wilayah terpencil di Indonesia.
“Gerakan kami berawal dari minimnya keberadaan sarana dan pendidik seni untuk anak anak muda. Kami ingin mengentaskan kesenjangan lewat seni dan pendidikan,” kata Tita Djumaryo.
Perjalanan kami berlanjut ke Tanggerang, menemui saudara dari GM Tugumalang.id. Tak sempat kutanya siapa namanya, namun dia menyelipkan pelajaran baru. Pemuda dari Madura membangun asa di Ibu Kota. Sejumlah usaha dia dirikan dengan membawa tenaga kerja dari Madura.
Perjalanan berlanjut menemui Direktur Utama Suara.com, Suwarjono. Dia membeberkan strategi membangun perusahaan media yang gercep menangkap peluang receh menjadi aset bak berlian. Memiliki kemampuan analisa yang mumpuni, Suara.com mampu bersaing dan melejit dibawah tangan dingin Suwarjono.
Di hari yang sama, perjalanan kami berlanjut ke Depok. Menemui salah satu pembina Tugu Media Group, Nurcholis MA Basyari. Ngobrol dan diskusi bak ngaji malam Jumat di kediaman Nurcholis itu berlangsung hingga tengah malam. Banyak motivasi penyemangat diberikan kepada kami.
Di hari Jumat, kami berkesempatan untuk bertandang ke Kantor Pemimpin.id dan bertemu foundernya yakni Dharmaji Suardika, pemuda asal Surabaya yang visioner. Dia mendirikan Pemimpin.id untuk membangun ekosistem kepemimpinan generasi Indonesia yang lebih baik.
Berbagai konten wawasan ilmu kepemimpinan dia buat. Dia terinspirasi dari Rumah Peneleh milik HOS Tjokroaminoto untuk menghadirkan rumah para pemimpin di Pemimpin.id. Konten konten milik Pemimpin.id kini telah digunakan para guru di pelosok negeri untuk diajarkan kepada siswa siswi.
“Kami ingin membangun gerakan yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Gerakan itu akan tampak bermanfaat jika ada orang yang menangis ketika gerakan itu dibubarkan,” kata Aji sapaan akrabnya.
Generasi kelima HOS Tjokroaminoto yakni Adrian Tjokro yang tersentuh dengan gerakan Pemimpin.id. Bahkan mengapresiasi dengan hadir secara langsung menemui Aji di Kantor Pemimpin.id.
Di hari yang sama, Tugu Media melanjutkan perjalanan menemui Founder Pondok Inspirasi, Rico Juni Artanto di Bogor. Rico juga memiliki cerita inspiratif saat memperjuangkan keberadaan Pondok Inspirasi sebagai yayasan sosial pendidikan dan kepemudaan. Dari niat membantu mahasiswa yang kesulitan biaya hidup, dia mengontrak rumah sebagai asrama gratis untuk para mahasiswa bernama Pondok Inspirasi.
Cobaan besar pernah menghampirinya, yakni sewa kontrakan rumah itu menunggak hingga Rp 120 juta lantaran terhantam badai pandemi. Keuletan dan perjuangan Rico mempertahankan Pondok Inspirasi membuahkan hasil usai dipertemukan dengan Salman Subakat.
“Teruslah bermimpi, mimpi sekecil apapun pasti akan terwujud. Entah itu nanti, esok atau lusa,” ucapnya.
Sebagai penutup perjalanan di Jakarta, Tugu Media Group menghadiri sesi diskusi bersama Paragon dalam Mingle (Malam Minggu Belajar Leadership) di Rumah Wijaya, Jakarta Selatan. Berbagai komunitas juga hadir secara langsung di acara itu.
Salman Subakat yang menjadi pembicara menyampaikan, bahwa tak ada rumus pasti untuk membentuk jiwa kepemimpinan. Namun bergaul dan memperbanyak interaksi dengan orang orang berjiwa pemimpin perlu dilakukan.
Selain itu, dia juga memberikan strategi agar seorang pemimpin bisa membangun lingkungan kerja yang sehat. Salah satunya dengan saling memuji antar kolega dan mengedepankan kekeluargaan. Memberikan asa kepada orang orang sekitar, solutif, tegas, bertutur baik dan kritis.
Dalam diskusi itu, Salman juga mengajak peserta untuk menggambarkan sosok mentor atau tokoh idola untuk memotivasi diri dalam menggapai mimpi. Cari tau kebiasaannya, gagasannya hingga prestasinya.
“Jika tokoh idolamu tak sesuai harapanmu dalam menggapai mimpi, wujudkan mimpimu dengan caramu sendiri,” tutup Salman Subakat.
Reporter: M Sholeh
Editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id