Tugumalang.id – Mengkonsumsi daging kurban dalam kurun waktu beberapa hari secara berurutan akan berdampak buruk terhadap pencernaan, kolesterol, dan obesitas. Terutama bagi penderita kolesterol tinggi, dokter telah memperingatkan bahwa hal ini akan menimbulkan racun dalam tubuh.
Lalu apakah dampak konsumsi daging kurban bisa di tangani? Ya, tentu saja bisa.
Seorang ahli gizi klinis dan kepala departemen nutrisi, Dr. Juliott Vinolia mengungkapkan, menurut American Dietary, tidak disarankan untuk makan lebih dari 150 hingga 200 gram daging dalam satu mangkuk per hari. Tapi, dimulai dengan semur daging, irisan daging, dan olahan daging lain akan mendorong jumlah yang dikonsumsi menjadi 500 gram hingga 1 kg.
Daging merah akan membuat darah sangat asam, meningkatkan asam urat dan senyawa limbah nitrogen dalam darah dan juga menyebabkan beban berlebihan pada ginjal. Orang yang sudah memiliki batu ginjal memiliki risiko tinggi terkena batu urat. Ada juga risiko mengembangkan batu kandung empedu.” Dilansir dari Gulf news.
Berikut tips untuk mengatur pola makan daging saat idul adha :
1. Mengontrol porsi daging saat makan, yaitu 200 gram.
2. Konsumsi sop, sayuran kukus, dan salad untuk mengurangi efek asam daging.
3. Coba untuk hindari daging kari berat, tinggi minyak, dan terlalu pedas, karena dapat membuat iritasi pada pencernaan. Jika memang harus makan, pilihlah olahan panggangan dan tumisan dalam porsi terbatas.
4. Hilangi lemak daging. Baik saat membeli dari tukang daging atau menerimanya dari penyembelihan qurban.
5. Kurangi garam, dan daging yang diawetkan demi menjaga natrium agar tetap terkendali.
6. Jika anda sudah menderita penyakit diabetes, kolesterol, jantung, maupun obesitas. Patuhi resep dokter, dan jangan lewatkan 1 dosis.
Dokter Fauzy, juga menyarankan agar setiap orang lebih selektif dalam kebiasaan makan. Karena mengkonsumsi daging berat selama dua hari akan menimbulkan peningkatan Low Density Lipoprotein yang membawa kolesterol ke seluruh tubuh. Juga berbahaya bagi pencernaan karena kondisinya sedang sensitif setelag menjalani puasa sembilan hari, yaitu Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah.
Apapun yang dilakukan, tetaplah sedang-sedang saja. Termasuk makan. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
(خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا)
‘Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahannya (yang sedang saja)’
Penulis : Auliya Rahma Maziidah
Editor : Sujatmiko