Malang, tugumalang.id – Seorang pengendara di Kota Malang mengeluhkan keberadaan parkir booking di kawasan pertokoan Kayutangan, Kota Malang. Keluhan itu viral dan menjadi perbincangan di media sosial.
Pengendara itu menceritakan, mulanya hendak memarkirkan kendaraan di pertokoan Kayutangan untuk membeli makanan. Dia kemudian melihat ada tempat parkir kosong.
“Pas masuk, mobil di depan saya diberikan tempat parkir, tapi saya pas mau parkir dibilang kalau parkirnya sudah dibooking dan disuruh cari tempat parkir lain. Padahal masih ada 2 slot parkir mobil yang kosong,” ungkap pengendara itu.
Dia heran atas keberadaan parkir booking itu. Sebab menurutnya, tempat parkir di kawasan tersebut tak pernah ada parkir yang bisa dibooking.
“Saya kaget juga soalnya biasa parkir di pertokoan Kayutangan itu di weekday sih dan baik baik saja. Baru kali ini parkir di sana pas weekend, ada slot parkir tapi gak boleh parkir di sana katanya tadi sudah dibooking,” lanjutnya.
Sementara itu, salah satu jukir di pertokoan Kayutangan, Supri mengaku mengetahui keluhan tersebut. Namun dia mengaku saat itu bukan dia yang berjaga.
Dia menjelaskan bahwa di kawasan pertokoan itu terdapat yayasan. Maka jika ada kegiatan, pihak yayasan memberikan pesan kepada jukir untuk memprioritaskan tamu yayasan.
“Disini kan ada yayasan. Biasanya kalau ada kegiatan memang harus dikosongkan di kawasan tempat yayasannya untuk parkir para tamunya. Memang begitu, kan yang punya tempat,” jelasnya.
Namun jika tak ada kegiatan, Supri mengatakan bahwa lokasi parkir bisa dimanfaatkan untuk siapapun.
Dia juga menyampaikan bahwa di pertokoan itu juga terdapat jasa ekspedisi. Dikatakan, tentu lahan parkir dari pihak jasa ekspedisi juga tak bisa dimanfaatkan untuk pengunjung lain. Hal itu untuk mengantisipasi jika ada truk ekspedisi melakukan bongkar muat.
“Jadi istilah parkir booking itu gak ada. Misal toko sebelah ini, kan jukir harus kasih tempat kosong untuk keluar masuk truknya. Kalau pas tutup atau gak ada acara ya silahkan diisi. Kami kan memberi kesempatan utama bagi pemilik gedung atau toko,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menyampaikan bahwa pihaknya memastikan tak ada parkir booking di kawasan Kayutangan Heritage.
“Pada prinsipnya tidak ada istilah itu tempat parkir sudah ada yang booking,” ucapnya.
Widjaja mengimbau masyarakat agar bijak menyikapi persoalan. Dia berharap keluhan soal parkir disampaikan ke pihak Dishub Kota Malang. Dikatakan, keluhan bisa disampaikan melalui sosial media Dishub Kota Malang.
“Apabila ada jukir yang menyampaikan seperti itu tolong masyarakat agar melaporkan kepada Instagram Dishub. Bila perlu melalui DM Instagram Dishub dengan dilengkapi foto atau video dan atau data yang lain,” tuturnya.
“Dengan demikian, petugas bisa mengaambil tindakan. Mengingat, satu titik parkir dalam sehari bisa jadi lebih dari 3 sampai 4 jukir yang menjaga,” imbuhnya.
Kabid Parkir Dishub Kota Malang, Mustaqim Jaya menambahkan bahwa pihaknya telah mendatangi kawasan Kayutangan. Namun pihaknya tak menemui adanya praktik parkir booking.
Menurutnya, tak semua area parkir di kawasan Kayutangan bisa dimanfaatkan oleh pengunjung Kayutangan. Ada beberapa toko yang area parkirnya masuk kategori pajak parkir, bukan retribusi parkir. Dengan demikian, pemilik toko punya hak lebih atas lahan parkir tersebut.
“Jadi beberapa disitu ada lokasi yang gak boleh diparkir, karena itu buat keluar masuk kendaraan pengantar paket misalnya,” kata dia.
“Di pertokoan itu, misal kayak mal ya, kan punya parkir khusus manajemen, untuk bongkar muat, itu kan gak bisa buat umum. Kalau umum, ya seperti di tepi jalan Kayutangan itu kan masuk retribusi,” tandasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko