MALANG – Permainan tradisional bukan hanya simbol budaya. Tapi juga memiliki banyak dampak baik untuk tumbuh kembang secara fisik dan kesehatan mental pemainnya. Khususnya anak-anak. Apalagi, permainan ini tergolong sederhana dan menyenangkan.
Namun, fenomena saat ini adalah anak-anak cenderung lebih suka bermain dengan gadged seiring dengan berkembangnya teknologi.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Dr Iswinarti MSi menyebut permainan tradisional memuat lebih banyak nilai-nilai karakter. Diantaranya kemampuan menyelesaikan masalah, pantang menyerah, mengatur strategi, berkompetisi, berkomunikasi, dorongan berprestasi, pengendalian diri, ketelitian, konsentrasi, serta kepemimpinan.
Baca Juga: 5 Permainan Tradisional dan Manfaatnya untuk Anak
Dikatakan bahwa membangun kesehatan mental dapat dimulai pada usia dini dengan menerapkan berbagai kegiatan bermain. “Bermain permainan yang mengandung nilai-nilai yang dapat mendukung terbentuknya kesehatan mental pada anak,” ujarnya.
Berikut lima permainan tradisional yang bisa dimainkan bersama anak dan keluarga.
1. Bentengan
Benteng adalah salah satu permainan tradisional berkelompok yang membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang handal. Bentengan merupakan permainan yang cocok untuk mengasah otot karena meleatih kecepatan dan kelincahan berlari.
Sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh karena bentengan merupakan permainan yang melatih fisik dan sama seperti melakukan olahraga. Memupuk kerjasama dan kekompayak.
2. Gobak Sodor
Permainan ini melibatkan lari, melompat, dan menghindari lawan, sehingga meningkatkan kecepatan, ketangkasan, dan kekuatan
Gobak sodor juga bisa mengasah keterampilan anak dalam memimpin dan kerjasama tim. Pada permainan ini, salah satu anak umumnya akan memiliki peran yang lebih banyak untuk bisa menjadi pemimpin bagi teman-temannya dalam menyusun strategi dan rencana agar bisa memenangkan permainan
Caran bermainnya, bagi pemain menjadi dua tim, setiap tim terdiri dari 3-5 anggota atau bisa disesuaikan dengan jumlah anggota keseluruhan. Satu tim akan menjadi tim “penjaga benteng” dan tim lain akan menjadi pihak yang berusaha memasuki benteng tersebut.
3. Congklak Lidi
Permainan Congklak Lidi merupakan jenis permainan yang sering dimainkan oleh anak usia dini. Alat yang di butuhkan dalam permainan ini adalah congklak lidi yang terbuat dari bambu dan menjadi lidi-lidi sebagai alat permainannya.
Permainan ini mampu membantu melatih keterampilan motorik, melatih konsentrasi, sosial, melatih kepribadian , dan melatih emosi.
4. Nekeran
Nekeran merupakan sebuah permainan tradisional yang menggunakan kelereng sebagai alat permainannya. Permainan nekeran berasal dari bahasa Belanda yaitu kata knikker.
Cara bermainnya, gambar lingkaran kecil di tanah. Semua anak menaruh sebutir kelereng di dalam lingkaran. Pemain yang berhasil membidik kelereng maka dia berhak untuk membawanya pulang.
Kegiatan dalam permainan kelereng, seperti melempar dan menyentil, dapat melatih keterampilan motorik halus dan kasar di usia sekolah. Makin baik kemampuan motorik, koordinasi visual dan konsentrasinya maka anak pun semakin mahir untuk menembakkan kelereng-kelerengnya.
5. Cublak-Cublak Suweng
Permainan cublak-cublak suweng dapat melatih koordinasi motorik pada anak, melatih dalam hal penyelesaian masalah, konsentrasi, mengembangkan rasa empati, sportifitas, melatih kesabaran, dan melatih anak untuk dapat mengontrol emosinya.
Membutuhkan minimal 3 orang untuk memainkannya. Namun, lebih banyak orang maka akan lebih menarik. Permainan tradisional ini butuh biji-bijian atau krikil yang bisa digenggam.
Benda kecil itu diputar di atas tangan para pemain yang diletakkan di punggung pemain yang tengkurap.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : Feni Yusnia
editor: jatmiko