MALANG – Wali Kota Malang, Sutiaji, menerangkan bahwa pondok pesantren menjadi bagian dari keberhasilan pembangunan daerah. Hal itu disampaikan dalam Sarahsehan Strategi Pengembangan Pondok Pesantren Menjadi Mandiri dan Bermutu Menghadapi Era Society 5.0, Selasa (18/10/2022).
Menurut Sutiaji, pesantren itu memiliki tiga ruang lingkup yakni sebagai media pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. “Harapannya, pondok pesantren menjadi inkubasi dari talenta para santri yang ke depannya mempunyai kemandirian,” kata dia.
Sebab itu, pondok pesantren didorong untuk lebih dulu menjadi mandiri dan mampu membekali para santri dengan berbagai skill untuk menghadapi tantangan ke depan, khususnya di era digitalisasi.
“Satu sisi, digitalisasi itu menjadi momok. Maka, tinggal kita sosialisasikan, sehingga society 5.0 itu menjadi keharusan. Karena dengan digitalisasi malah bisa menjelaskan yang dulunya abstrak menjadi lebih real,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Kesra Pemerintah Kota Malang (Kabag Kesra Pemkot Malang) Ahmad Mabroer menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan sekitar 80 peserta perwakilan pondok pesantren di Kota Malang.
Tujuannya, untuk meningkatkan pemahaman literasi agama di era digitalisasi. “Dengan ini mereka paham tentang perubahan yang saat ini luar biasa, mereka juga tidak tertinggal. Intinya, agar wawasan maupun kemampuan mereka bertambah, karena nantinya mereka tidak hanya di lingkup pesantren, tapi juga dalam bermasyarakat,” urainya.
Tak hanya itu, kemandirian pondok pesantren juga ditekankan sehingga menjadi mandiri baik dari sisi ekonomi, bermasyarakat dan sebagainya. “Seperti, mereka bisa beraktivitas berwirausaha, karena harapannya mereka menjadi pelaku usaha dengan adanya pembekalan dan pembinaan seperti ini,” tandasnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A