MALANG, tugumalang.id – Sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945, seluruh wilayah di Indonesia tidak luput dari penjajah. Salah satu wilayah tersebut adalah kota Batu.
Pendudukan pasukan Belanda terjadi hampir di seluruh kota Indonesia. Kota Malang, di Jawa Timur (Jatim) menjadi salah satu kota yang diduduki tentara Belanda. Karena banyaknya penindasan yang terjadi di Malang, banyak tokoh yang berperan dalam pengusiran penjajah. Mereka gugur di medan perang untuk mengusir tentara Belanda dari bumi nusantara.
Sekitar tahun 1947 dibentuklah pasukan penggempur atau pasukan “Berani Mati”, yang dipimpin Mayor Abdul Manan. Pasukan ini beroperasi di wilayah Batu dan sekitarnya. Cita – cita mewujudkan kemerdekaan yang kuat, membuat ratusan pemuda bergabung dengan pasukan ini dan secara gerilya ikut serta dalam perang melawan Belanda.
Selain itu, kota Batu juga memiliki tokoh penting yang membantu mewujudkan kemerdekaan. Salah satu tokoh tersebut adalah Abdul Gani, merupakan sosok tokoh perjuangan kemerdekaan yang berasal dari Malang. Abdul Gani berpartisipasi dalam perjuangan melawan pemerintahan Belanda di kota Batu.
BACA JUGA: Tragedi Gerbong Maut Museum Brawijaya, 46 Pejuang Tewas Dalam Pengap
Pada masa perjuangan kemerdekaan, Abdul Gani, menjadi sosok pahlawan garda terdepan dalam melawan penjajahan kolonial Belanda. Dalam perjuangannya, Abdul Gani dibantu tiga belas tentara. Selama perjalanan perjuangan tersebut, Abdul Gani dan tiga belas pasukan lainnya tewas dalam serangan Belanda di Desa Gunungsari, Kota Batu.
Kegigihan perjuangan dalam melawan penjajah, membuat Abdul Gani meninggal dalam keadaan mengenaskan di Desa Kaliputih. Insiden tewasnya Abdul Gani sangat mengenaskan, dimana sebuah kendaraan yang dikemudikan oleh seorang serdadu Belanda bernama Mison menyeret jasad tokoh perjuangan kota Batu tersebut.
Untuk mengenang perjuangan sosok pahlawan tersebut, namanya diabadikan menjadi Jalan di Desa Ngaglik, Malang. Dimana, jalan ini menjadi akses jalan utama menuju Agrowisata dan Museum Angkut. Jalan Abdul Gani juga berfungsi sebagai rute penting untuk transportasi umum, seperti bus dari Malang ke Jombang atau Kediri dan sebaliknya.
Dibalik pengorbanan serta perjuangan tokoh pahlawan tersebut, sudah sewajibnya sebagai generasi penerus bangsa untuk menghargai jasa perjuangan pahlawan. Selain itu, mengenang kisah perjuangan pahlawan tersebut semakin membuat kita selalu ingat perjuangan mereka.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis : Rafida Tri Pitaloka
editor: jatmiko