MALANG, Tugumalang.id – Setiap tahun, warga Dusun Jamuran, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang berbagi makanan dengan menggunakan wadah yang terbuat dari batang pohon pisang. Wadah yang disebut dengan encek tersebut harus ditutup dengan menggunakan daun pisang.
Kepala Desa Sukodadi, Susilo Wahyudi mengatakan bahwa ini adalah tradisi nenek moyang di Dusun Jamuran. Hingga saat ini, tradisi tersebut masih dilakukan setiap hari Senin Legi atau Kamis Legi bulan Selo penanggalan Jawa.
“Memang tradisi dari dulu seperti itu, harus pakai gedebog (batang pohon pisang) dan ditutup dengan daun pisang. Tidak boleh pakai kertas,” kata Susilo.
Setiap kepala keluarga (KK) diharuskan membawa satu encek makanan. Nantinya makanan tersebut akan ditukar dengan KK lainnya.
Tahun ini, terdapat sekitar 670 KK yang berpartisipasi di tradisi ini. Pelaksanaannya dilakukan di Balai Rakyat Dusun Jamuran, Senin (19/6/2023).
Secara keseluruhan, kegiatan yang juga disebut bersih dusun ini berlangsung selama empat hari empat malam. Berbagai kesenian lokal seperti tari, bantengan, pencak silat, dan karawitan telah ditampilkan.
“Di hari puncak ini ada tayuban yang diawali dengan tari remo dan diakhiri dengan lima gending tradisional. Ini adalah tradisi leluhur kami yang notabene adalah pecinta tayub,” jelas Susilo.
Selain untuk melestarikan budaya nenek moyang, Susilo menyebut kegiatan ini juga dilakukan untuk menjaga kerukunan warga Dusun Jamuran. “Setiap tahun kami laksanakan, bahkan saat pandemi kemarin tetap kami lakukan,” kata Susilo.
Bupati Malang, Sanusi turut mengapresiasi kegiatan ini. Ia mengatakan bahwa tradisi berbagi dengan sesama perlu dilestarikan karena merupakan wujud rasa syukur.
“Mari saling menghormati warisan budaya leluhur yang berharga ini demi mewujudkan keindahan dalam keberagaman sebagai bangsa yang luhur,” kata Sanusi.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko