MALANG – Menanggapi viralnya kasus fetish mukena yang terjadi terhadap beberapa model dan mahasiswa di Kota Malang. Satreskrim Polresta Malang Kota, bergerak cepat mengungkap kasus ini meskipun belum ada korban yang melapor.
“Kami siap untuk menerima laporannya, monggo laporan. Kalau kami tahu pasti kami akan datangi. Kami mohon berkenan untuk datang ke Polresta untuk mengadukan kejadian itu. Kami akan mendalami perkara tersebut dan bila itu tindak pidana, kita mengharapkan terungkap perkara itu,” ungkap Kasatreskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudho Riambodo, saat dikonfirmasi pada Jumat (20/08/2021).
Tinton mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Divisi Cyber Polda Jawa Timur karena kasus ini berkaitan dengan media sosial.
“Untuk melakukan pelacakan kami berkoordinasi dengan Tim Cyber Polda Jatim. Karena perlu ada bukti dan ini kan dari media sosial. Karena viral saat ini kami berkoordinasi dengan unit cyber,” ujarnya.
Selain itu, setelah akun Twitter @jeehantz membuka tabir terkait kasus fetish mukena yang menimpa dirinya di media sosial. Kini giliran model lain berinisial AZ (21) yang ikut buka suara.
Ia menceritakan jika ia mendapatkan tawaran untuk menjadi model mukena sejak 2020 lalu.
“Awalnya mulanya pemilik akun itu yang mengaku bernama Riya mulai muji-muji postingan aku dan terus reply instastoryku sekitar Bulan Maret 2020. Terus dia tanya rate card (fee model) dan dia setuju,” ungkapnya.
Karena owner toko online tersebut setuju dengan rate card tersebut, akhirnya ia menerima tawaran pemotretan tersebut.
AZ juga tidak memiliki firasat aneh karena pas hari pemotretan berjalan baik. Bahkan menurutnya sesi pemotretan tersebut berjalan profesional dengan alat-alat yang lengkap. Hanya saja, perempuan bernama Riya tadi tidak hadir saat sesi pemotretan, hanya ada seorang pria berinisial D yang datang.
“Saya tanyakan ‘kok bukan mbak Riya yang datang?’ dia jawabnya soalnya lagi hamil dan ikut dinas suaminya di luar kota begitu,” ungkapnya.
Selesai sesi pemotretan, ternyata D cukup tertarik kepada AZ dan menawarkan pekerjaan pemotretan lagi untuk sesi katalog pada tahun 2021. Pada sesi pemotretan katalog ini, ia merasa agak janggal karena produk mukena yang ia pakai tidak rapi.
“Terkesan biasa aja produknya, anehnya juga bosnya waktu itu gak rewel kalau gak rapi. Biasanya sih se-
pengalaman saya biasanya protes atau apa, ini enggak, di situ saya curiga,” ungkapnya.
Oleh karena itu, saat mendapatkan tawaran lagi dari toko online tersebut ia menolaknya dengan alasan rate card miliknya sudah naik. Dan toko online tersebut akhirnya menyerah karena tidak memiliki budget banyak.
Meski begitu, toko online tersebut tidak menyerah begitu saja, ia mendapatkan tawaran lagi tapi sebagai make up artis untuk foto model lain di toko online tersebut.
“Saya setuju saja, soalnya sesuai dengan harga saya. Dan di bulan Mei sampai Juni 2021 kemarin saya jadi makeup artist beberapa modelnya, ada empat atau lima model gitu,” tuturnya.
Dari job inilah ia mulai dekat dengan fotografer berinisial D tersebut dan merasa dia normal-normal saja.
“Dia (D) profesional karena tidak pernah nyepik (merayu) atau genit. Dia ngomongnya profesional ke saya. Ya nyambung gitu fun-fun aja kalau diajak bicara. Jadi gak ada kecurigaan apapun. Selama Mei 2021 sampai Juni 2021 saya gak merasa dia itu mempunyai tujuan apa ya profesional intinya,” paparnya.
Lalu di Bulan Agustus 2021 barulah belang D terungkap melalui salah satu model berinisial AMN. Ia mengatakan ada orang yang membuat akun Instagram dengan nama @pecinta_mukena dan memposting foto-foto AMN yang memakai mukena.
“Korban (AMN) itu langsung stalking akun twitter itu namanya @pecinta_mukena. di akun tersebut setiap foto itu captionnya diberi nama lengkap dan juga akun twitternya begitu. Selain itu kualitas fotonya HD, gak mungkin kalau screen shot di Instagram,” tuturnya.
Kemudian ia dan model-model lainnya langsung menghubungi Riya selaku pemilik toko online tersebut untuk meminta pertanggungjawaban.
“Tapi jawaban Mbak Riya gak mencerminkan dia itu wanita. Karena kan kita panik ya foto kita dibuat seperti itu, malah jawabannya Mbak Riya hanya iya saya gak tahu ya,” ungkapnya.
“Tapi D itu sepertinya. Kita tahu itu dari applikasi Get Contact. Ternyata Mbak Riya itu di Get Contact itu banyak yang namain D,” imbuhnya.
Hingga saat ini, sudah ada 10 orang model yang sudah mengaku menjadi korban fetish mukena terusan. AZ dan para model tersebut sudah membuat grup WhatsApp guna berkoordinasi untuk langkah selanjutnya. Mereka juga sudah berkonsultasi dengan Lembaga Bantuan Hukum untuk menyelesaikan masalah fetish mukena ini.
Reporter Rizal Adhi Pratama
Editor: Sujatmiko