Tugumalang.id – KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah mengatakan bahwa pesantren adalah satu subkultur dalam kebudayaan masyarakat Indonesia. Artinya, pesantren kekhasannya tersendiri yang unik dan berbeda dibanding dengan masyarakat umum.
Tentu saja, kalau dijabarkan apa yang dikatakan oleh Presiden Indonesia ke-4 itu sangat panjang. Tetapi memang sejauh belajar di pesantren, saya mengalami berbagai hal unik dan tak biasa yang terjadi dan bahkan sudah menjadi tradisi di kalangan pesantren.
Keunikan itu kalau dijabarkan satu persatu akan sangat banyak. Nah, kali ini saya hanya ingin memaparkan 7 hal unik yang biasa terjadi di lingkungan pesantren. Dan, saya pastikan orang yang tidak pernah nyantri tidak akan tahu hal ini.
Baca Juga: 7 Pesantren di Malang Cocok untuk Putra-putri Anda, Belajar Agama dan Ilmu Umum
1. Ghosob
Salah satu hal yang tidak bisa dihindari dan sudah menjadi tradisi di Pondok Pesantren adalah ghosob, yaitu menggunakan barang bukan miliknya sendiri. Awalnya hal ini disebabkan satu orang santri dighosob barangnya, bisa berupa sandal, baju, atau apapun. Tapi, biasanya yang sangat sering adalah sandal.
Peristiwa ghosob sandal ini bisa terjadi di mana pun, bisa di asrama, masjid atau kantin. Nah, santri yang dighosob itu akhirnya tidak punya cara lain untuk mengenakan sandal kecuali dengan memakai sandal teman lainnya tanpa seizin pemiliknya.
Akhirnya kejadian ini terjadi secara berantai, jika tidak saling memahami bahwa perbuatan ini dilarang dan hukumnya berdosa. Anehnya, sandal yang dighosob itu seringkali tidak dapat ditemukan lagi oleh sang pemilik alias hilang.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru Islam, Pesantren Luhur Baitul Hikmah Gelar Khitanan Massal
2. Penyakit gatal
Penyakit gatal sangat akrab sekali bagi santri, terutama yang masih baru. Tapi kadang juga masih dialami oleh santri lama. Hal ini semakin menjadi ujian bagi santri apakah dia kerasan atau tidak untuk terus belajar di pesantren.
Dari mana datangnya penyakit gatal ini, memang sejauh ini belum diungkap secara jelas. Tetapi biasanya penyakit ini menular dari satu santri ke santri lainnya. Sudah banyak sekali pengobatan yang sudah dijalani santri di pesantren, namun tidak kunjung terbebas secara total.
Konon, ini sebuah keyakinan, santri yang terkena penyakit gatal saat belajar di pondok itu menandakan bahwa ilmunya sudah masuk.
3. Rebutan makanan
Yang unik lagi dari santri adalah sewaktu mendapat jatah kiriman dari orang tua. Santri yang mendapat jatah kiriman ini sudah ditunggu santri lain untuk ikut berpartisipasi berebut makanan.
Namun yag kadang sebuah ironi, pemilik makanan bahkan tidak sampai ikut makan karena “dihajar” oleh santri yang lain. Ini adalah suatu tradisi yang lazim ditemui di pondok-pondok salaf mana pun, meski latar belakang santri adalah orang yang mampu.
Namun demikian, tak ada pertengkaran di sana. Malah bisanya menjadi sesuatu yang sangat seru dan akrab. Santri yang kehabisan makanan karena direbut, di lain kesempatan dia akan merebut juga punya temannya yang lain.
4. Antri kamar mandi
Saat menjelang kegiatan dimulai, kegiatan apapun, akan ada pemandangan menarik di kamar mandi santri, tempat wudu atau jamban. Satu kamar mandi bisa saja antre sampai 3 orang. Jika ada santri yang tidak kunjung ke luar, maka yang antre akan menggedor-gedor pintu.
Bisa dibayangkan hal ini terjadi di masyarakat umum. Tidak terbayang bagaimana rasannya. Namun antre ini bisa disiasati dengan cara memanajemen waktu dengan baik tergantung pribadi santri itu sendiri.
5. Mayoran
Istilah mayoran tidak begitu popular di luar pesantren dan hanya ada di pondok pesantren. Mayoran merupakan bentuk rasa syukur santri setelah mengkhatamkan kitab dengan memasak makanan dengan porsi besar sehingga bisa dinikmati secara bersama-sama.
Makanan yang sudah dimasak itu biasa ditaruk di nampan yang besar atau kertas minyak dengan dilengkapi lauknya. Lalu santri dengan kompak makan makanan tersebut. Untuk membuat makanan itu, biasanya tiap santri ditarik iuran dengan tarif tertentu.
Ada beberapa menu khas yang tidak boleh ketinggalan saat mayoran ini yaitu sambal terong yang dilahap dengan nasi putih hangat. Meski sederhana, tetapi kebersamaan membuat semuanya terasa enak dan nikmat.
6. Ta’zir
Ta’zir adalah sebuah hukuman yang dikenakan kepada santri yang melanggar peraturan. Tingkat hukuman disesuaikan dengan jenis pelanggaran yang diperbuat. Ada yang ringan, sedang dan berat.
Ta’ziran yang ringan contohnya push up 20 kali atau jalan jongkok sebanyak 2 kali. Untuk ta’zir sedang contohnya membaca surat Yasin, Waqiah dan al-Mulk di halaman atau saolat hajat selama satu jam. Untuk ta’zir kategori berat seperti dikembalikan kepada orang tuanya.
7. Meril
Meril merupakan julukan untuk santri putra berparas tampan, kulit putih dan tidak memiliki kumis maupun jenggot. Dia seolah diposisikan sebagai wanita di antara para santri putra. Biasanya banyak yang naksir sama meril ini.
Santri meril tak hanya menjadi sorotan semua santri, bahkan banyak yang sampai memperebutkannya. Ada yang mengelus-elus pipinya, mencium bahkan bergandengan tangan.
Kenapa hal ini bisa terjadi, karena para santri yang berada di pondok jarang sekali melihat perempuan. Mereka hanya bisa melihat perempuan hanya waktu liburan atau ada acara besar yang mempertemukan seluruh santri putra dan putri.
Demikianlah 7 hal menarik seputar santri di pondok pesantren. Jadikan semuanya itu sebagai bentuk ujian bagi para santri yang sedang menuntut ilmu agar lebih memotivasi diri untuk menjadi peribadi yang semakin baik dan bermanfaat bagi umat.
Penulis: Amir Hamzah (Magang)
Editor: Herlianto. A