MALANG, Tugumalang.id – Pesarean Gunung Kawi merupakan destinasi wisata religi yang telah eksis sejak sebelum masa kemerdekaan Republik Indonesia. Di kawasan ini terdapat makam dua tokoh yang melegenda di kalangan masyarakat Jawa dan Tionghoa.
Kedua tokoh tersebut adalah Kyai Zakaria II yang juga dikenal dengan nama Eyang Djugo dan Raden Mas Iman Sudjono. Kedua merupakan prajurit yang pernah ikut berperang melawan Belanda di bawah komando Pangeran Diponegoro.

Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda, keduanya mengembara ke Jawa Timur dan menetap di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben Blitar. Kedua tokoh ini kemudian dimakamkan di lereng Gunung Kawi sesuai dengan wasiat Eyang Djugo.
Makam kedua tokoh ini kemudian dikenal sebagai Pesarean Gunung Kawi. Selama lebih dari 100 tahun, kawasan ini kerap dikunjungi masyarakat. Ada beberapa alasan bagi mereka untuk mengunjungi destinasi yang ada di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang ini.
1. Ziarah ke makam Eyang Djugo dan Raden Mas Iman Sudjono
Pamor Eyang Djugo dan Raden Mas Iman Sudjono sudah melegenda ke seluruh Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Mereka berdua merupakan daya tarik dari wisatawan yang berkunjung ke Pesarean Gunung Kawi. Mayoritas pengunjung rela menempuh perjalanan jauh untuk berziarah ke makam dua tokoh ini.
Baca Juga: Perayaan Cap Go Meh di Klenteng Gunung Kawi Hadirkan Lontong Cap Go Meh dan Pertunjukan Barongsai
Pengunjung bisa membeli bunga dari pedagang yang berjualan di sekitar pesarean untuk menaburkannya di makam. Mereka juga bisa menghabiskan waktu untuk berdoa di dekat makam. Kebanyakan pengunjung datang untuk berziarah pada malam Jumat Legi.
2. Bersembahyang di Klenteng Kwan Im
Pesarean Gunung Kawi terkenal sebagai kawasan yang menjunjung tinggi toleransi. Di tempat ini, terdapat masjid dan klenteng yang berdekatan. Klentang Kwan Im yang ada di kawasan ini kerap dikunjungi jemaat yang ingin bersembahyang.

Konon, Eyang Djugo pernah berkunjung ke China dan menolong warga setempat. Sejak saat itu, Eyang Djugo menjadi tokoh yang juga dihormati oleh orang Tionghoa. Mereka pun kerap berkunjung ke Pesarean Gunung Kawi untuk berdoa.
3. Membaca peruntungan nasib dengan Ciamsi
Di pelataran Klenteng Kwan Im, terdapat bangunan kecil yang ramai dikunjungi masyarakat. Bangunan tersebut, masyarakat bisa menerawang peruntungan nasib mereka dengan menggunakan ritual Ciamsi.
Ciamsi berarti petunjuk atau petuah yang harus diikuti. Setiap orang yang hendak mengetahui nasibnya bisa menggoyang-goyangkan bambu berisi beberapa sumpit dan menjatuhkannya. Di sumpit tersebut tertulis nomor yang bisa dicocokkkan dengan petuah-petuah terkait rejeki, usaha, jodoh, hingga derajat orang tersebut.
Baca Juga: Mengenang Eyang Djoego Melalui Kirab Sesaji dan Penyekaran Agung di Gunung Kawi
4. Menikmati kuliner legendaris
Sebagai destinasi wisata yang usianya cukup tua, Pesarean Gunung Kawi dipenuhi dengan warung-warung yang sudah berusia puluhan tahun. Bahkan, ada warung soto yang sudah berusia 80 tahun. Hingga saat ini warung soto tersebut masih ramai dikunjungi wisatawan.

Selain soto, kuliner lain yang bisa dinikmati di Pesarean Gunung Kawi adalah ayam bakar dan pecel. Pengunjung juga bisa membeli ubi gunung kawi sebagai oleh-oleh.
5. Menonton ragam kesenian tradisional dan kebudayaan
Sepanjang tahun, ada beberapa event kesenian dan kebudayaan yang digelar di Pesarean Gunung Kawi. Mulai dari perayaan pergantian tahun baru dengan penampilan kesenian, perayaan Cap Go Meh, hingga haul Eyang Djugo dan haul Raden Mas Iman Sudjono.

Setiap event selalu melibatkan ribuan orang dan pertunjukan yang ditampilkan selalu bisa memikat hati. Kemudian setiap kali peringatan haul kedua tokoh yang dimakamkan di sana selalu diisi dengan kirab sesaji dan penyekaran agung.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko