TuguMalang.id – Seni pertunjukan Reog Ponorogo telah menjelma sebagai warisan budaya yang tersebar di berbagai penjuru negeri. Termasuk di Kota Malang bahkan Negeri Jiran. Lantas bagaimana sejarah perkembangan Reog Ponorogo hingga bisa menembus batas batas wilayah ini.
Pakar Sejarawan dan Budaya Kota Malang, Dwi Cahyono menjelaskan bahwa seni pertunjukan Reog Ponorogo pertama kali muncul di era Kerajaan Wengker pada abad ke-11 silam. Namun kemudian disempurnakan di era Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit.
“Dulu awalnya kesenian ini dikemas tak selengkap sekarang, mulai dadak merak atau gabungan kepala harimau dengan merak, jatilan, bujang ganong hingga warokan,” ucap Dwi.
“Reog Ponorogo itu disempurnakan lintas masa, mulai Era Kerajaan Wengker, Kerajaan Kadiri, diperkuat di era Kerajaan Majapahit hingga sekarang,” imbuhnya.
Wujud dadak merak ini muncul di era Kerajaan Kadiri dalam legenda sayembara pelamaran putri Raja Kadiri yang memberikan syarat pernikahan untuk menghadirkan sosok mahkluk berkepala dua. Singkat cerita, pemenang sayembara ini kemudian menikah dengan putri Raja Kadiri yang kemudian tinggal di Ponorogo.
Berjalannya waktu, seni pertunjukan Reog Ponorogo berkembang hingga pelosok negeri termasuk Kota Malang. Namun di setiap daerah memiliki ciri khas masing masing. Hingga akhirnya seni pertunjukan ini juga mampu menembus negeri Jiran yang dibawa oleh warga Indonesia.
“Reog Ponorogo menjadi pertimbangan Unesco untuk ditetapkan sebagai heritage karena punya akar tradisi dan sebarannya luas sampai melintasi wilayah administrasi Ponorogo,” jelasnya.
Dia menjelaskan, Reog Ponorogo juga berkembang di Malaysia sejak sekitar awal 1900an. Sebab, masyarakat yang mengembangkan kesenian itu juga merupakan warga Indonesia yang bermigrasi ke Malaysia.
“Justru keberadaan Reog Ponorogo di Malaysia itu menarik bagi saya. Karena kita ternyata mampu mengekspor budaya nusantara. Namun tentu ini tidak boleh diklaim oleh mereka, karena asalnya dari Ponorogo, Indonesia,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
editor:jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id