Kota Batu, Tugumalang.id – Pemerintah Kota Batu menargetkan angka ekspor di Kota Batu, Jawa Timur pada 2023 ini bisa naik dua kali lipat dibanding tahun kemarin. Pada 2022 lalu, angka ekspor di Kota Batu cukup fantastis mencapai Rp 17,5 miliar. Menariknya, tingginya angka ekspor ini didominasi dari produk-produk UMKM.
Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu, Nurbianto menuturkan jika pihaknya menargetkan nilai ekspor di Kota Batu pada 2023 ini bisa tembus Rp20 miliar.
Target itu, kata dia akan tercapai jika didukung dengan sejumlah regulasi baru mempermudah ekspor. Dengan begitu, akan semakin banyak lagi pelaku UMKM yang bisa menjadi pemain di jalur ekspor ini.
“Sebelumnya itu banyak tanaman hias yang main ekspor, tapi tahun kemari sudah bergeser jadi produk-produk UMKM seperti keripik. Artinya, pertumbuhan nilainya semakin positif,” kata dia.
Nurbianto menambahkan, sebenarnya tak hanya olahan kripik yang mengalami tren peningkatan ekspor. Namun secara umum, semua komoditi angka ekspornya mengalami peningkatan. Meski begitu, olahan kripik masih merajai.
BACA JUGA: 1 Ton Produk Keripik Tempe Milik UMKM Kota Batu Siap Diekspor
”Peningkatan ini tidak lepas dari dilonggarkannya pembatasan ekspor. Di tahun 2021 lalu, banyak pembatasan sehingga membuat ekspor menurun,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono mengatakan, dengan bertumbuhnya angka ekspor ini menunjukkan bahwa produk UMKM Kota Batu sudah diakui dunia internasional. Eko berharap UMKM lainnya bisa memanfaatkannya.
“Ini menunjukkan kalau UMKM di Kota Batu bisa naik kelas,” ujarnya.
Pada prinsipnya, Pemkot Batu berupaya membantu UMKM untuk terus memperluas jangkauan pasar dari produknya. Termasuk mengupayakan adopsi atau pemanfaatan teknologi informasi (TI) bagi pasar UMKM dan PKL.
Salah satu yang sudah dilakukan Diskumdag Kota Batu yaitu mengembangkan keberadaan PKL dan UMKM yang berada di kawasan Alun-alun Kota Batu. Diskumdag membantu agar para pelaku usaha kecil bisa mengadopsi teknologi.
Eko mengatakan, bahwa pengembangan kawasan Alun-alun adalah permasalahan daya saing, daya beli dan pemasaran. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan para penyedia toko online dan juga jasa transportasi atau ojek online.
“Kami telah melakukan kerja sama dengan Grab, Emtek dan Bukalapak. Semoga kerjasama membawa nilai manfaat bagi PKL dan UMKM sehingga bisa melakukan pemulihan ekonomi bagi pedagang,” tandasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko