MALANG, Tugumalang.id – Dalam rangka mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman dan aman bagi peserta didik. Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) menyelenggarakan kegiatan edukasi bahaya bullying verbal kepada guru dan juga orang tua peserta didik.
Kegiatan edukasi dilaksanakan di SD Negeri 2 Pagedangan, Kabupaten Malang pada Sabtu (10/5/2025) lalu.
Kegiatan sosialisasi edukasi anti bullying yang diselenggarakan Unikama, diinisiasi oleh dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unikama, Dr. Yulianti, S.Pd.I, M.Pd bersama mahasiswa.
Baca Juga: Unikama Dorong Mahasiswa Kuasai Coretax, Gaungkan Kesadaran Pajak di Era Digital
Mengangkat tema “Mengupas Bullying Verbal dan Dampaknya pada Self-Confidence Anak dalam Pembelajaran”, kegiatan sosialisasi tersebut merupakan langkah konkret dari kepedulian terhadap maraknya kasus perundungan.

Terutama perundungan verbal yang masih sering terjadi di jenjang pendidikan dasar.
Menurut Yulianti, keberhasilan dalam mencegah kasus perundungan, tidak bisa hanya dibebankan kepada pihak sekolah. Diperlukan sinergi antara keluarga, pendidik, dan lingkungan masyarakat untuk membangun kesadaran bersama.
Baca Juga: PG PAUD Unikama Dorong Penguatan Karakter Generasi Beta Lewat Seminar Nasional
Melalui pendidikan karakter dan penerapan nilai-nilai moderasi, siswa didorong untuk menghargai perbedaan dan berkomunikasi dengan empati.
“Kita harus menciptakan lingkungan inklusif di mana setiap anak merasa diterima dan terlindungi,” ujarnya.
Dalam pemaparan materi yang disampaikan kepada guru dan orang tua, Yulianti menyinggung bahwa bullying verbal berupa ejekan, hinaan, atau pemberian sebutan yang merendahkan memang tidak meninggalkan luka fisik.
Tetapi dampaknya sangat serius terhadap kondisi kesehatan mental dan kepercayaan diri anak.
Hal itu diungkapkan oleh orang tua yang hadir di acara sosialisasi tersebut. Beberapa orang tua siswa bahkan mulai menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap perilaku bullying verbal.
“Anak saya kadang ngeluh sampai enggak mau sekolah karena sering diejek,” ungkap salah satu orang tua.
Menanggapi hal tersebut, Yulianti menekankan pentingnya peran semua pihak dalam upaya pencegahan bullying verbal, termasuk guru dan orang tua.
Ia menjelaskan bahwa membangun kepercayaan diri anak serta menciptakan sistem pelaporan yang aman menjadi langkah awal yang penting.
Hal ini didukung pula oleh guru wali kelas di SDN 2 Pagedangan yang menilai banyak peserta didik enggan melapor karena takut dianggap lemah. Meski dampaknya bisa mengganggu kondisi dan performa belajar anak.
“Sekolah harus menjadi benteng, bukan medan perang. Guru sebagai teladan, orang tua sebagai pendukung, dan siswa harus terus meningkatkan literasi tentang pentingnya kebersamaan,” jelasnya.
Kegiatan sosialisasi bahaya bullying menjadi bagian dari implementasi program Kampus Merdeka dengan tujuan memberi kontribusi bagi masyarakat, khususnya dalam menangani isu kekerasan verbal di sekolah.
Melalui kegiatan edukasi yang diselenggarakan Unikama, diharapkan dapat menciptakan kesadaran kolektif guru dan juga orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan verbal.
Komitmen bersama menjadi pondasi penting dalam menciptakan sekolah yang nyaman dan aman bagi tumbuh kembang anak.
Informasi lebih lanjut seputar Unikama dapat diakses melalui laman unikama.ac.id.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A