MALANG, Tugumalang.id – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengukuhkan dua guru besar dari Fakultas Psikologi, Sabtu (16/12/2023). Mereka adalah Prof Dr Tulus Winarsunu sebagai Guru Besar Bidang Psikologi Industri dan Organisasi serta Prof Dr Iswinarti sebagai Guru Besar Bidang Psikologi.
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Prof Dr Syamsul Arifin M.Si, menyampaikan bahwa dengan dikukuhkannya dua guru besar baru ini bisa menguatkan kredibilitas dan kualitas pendidikan yang diupayakan UMM melalui Fakultas Psikologi.
Baca Juga: Fakultas Vokasi UMM Siap Fasilitasi Warga yang Ingin Bekerja Konstruksi di Jepang
“Perlu kita apresiasi bertambahnya jumlah guru besar. Pada mulanya ada Prof Latipun, sekarang bertambah dua profesor, Prof Tulus dan Prof Iswinarti,” ujarnya.
Dengan begitu, kata Prof Syamsul, Fakultas Psikologi diharapkan mampu memberi kontribusi lebih terhadap peningkatan kualitas SDM sekaligus menjadi pilar dan penyangga pencapaian visi dan misi UMM.
Yakni menjadi universitas terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni berdasarkan nilai-nilai keislaman. “Psikologi ini merupakan fakultas dan prodi yang peminatnya luar biasa,” terangya.
Psikologi memiliki lembaga keilmuan yang mendekati sempurna. Bukan hanya mempunyai sarjana psikologi, tapi juga magister psikologi sains. “Dan, sebentar lagi dibuka Pendidikam Profesi Psikolog dan insyaallah Program Doktor Ilmu Psikologi,” lanjut guru besar bidang sosiologi agama itu.
Baca Juga: 2 Mahasiswa Fakultas Vokasi UMM Raih Juara di National Banking Competition 2023
Tidak kalah pentingnya, pusat-pusat studi di UMM didorong untuk mendukung Fakultas Psikologi menjadi center of excellent, baik dalam pengembangan SDM maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Karena itu atas nama pimpinan UMM kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Prof Tulus dan Prof Iswinarti. Diharapkan beliau terus produktif karena kedua paparan (orasi ilmiah) tadi sangat menarik,” sambung dia.
Melalui orasi ilmiahnya, Prof Dr Tulus Winarsunu MSi menyampaikan paparan berjudul Sisi Irasionalitas Pikiran Manusia dalam Pengambilan Keputusan. Penelitian ini menjelaskan tentang penyebab utama seseorang menjadi tidak rasional atau irasional dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada aspek kognitif.
“Gagasan saya, diawali dengan berbagai hal yang terjadi, khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Saya mengambil satu dimensi dari secara keseluruhan yang saya pahami yaitu tentang membuat sebuah keputusan dalam industri dan organsiasi,” papar dekan yang juga Guru Besar Pertama di Fakultas Vokasi UMM itu.
Prof Tulus menjabarkan, untuk memeroleh hasil optimal dalam mengambil keputusan, diperlukan rasionalitas yang membantu menciptakan lingkungan yang lebih terarah, efisien, dan responsif terhadap perubahan. “Namun, rasionalitas tidak selalu sempurna dan memunculkan irasionalitas,” tambahnya.
Hal ini disebabkan oleh faktor keterbatasan informasi, keterbatasan dalam pemrosesan informasi, tekanan kelompok, dan bias kognitif. Menurutnya, manusia rentan terhadap bias kognitif, seperti bias konfirmasi dan bias ketersediaan.
Terjadinya irasionalitas dalam mengambil keputusan disebabkan karena terpengaruh oleh cara atau strategi penyampaian informasi. Cara atau strategi yang digunakan dalam suatu penyampaian informasi dapat memengaruhi keputusan seseorang.
Sementara itu, Prof Dr Iswinarti MSi Psikolog mengusung orasi ilmiah berjudul Membangun Kesehatan Mental Anak Melalui Permainan Tradisional dengan Metode Berlian.
“Orasi ilmiah ini saya tulis berdasarkan pengalaman, penelitian, serta studi literatur tentang tema yang menjadi konsen saya selama bertahun-tahun tentang permainan tradisional dan metode berlian,” ujarnya.
Dalam paparannya, Prof Iswinarti mengatakan bahwa kesehatan mental merupakan hak asasi universal yang setiap individu berhak mendapatkannya. Salah satunya dapat dibangun melalui metode “Bermain-ExpeRiential-LearnIng-Anak” atau Berlian.
Membangun kesehatan mental dapat dimulai pada usia dini dengan menerapkan berbagai kegiatan bermain. Bermain mengandung nilai-nilai yang dapat mendukung terbentuknya kesehatan mental pada anak.
Beberapa contoh permainan tradisional telah terbukti dapat menjadi media dalam membangun karakter anak.
Dalam penelitiannya, diketahui bahwa permainan bekelan, congklak lidi, dan selentikan dapat meningkatkan kemampuan problem solving anak usia sekolah dasar. Permainan tradisional engklek juga dapat meningkatkan kemampuan problem solving dan dapat meningkatkan kemampuan kontrol diri.
Reporter : Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A