MALANG – Menjadi kampus berkarakter, Universitas Negeri Malang (UM) terus berkomitmen melakukan pengabdian masyarakat. Di antaranya, menyelenggarakan pelatihan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk memperkuat keterampilan abad 21 bagi Guru PAI SMP-SMA di Kabupaten Malang.
Hal ini disampaikan oleh Sekretariat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UM, Dr Ahmad Munjin Nasih, dalam kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, pada Selasa (13/09/2022) bertempat di Aula Kementerian Agama Kabupaten Malang.
Menurutnya, kegiatan pengabdian tersebut merupakan hasil dari program kerjasama antara tim pengabdian masyarakat Departemen Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang serta Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang, yang mengundang guru-guru dan pengawas PAI di lingkungan Kabupaten Malang. Kegiatan ini juga sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi.
“Kami melihat bahwa keterampilan guru-guru PAI di Kabupaten Malang perlu dikembangkan dalam konteks keterampilan abad 21. Perlu ada penguatan model pembelajaran PAI kearah pembentukan peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan abad 21,” ujarnya.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dikemas dalam bentuk pengembangan model pembelajaran yang adaptif pada abad 21, yaitu model pembelajaran WISE, Problem Based Learning dan Project based learning yang disertai dengan praktik penyusunan pembelajaran PAI.
Disamping itu, juga ada proses pendampingan kepada guru-guru PAI untuk menyusun model pembelajaran PAI sesuai bidang bahasannya. Seperti, materi PAI jenjang SMP dan jenjang SMA serta SMK.
“Sejauh ini memang masih banyak tugas dan tanggungjawab yang harus kita selesaikan. Tapi saya tegaskan bahwa kami LP2M mendampingi dari segi pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Lebih jauh, Dr Achmad Sultoni, sebagai ketua tim pengabdian masyarakat kegiatan ini menjelaskan, guru-guru PAI perlu mendapatkan pemaparan dan pelatihan tentang model pembelajaran abad 21. Sejauh ini,
“Sebagai bagian dari Malang, UM harus berkontribusi hadir dalam membantu dan memfasilitasi guru-guru PAI di bawah naungan kementerian agama kabupaten Malang dalam rangka upgrading wawasan pendidikan,” sambung dia.
“Kita akan memotivasi guru-guru PAI untuk terus mengembangkan ide kreatif dalam pembelajaran PAI dengan model-model terbaru. Seperti penggalian pengalaman peserta didik, pencarian gagasan dan ide peserta didik, serta penelusuran kecenderungan akan bakat dan minat bahasan PAI peserta didik. Dengan harapan, semakin memperkuat pemahaman peserta didik dan guru PAI dalam pembelajaran PAI abad 21,” jelasnya.
Pendampingan kegiatan pengabdian masyarakat ini, disampaikan juga oleh Titis Thoriquttyas, M.Pd.I pada materi “Model Pembelajaran “Problem based Learning”.
Dalam sesi tersebut, Thoriq menyampaikan penjelasan teoritis “Problem based Learning”, kelebihan dan sintaks implementasinya. Kontekstualisasi “Problem based Learning” dalam pembelajaran PAI juga disampaikan diakhir sesi pemaparan tersebut sehingga menunjang pemahaman guru-guru PAI. Selanjutnya, pemaparan materi berikutnya dari M. Rizal Ramadhan, M.Pd pada materi, “Problem based Learning”.
Pada materi ini Rizal menambahkan materi pembelajaran berbasis Problem based Learning sebagai salah satu model pembelajaran abad 21.
“Kegiatan pengabdian masyarakat ini membangun kesadaran bagi guru-guru PAI di Kabupaten Malang bahwa proses pembelajaran telah berkembang dan harus berkembang ke arah pemenuhan karakteristik abad 21. Harapannya dengan pendampingan ini, kita bisa melangkah lebih baik bersama-sama kearah penyempurnaan pembelajaran PAI,” tandas Munjin Nasih.
Reporter: Fajrus Sidiq
Editor: Herlianto. A