Tugumalang.id – Mengalami penurunan dibanding tahun lalu, angka stunting di Kota Malang saat ini mencapai 9,5 persen. Hal ini diungkapkan Wali Kota Malang, Sutiaji, usai menghadiri Rembuk Stunting Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Kota Malang, pada Senin (5/9/2022).
Berdasarkan perhitungan hasil bulan timbang, angka ini turun jauh bahkan dari target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kota Malang 2018-2023 sebesar 14 persen. “Ini real berdasarkan bulan timbang,” ujar Sutiaji.
Menurutnya, ada beberapa instrumen yang bisa digunakan untuk mengukur angka stunting. Selain timbang dan tinggi badan, juga terkait jumlah pasangan usia subur atau nikah di usia dini karena hal ini dinilai rawan berpotensi menyebabkan stunting.

Ditambahkan, ada sejumlah daerah di Kota Malang yang berpotensi stunting karena usia suburnya tinggi. Terlebih, ketika tidak mampu mengatur pola hidup. “Ketika itu tidak kita awasi, bisa jadi itu akan berpotensi stunting. Stunting kita ada di angka 9,5 persen,” lanjut dia.
Karenanya, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai perangkat daerah terkait sebagai akselerasi mewujudkan Kota Malang bebas stunting di tahun 2030 mendatang.
Imbuh Sutiaji, Kota Malang bahkan ditetapkan sebagai satu dari 10 daerah perluasan pelaksanaan percepatan stunting tahun 2021 sehingga perlu terus menerus diupayakan.

“Targetnya, pada tahun 2030 mengakhiri segala bentuk malnutrisi termasuk stunting pada baduta dan balita. Ini komitmen kita, maka harus dikuatkan bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan bahwa sebelum terselenggaranya Rembuk Stunting, Dinkes Kota Malang telah menggelar aksi penetapan lokasi prioritas stunting dan rencana kerjanya.
“Jadi ini merupakan kelanjutan dari rencana dua itu, diharapkan memang stunting harus bersama-sama ditangani dan memang tidak bisa Pemerintah Kota Malang apalagi Dinas Kesehatan saja, tapi semuanya (stakeholder) harus bergerak,” terangnya.

Diungkapkan dr Husnul, setidaknya ada 10 kelurahan yang menjadi prioritas pengentasan stunting di Kota Malang yakni Tlogomas, Bumiayu, Tunggulwulung, Kiduldalem, Blimbing, Kauman, Merjosari, Gadang, Mojolangu, dan Sukoharjo.
Berdasarkan data Dinkes Kota Malang per Juli 2022, angka stunting berdasarkan tinggi badan menurut umur tahun 2022 di kelurahan Tlogomas mencapai 26,20 persen, Bumiayu mencapai 22,61 persen persen, Tunggulwulung dengan 18,28 persen, Kiduldalem dengan 17,69, Blimbing 16,67 persen, Kauman 16,24 persen, Merjosari 14,81 persen, Gadang 14,44 persen, Mojolangu 13,10 persen, dan Kelurahan Sukoharjo mencapai 12,98 persen.
“Maka, berbagai unsur dan stakeholder di masyarakat kita undang semua (di acara Rembuk Stunting). Yang terpenting adalah kita bagaimana komitmen (melalui) penandatanganannya (di acara Rembuk Stunting ini),” jelas dia.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti