Kota Batu, Tugumalang.id – Produk ekonomi kreatif di Kota Batu, Jawa Timur semakin berwarna. Salah satunya yang menuai perhatian adalah Batik Tanaman Obat Keluarga atau Batoga. Menariknya, batik cap ini dibuat dari limbah tanaman toga.
Batik Batoga ini dibuat di Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji Dwi Harining Setyowati sejak 2018. Memiliki latar belakang sebagai petugas kebersihan tak menyurutkan perempuan itu untuk menelurkan kreativitasnya.
Lambat laun, batik buatannya mulai dikenal khalayak luas bahkan mampu menembus pasar luar negeri. Dwi menerangkan jika penamaan Batoga ini memang ditujukan untuk mengangkat kembali potensi tanaman toga.
”Tujuan saya memang mengenalkan lagi tanaman toga ini saya pakai untuk motif batiknya, baik buah-buahan maupun tanaman,” kata Dwi, Minggu (25/2/2024).
Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional, Dewanti Pamerkan Motif Batik Khas Kota Batu
Dwi menuturkan jika pembuatan batik ini terinspirasi dari minuman herbal yang diminum Presiden RI Joko Widodo seperti kunyit, jahe hingga temulawak. Ide itu lalu ia tuangkan menjadi batik dan berhasil. Kini, produknya telah didaftarkan HAKI pada 2020.
Peremuan yang juga menjabat Ketua Komunitas Bank Sampah Kartini Kota Batu itu memproduksi batiknya dengan melibatkan ibu-ibu dari komunitas hingga petugas kebersihan DLH Kota Batu. Tak hanya batik cap, ia juga mengerjakan batik tulis.
Hingga saat ini, batik buatannya telah banyak dipesan khalayak luas bahkan dari kalangan pemerintah seperti Dinsos, Kesbangpol, BPSDA Kota Batu, Bawaslu hingga BPN.
Baca Juga: Sambut Hari Batik, Model Fashion Show di Kota Malang Tampil Melenggak Lenggok di Kafe
”Sejauh ini kami sudah punya 3 tempat produksi yaitu di TPS Stadion Berantas, Beji dan Giripurno,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk harga ia membrandol batik buatannya berkisar antara Rp 200 hingga 750 ribu tergantung dari jenis kain yang diminta. Mulai kain premis, katun sutra sampai sutra. ”Sehari-hari, kami bisa produksi 6 sampai 12 batik,” tuturnya.
Sementara itu, nama Batoga sendiri terdengar di telinga Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai. Aries langsung melihat langsung proses produksi batik yang dibuat oleh petugas kebersihan tersebut.
Ia sangat senang dan menuturkan apreasinya atas dedikasi para perajin di Kota Batu yang tak kenal lelah berinovasi dan produktif dalam berkarya. Menurutnya hal tersebut bisa menjadi contoh bagi masyarakat Kota Batu mencari peluang baru.
“Masyarakat harus berinovasi dan produktif dalam berkarya. Ini menjadi peluang membuka lapangan pekerjaan, apalagi Kota Batu sebagai jujugan wisatawan. Terlebih banyak potensi Kota Batu yang bisa digali oleh masyarakat dalam meningkatkan perekonomian,” paparnya.
Jika produk ini terus berkembang, lanjut dia, Pemkot Batu tentu tidak akan tinggal diam. Aries menjamin akan mempermudah segala proses perijinan hingga mendorong perbankan untuk memberikan bantuan atau kredit usaha yang memudahkan perajin untuk terus berkembang.
”Saya sungguh kagum dan mengapresiasi atas produk ini. Kota Batu memang tidak kehabisan orang-orang kreatif,” ujarnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
editor:jatmiko