Tugumalang.id – Merasa asing di tempat baru mungkin pernah dirasakan oleh kita semua, termasuk saya. Sesuatu yang baru di tempat baru sering kali membuat kita mengalami culture shock, yaitu perasaan seseorang yang terkejut dengan lingkungan baru atau budaya baru.
Kali ini saya ingin bercerita pengalaman saya sebagai orang Solo yang baru tinggal di Kota Malang. Saya adalah mahasiswa Universitas Slamet Riyadi Surakarta akan tinggal di Kota Dingin ini selama tiga bulan ke depan. Saya sedang menyelesaikan tugas kuliah yaitu magang di Tugu Media Group, salah satu media keren di Malang.
Di Malang, boleh dibilang, saya mengalami culture shock, begini ceritanya. Saya sempat berpikir bahwa menjadi anak kos dan merantau itu adalah hal yang menyenangkan apalagi di Kota Malang yang terkenal sebagai Kota Pelajar.
Tetapi ternyata tidak sederhana itu, karena ada beberapa hal yang terbiasa saya alami di Solo tetapi tidak saya alami di Malang, mulai dari makanan hingga perbedaan suhu. Berikut ini dibahas berdasarkan pengalaman saya 4 hal yang akan membuat orang Solo mengalami culture shock di Malang.
1. Rasa makanan
Makanan di Solo dan Malang cenderung berbeda. Dari segi rasa, makanan di Solo dominan gurih, pedas dan manis, sedangkan di Malang makanan cenderung lebih manis lagi, rasa pedasnya terbilang cukup. Ini berbeda dengan rasa pedas makanan di Solo yang bisa membuat lidah seperti terbakar.
Tetapi saya belum mencoba semua makanan di Malang sih, mungkin saja ada makanan di Malang yang juga sangat pedas, konon di Malang tinggal pedasnya memiliki beberapa level.
2. Suhu Malang lebih dingin
Suhu udara di kota Solo dengan Malang sangat berbeda jauh. Kota Malang jauh lebih dingin karena memang ada di dataran tinggi. Perbedaan itu terasa baik di siang hari maupun juga malam hari.
Cuaca di Kota Malang lebih tidak menentu ketimbang di Solo, kadang panas, kadang juga turun hujan secara tiba-tiba padahal sebelum panas.
Panas di Kota Malang terasa sangat tenang, ini berbeda dengan kota Solo yang sangat menyengat sehingga berdampak pada kulit yang mudah iritasi atau kemerahan jika tidak memakai sunblock.
Perbedaan suhu ini sangat berdampak bagi saya. Ketika bangun tidur dengan suhu dinginnya Kota Malang terkadang membuat saya malas mandi dan rasanya ingin menarik selimut kembali.
3. Bakso yang bikin shock
Bakso adalah salah satu makanan favorit saya. Ketika saya sampai di Malang, bakso Malang menjadi makan yang prioritas ingin saya coba. Dan setelah saya mencoba ada perbedaannya dengan di Solo.
Penyajian bakso di Kota Solo dengan mie kuning, bihun, sayuran, dan bakso tentunya. Adapun Bakso Malang penyajiannya secara umum sama, tetapi ada yang unik yaitu tambahan pangsit rebus dan aneka gorengan seperti usus goreng, pangsit goreng, bakso goreng, hingga paru goreng.
Tentu saja ini agak aneh, untungnya rasanya enak. Sementara, untuk kuah baksonya sendiri sama-sama menggunakan kaldu sapi, namun kuah Bakso Solo cenderung lebih bening dan segar, sedangkan kuah Bakso Malang cenderung berlemak.
4. Prasmanan
Di Solo orang membeli bakso akan diambilkan oleh yang menjual sesuai dengan pesanan, tetap di Malang orang yang membeli bisa ambil sendiri sesuai selera, ini biasanya disebut prasmanan.
Prasmanan tidak hanya bakso tetapi bisa pada makanan yang lain. Namun demikian, meski ambil sendiri tetap dihitung dan harus dibayar, jadi bukan gratis. Saya punya bahasa keren untuk ini yaitu, self service.
Itulah 4 hal yang membuat saya mengalami culture shock di Malang. Saya baru tinggal selama dua minggu di kota ini, jika sudah tinggal selama dua bulan mungkin akan lebih banyak lagi hal-hal yang membuat saya mengalami culture shock.
Namun demikian, tinggal di Malang terbilang menyenangkan dan unik. Kuliner Malang sangat beragam termasuk harganya, mulai harga miring sampai harga elit semua ada. Selain itu, saya baca-baca Malang juga terkenal dengan pariwisatanya, semoga saya punya kesempatan untuk mengunjungi beberapa wisata di Malang.
Penulis: Lely Mufita Nisaul Wahidah
Editor: Herlianto. A