Tugumalang.id – Sebuah aksi vandalisme terhadap baliho Puan Maharani yang viral akan slogan Kepak Sayap Kebhinekaan juga datang dari Kota Batu, Jawa Timur. Coretan bertuliskan ‘Open BO, Cox’ pada baliho ini diketahui pada Selasa (24/8/2021) pagi.
DPC PDI Perjuangan Kota Batu yang dikomandoi Punjul Santoso berencana melaporkan tindakan ini pada kepolisian. Namun, Akademisi asal Kota Batu, Nurbani Yusuf, menganggap langkah itu bukan sikap yang arif dan bijak.
Menurut alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, aspirasi masyarakat, terlepas dari salah atau benar caranya, tetap harus ditampung. Apalagi, aksi vandalisme yang juga terjadi dimana-mana ini, tidak berangkat dari ruang kosong.
”Vandalisme ini tidak datang ujug-ujug. Bagi saya itu adalah respon alamiah rakyat yang jengah dengan para politisi yang sempat-sempatnya berkampanye di masa sulit seperti ini,” ungkapnya, pada Selasa (24/8/2021).
Namun, sergah dia, bukan berarti dirinya mendukung aksi vandalisme. Namun, sebagai pemerintah dan wakil rakyat, seharusnya memandang ini sebagai aspirasi masyarakat yang alami. ”Jadi saya kira pemerintah/legislatif bisa menyikapi ini dengan bijak. Tidak semua hal harus selesai di meja hijau. Alangkah baiknya jika kita bertabayyun saja,” imbaunya.
”Di situasi seperti ini, sudah saatnya berbuat kebaikan dan membuktikan janji-janji politiknya. Ini bukan saat yang tepat untuk berkampanye,” tegasnya.
Dia berharap agar fenomena ini dijadikan sebagai bahan introspeksi, daripada membuang waktu perkara ini di jalur hukum.
Bisa jadi, kata dia, vandalisme menjadi satu-satunya cara rakyat untuk menyampaikan aspirasi yang buntu. ”Artinya pemerintah/legislatif dalam hal ini harus lebih terbuka menerima aspirasi rakyat. Rakyat juga butuh mengeluh, menyampaikan kekesalan. Menjadi pemerintah, ya memang harus siap juga jadi samsak kekesalan,” tandasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti