Malang, Tugumalang.id – DPRD Kota Malang mengingatkan Pemerintah Kota Malang untuk serius dalam melakukan penataan kawasan Kayutangan Heritage. Pasalnya, pemasangan lokomotif kereta sebagai ornamen baru di Kayutangan menuai kritikan publik.
Anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji mengatakan bahwa realisasi penataan kawasan Kayutangan harus sesuai dengan rencana dan konsep awal. Yakni menjaga keberadaan peninggalan sejarah di kawasan Kayutangan, Kota Malang.
“Apapun dekorasi yang dipasang di Kayutangan saya sudah sampaikan bahwa kalau bisa disesuaikan dengan konsep awal Kayutangan Heritage. Jangan sampai nanti tidak sesuai dan malah menjadi bahan olok olokan bagi masyarakat yang mengeri sejarah,” kata Bayu, Minggu (16/4/2023).
Bayu yang juga merupakan Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Malang itu mengatakan, penambahan ornamen baru harus didiskusikan dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) atau pemerhati sejarah dan budaya Kota Malang. Pasalnya, kawasan Kayutangan erat kaitannya dengan sejarah yang kini tengah naik daun menjadi perwajahan Kota Malang.
“Kami melihat penataan Kayutangan ini sporadis, kayak pemasangan box telephone hingga lokomotif baru ini. Harusnya sesuai dengan blue print awal Kayutangan. Harusnya itu dikomunikasikan dengan teman teman pemerhati sejarah dan budaya,” tuturnya.
“Kalau orang awam mungkin melihat oh ini (ornamen) bagus. Tapi kalau ditarik lebih detail, tentu pemerhati sejarah tidak akan nyaman melihat itu,” imbuhnya.
Dikatakan, keberadaan ornamen ornamen di Kayutangan memang banyak yang tidak sesuai dengan rencana awal dan bahkan menyimpang dari catatan sejarah di Kota Malang. Hal itulah yang menurutnya membuat pemasangan ornamen baru di Kayutangan menuai polemik.
“Pemasangan lokomotif ini tidak sesuai dengan blue print Kayutangan. Waktu penyampaian blue print itu tidak pernah disampaikan adanya lokomotif itu. Bahkan box telephone itu juga tidak ada,” ungkapnya.
Meski replika lokomotif itu merupakan CSR, Bayu mengatakan bahwa Pemkot Malang seharusnya juga mengkaji kelayakan ornamen tersebut bersama tim ahli sejarah. Melalui kajian itu, juga bisa menghasilkan penempatan yang sesuai dan tidak menggangu fasilitas lain atau estetika ornamen atau monumen lain.
Pasalnya, replika lokomotif itu dipasang tepat di depan monumen bersejarah yakni Monumen Chairil Anwar. Bayu menyebutkan bahwa Pemkot Malang terlanjur memasang ornamen baru tanpa melibatkan kajian sejarah.
“Aturan CSR saat ini memang ada kekosongan, jadi kami di DPRD juga sedang proses mematangkan Perda tentang CSR agar nanti bisa tertata dengan baik,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Foto: Replika lokomotif sebagai ornamen baru di kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang (M Sholeh)