Tugumalang.id – Hubungan manipulatif adalah sebuah kondisi munculnya perilaku manipulasi yang sengaja digunakan untuk mengendalikan pikiran, perasaan, atau tindakan orang lain dalam sebuah tali pertemanan.
Hal ini juga sering kali terjadi dalam hubungan percintaan. Seseorang dapat menggunakan manipulasi sebagai alat untuk mencapai ambisi pribadi mereka, tanpa memperhatikan perasaan dan kebutuhan pasangannya.
Baca Juga: Self Love, Kunci Ampuh Mengatasi Masalah Mental Health
Orang-orang manipulatif seringkali menggunakan cara tidak jujur atau berbohong hingga berujung pada hubungan yang toksik. Bagi korban atau pasangan yang terjerat dalam taktik manipulatif, seringkali akan menghadapi gangguan psikologis yang berdampak pada kesehatan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam mengenai ciri-ciri manipulasi dalam hubungan serta dampaknya.
Definisi Hubungan Manipulatif, Begini Penjelasan Dosen Fakultas Psikologi UM
Secara sederhana, sifat manipulatif adalah suatu sifat atau perliaku yang sengaja dilakukan untuk memanfaatkan orang lain seperti pasangan atau teman dekat. Tentunya demi tujuan tertentu dan keuntungan diri sendiri.
Rakhmaditya Dewi Noorrizki, S.Psi, M.Si, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) menjelaskan pengertian sifat manipulatif adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang untuk membuat situasi manipulasi atau gaslighting.
Artinya, seseorang yang manipulatif akan menggunakan distorsi mental dan melakukan eksploitasi secara emosional untuk mengendalikan orang lain tanpa terlihat bahwa dia sedang berusaha mengontrol orang tersebut.
Menurut Dewi, biasanya orang manipulatif leluasa melakukan tindakan manipulasi karena mengetahui kelemahan dan menggunakan kelemahan tersebut untuk mengendalikan orang tersebut, menjatuhkan self-esteem.
Baca Juga: Asyiknya Mengenal Mental Health melalui Buku Egosentris
Mereka seringkali mencari keuntungan untuk diri sendiri tanpa memperhatikan konsekuensi yang mungkin dialami oleh orang lain. Mereka juga cenderung memanipulasi teman-teman atau memanfaatkan hubungan yang telah dibangun untuk mencapai apa yang mereka inginkan.
Ciri-ciri Hubungan Manipulatif
Ciri-ciri orang yang manipulatif biasa terlihat dari ketidakjujuran dalam interaksi mereka, serta kurangnya empati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang mungkin ada pada pasangan yang bersifat manipulatif.
1. Sering Berbohong atau Memanipulasi Fakta
Pasangan manipulatif cenderung sering berbohong atau memutar fakta agar sesuai dengan keinginan mereka. Mereka menggunakan taktik ini sebagai alat untuk memanipulasi situasi dan orang lain agar mendukung apa yang mereka inginkan. Berbohong atau memutar fakta seringkali menjadi salah satu ciri khas perilaku manipulatif yang mereka tunjukkan dalam hubungan.
Salah satu alasan utama pasangan manipulatif sering berbohong adalah untuk menjaga kontrol atas situasi. Mereka tahu bahwa dengan memanipulasi informasi atau kebenaran, mereka dapat mengendalikan bagaimana orang lain merespons atau bertindak. Dengan demikian, mereka merasa dapat menjaga dominasi dalam hubungan tersebut.
Selain itu, berbohong juga bisa digunakan sebagai cara untuk menutupi perbuatan atau perilaku negatif yang mereka lakukan. Dengan berbohong, mereka berharap dapat menghindari konsekuensi yang mungkin muncul jika kebenaran terungkap. Ini menciptakan lingkungan yang tidak sehat dalam hubungan, di mana kepercayaan dan komunikasi yang jujur menjadi sulit terwujud.
Bagi pasangan yang berhadapan dengan manipulasi semacam ini, penting untuk mengenali pola berbohong tersebut dan mencari cara untuk menghadapinya. Komunikasi yang terbuka, jujur, dan adanya batasan yang sehat dalam hubungan bisa membantu mengurangi dampak dari manipulasi ini
2. Mengecilkan atau Menyalahkan Anda
Ciri pasangan manipulatif dalam sebuah hubungan adalah perilaku mengecilkan dan menyalahkan Anda. Ini merupakan taktik yang sering digunakan oleh mereka untuk mengendalikan dan memanipulasi situasi sesuai dengan keinginan mereka. Salah satu tanda yang sering muncul adalah bagaimana pasangan ini merespons masalah atau konflik dalam hubungan. Mereka cenderung meremehkan atau menyalahkan Anda tanpa mengakui peran mereka sendiri dalam situasi tersebut.
Pasangan manipulatif mungkin akan mencoba membuat Anda merasa tidak berharga atau tidak kompeten dengan cara meremehkan prestasi atau usaha Anda. Mereka bisa merendahkan Anda dengan berkata bahwa Anda tidak cukup baik atau tidak mampu menyelesaikan masalah dengan baik.
Selain itu, mereka juga cenderung melemparkan tanggung jawab atas masalah atau konflik kepada Anda, sementara menghindari tanggung jawab mereka sendiri. Mereka mungkin akan berusaha meyakinkan Anda bahwa Anda adalah penyebab masalah tersebut, meskipun kenyataannya kontribusi mereka terhadap situasi tersebut juga signifikan.
3. Menuntut Anda untuk Memenuhi Kebutuhan Mereka
Pasangan yang memiliki sifat manipulatif akan sering menekankan kepentingan kebutuhan mereka di atas kebutuhan Anda sendiri, tanpa memperhatikan perasaan atau harapan Anda. Mereka cenderung egois dan fokus pada diri sendiri, bahkan jika itu berarti mengabaikan Anda atau mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan Anda dalam prosesnya.
Salah satu tanda utama perilaku manipulatif ini adalah ketidakpedulian terhadap perasaan Anda. Mereka mungkin akan mengabaikan atau meremehkan perasaan Anda, bahkan ketika Anda mencoba untuk mengungkapkan kekhawatiran atau keinginan Anda dengan jujur.
Pasangan manipulatif dapat berusaha memanipulasi Anda untuk memenuhi kebutuhan mereka, seringkali dengan menggunakan taktik-taktik seperti perasaan bersalah atau ancaman untuk mencapai apa yang mereka inginkan.
4. Sering Mengancam Untuk Meninggalkan Anda
Mereka mungkin akan mengancam untuk meninggalkan Anda jika Anda tidak memenuhi semua keinginan atau permintaan mereka, menciptakan rasa takut dan ketidakstabilan dalam hubungan.
Ancaman untuk mengakhiri hubungan merupakan salah satu taktik manipulatif yang sering digunakan oleh pasangan yang cenderung dominan. Mereka memanfaatkan ketakutan Anda akan kehilangan hubungan tersebut sebagai alat untuk memaksa Anda melakukan apa yang mereka inginkan.
Ancaman untuk meninggalkan Anda dapat menciptakan tekanan psikologis yang sangat besar pada Anda. Anda mungkin merasa terjebak dalam situasi di mana Anda merasa harus memenuhi semua tuntutan pasangan Anda agar hubungan tetap berjalan.
Hal ini dapat menyebabkan Anda merasa tidak memiliki kendali atas kebahagiaan dan stabilitas dalam hidup Anda, karena Anda selalu merasa diancam dengan kehilangan orang yang Anda cintai.
5. Gaslighting
Gaslighting adalah taktik yang digunakan untuk membuat Anda meragukan ingatan atau kewarasan Anda sendiri, sehingga Anda menjadi tergantung pada pasangan manipulatif ini untuk “mengarahkan” Anda. Istilah “gaslighting” berasal dari judul sebuah drama tahun 1938 yang kemudian diadaptasi menjadi film yang menggambarkan seorang pria yang secara sistematis mencoba membuat istrinya merasa tidak waras dengan meragukan ingatan dan persepsi dirinya sendiri.
Dalam konteks hubungan, gaslighting merupakan taktik yang merusak dan berbahaya. Pasangan manipulatif yang menggunakan gaslighting akan mencoba meyakinkan Anda bahwa apa yang Anda ingat atau Anda percayai tidak benar, bahkan jika Anda yakin itu adalah kenyataan. Mereka mungkin akan mengklaim bahwa Anda lupa atau salah memahami situasi, dan terus-menerus mempermainkan pemikiran dan ingatan Anda.
6. Penggunaan Perlakuan Dingin (Silent Treatment)
Ciri hubungan manipulatif selanjutnya adalah munculnya perlakuan dingin secara sengaja. Pasangan manipulatif ini mungkin akan mengadopsi perilaku yang sangat tidak ramah atau mengabaikan Anda sepenuhnya sebagai bentuk hukuman ketika Anda tidak melakukan apa yang mereka inginkan atau ketika Anda berani mengungkapkan keberatan terhadap tindakan atau permintaan mereka.
Perlakuan dingin ini seringkali digunakan sebagai alat untuk memanipulasi Anda secara emosional. Pasangan yang manipulatif mungkin akan menghindari interaksi dengan Anda, mengabaikan pesan Anda, atau bahkan memberikan perasaan bahwa Anda tidak berarti bagi mereka ketika Anda tidak memenuhi keinginan atau permintaan mereka.
7. Berkata Kasar dan Mengucapkan “Cuma Bercanda”
Sering kali, manipulator menggunakan kata-kata kasar, dan ketika orang lain terluka oleh kata-katanya, mereka cenderung menghindarinya dengan mengatakan bahwa itu hanya bercanda. Mereka berharap bahwa dengan mengucapkan kata-kata tersebut, situasi akan kembali normal seperti biasanya.
Padahal, penggunaan frase “cuma bercanda” ini seringkali tidak sepenuhnya tanpa alasan. Manipulator mungkin sengaja menggunakannya untuk mengekspresikan ketidakpuasan atau ketidaknyamanannya terhadap Anda.
Hal ini dapat membuat Anda merasa terpikir dan bersalah, membuat Anda merasa bahwa Anda telah terlalu sensitif atau berlebihan dalam menanggapi komentar mereka yang kasar.
Dampak dari Hubungan Manipulatif
Hubungan manipulatif dapat memiliki dampak yang serius dan merusak, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Dampak-dampak tersebut meliputi:
1. Depresi, Kecemasan, dan Stres Berujung Gangguan Kesehatan
Kehidupan yang diwarnai oleh manipulasi seringkali dapat membawa dampak serius terhadap kesejahteraan emosional seseorang. Orang yang terjebak dalam hubungan manipulatif sering merasakan beban yang berat, yang dapat mengakibatkan perasaan depresi yang mendalam. Mereka mungkin merasa terisolasi dan terjebak dalam lingkaran toksis yang sulit untuk keluar.
Selain itu, manipulasi juga dapat memicu tingkat kecemasan yang berkepanjangan. Ketidakpastian tentang bagaimana pasangan akan bereaksi atau bagaimana situasi akan berkembang dapat membuat seseorang selalu merasa cemas dan waspada. Hal ini dapat mengganggu tidur, konsentrasi, dan merusak kualitas hidup sehari-hari.
2. Ketidakpercayaan Diri dan Harga Diri yang Rendah
Pasangan manipulatif seringkali merendahkan harga diri pasangan mereka, dan ini dapat memiliki dampak yang sangat merugikan pada kepercayaan diri dan harga diri pasangan tersebut.
Efek dari kata-kata yang merendahkan dan kritik terus-menerus terkadang sangat berat. Pasangan yang terus-menerus direndahkan oleh pasangan manipulatif mungkin mulai merasa tidak berharga, tidak pantas, atau tidak cukup baik.
Pasangan yang menjadi korban dari hubungan manipulative akan mengalami penurunan signifikan dalam kepercayaan diri mereka dan merasa bahwa mereka tidak mampu mencapai apa pun yang positif dalam hidup mereka. Hal ini dapat mengakibatkan perasaan depresi, kecemasan, dan perasaan putus asa.
3. Kekerasan Fisik atau Emosional
Pada beberapa kasus ekstrem, hubungan manipulatif dapat mencapai titik yang sangat berbahaya dan berujung pada kekerasan fisik atau emosional yang membahayakan keselamatan individu. Manipulasi dalam hubungan yang berlanjut dan tidak terkendali dapat menjadi gejala awal dari perkembangan situasi yang lebih serius, yang dapat mencakup tindakan kekerasan yang merusak fisik atau emosional.
Kekerasan fisik dalam hubungan dapat melibatkan penggunaan kekerasan fisik seperti pukulan, tendangan, atau penggunaan benda tumpul lainnya yang dapat menyebabkan cedera fisik. Ini adalah bentuk ekstrem dari dominasi dan kontrol, dan sangat membahayakan keselamatan individu yang menjadi korban.
Selain itu, kekerasan emosional juga dapat terjadi dalam hubungan yang manipulatif. Ini dapat mencakup ancaman, penghinaan, perasaan terintimidasi, atau penipuan yang merusak kestabilan emosional seseorang. Dampaknya pada kesejahteraan mental dan emosional individu bisa sangat merusak.
Ingatlah bahwa hubungan yang sehat adalah hubungan yang didasarkan pada kejujuran, saling menghormati, dan dukungan emosional. Dengan memahami apa itu hubungan manipulatif, ciri-ciri dan dampaknya akan menjadikan Anda makin waspada demi menjaga kesehatan jiwa dan raga.
Penulis: Imam A. Hanifah
Editor: Herlianto. A
KW: hubungan manipulatif