Tugumalang.id – Malang merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang kaya akan tari tradisional. Tarian khas Malang mempunyai keunikan sendiri. Tidak hanya indah, tetapi juga penuh makna mendalam dan bersejarah.
Pencetus tarian adat Kota Bunga ini adalah para petinggi di masa kerajaan terdahulu. Penasaran tarian tradisional apa saja yang dimiliki Kota Malang? Simak ulasan 5 tarian Khas Malang sebagai berikut.
1. Tari Beskalan
Tari Beskalan diketahui mulai muncul pada tahun 1930-an, di mana merupakan masa pesatnya perkembangan ludruk. Salah satu tarian adat khas Kota Malang ini awalnya dipertunjukkan pada ritual penghormatan kepada dewi kesuburan, Dewi Sri.
Baca Juga: Mengenal 2.000 Koleksi Topeng Bersejarah di Museum D’Topeng Malang
Saat itu, tarian ini adalah ritual saat akan menanam padi dengan tujuan untuk meminta kesuburan tanah. Namun, saat ini tari dengan penari berselendang merah ini digunakan sebagai tarian penyambutan.
Tarian ini mengusung gambaran tarian seorang perempuan dengan gerakan yang lincah, dinamis dan feminim. Namun uniknya, tarian ini ditarikan oleh laki-laki berkostum perempuan pada masa lalu. Musik gamelan Jawa laras slendro khas gamelan Jawa Timur biasanya mengalun mengiringi tari Beskalan ini.
2. Tari Serimpi Lima
Tari Serimpi Lima mulanya berkembang di Desa Ngadireso, Kabupaten Malang. Tarian yang berasal dari daerah Malang ini mencerminkan sifat kegembiraan, erotik, dan sakral.
Awalnya, tarian ini berfungsi untuk upacara Ruwatan Murwakala yang bertujuan membebaskan diri (wong sukerta) dari gangguan jahat Batara Kala. Tari Serimpi Lima saat ini digunakan sebagai tarian sambutan.
Baca Juga: Mengenal Wayang Topeng Malangan, Warisan Kerajaan Kanjuruhan
3. Tari Grebeg Wiratama
Tari Grebeg Wiratama menggambarkan jiwa keperwiraan prajurit yang akan berangkat menuju medan perang. Oleh karena itu, tarian khas Malang ini memiliki tarian dengan gerakan yang sangat maskulin dan tegas bak seorang prajurit.
Di samping ketegasan gerakannya, tarian ini juga menggambarkan adanya sisi humoris sebagai bagian dari sifat manusia.
4. Tari Bedayan
Tari yang bertujuan untuk menyambut kedatangan tamu ini sarat dengan makna kesederhanaan, keterbukaan diri dan lugas. Makna tersebut menggambarkan sifat dan sikap masyarakat Kota Malang yang pada umumnya sederhana, terbuka dan lugas.
Berdasarkan cerita rakyat, Tari Bedayan mengusung cerita legenda tentang Nyi Roro Kidul. Tarian ini bercerita tentang pertemuan raja-raja Jawa dengan sang penguasa laut selatan tersebut.
Tarian tradisional Kota Malang ini ditarikan oleh 9 penari, di mana masing-masing penari memiliki peran tersendiri, tetapi tetap menghasilkan kesatuan gerakan yang indah.
5. Tari Topeng Malangan
Tari Topeng Malangan atau Wayang Topeng diperkirakan telah ada sejak abad ke-8. Tarian dengan topeng ini pertama kali dicetuskan oleh Airlangga, putra Dharmawangsa Teguh dari Kerajaan Kediri.
Pada masa Kerajaan Singosari, tari tradisional ini semakin dikenal dan berkembang. Para penari tidak hanya menggunakan topeng, tetapi juga meresapi karakter topeng tersebut.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menetapkan kesenian Jawa Timur ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional. Dilansir dari Pusat Data Nasional Kekayaan Intelektual Komunal Indonesia, Tari Wayang Topeng khas Malang ini mengadopsi kisah Panji. Kisah Panji ini merupakan kumpulan cerita klasik yang berasal dari tanah Jawa.
Seiring berjalannya waktu, cerita dalam Tari Topeng Malangan ini juga menceritakan kehidupan sosial dan cerita humor. Uniknya, topeng yang digunakan dalam tarian ini memiliki keragaman warna yang unik dan berbeda dengan topeng dari daerah lain.
Tarian ini memiliki makna bahwa kehidupan manusia tidak selalu bahagia, ada kalanya marah, sedih dan merasakan emosi lainnya. Terdapat kombinasi 5 warna dasar pada topeng yang digunakan, yakni merah, putih, hitam, kuning, dan hijau. Warna-warna ini mewakili sifat hawa nafsu, keberanian, kesucian, kebijaksanaan, dan kebahagiaan.
Penulis: Nurul Amelia Putri
Editor: Herlianto. A