Tugumalang.id – Perkembangan teknologi dan akses internet yang semakin berkembang saat ini telah mengubah cara orang berkomunikasi, mencari informasi, dan mengonsumsi konten. Namun satu hal yang patut menjadi prioritas utama adalah etika bagi konten kreator.
Seiring perkembangan teknologi, mulai muncul profesi content creator atau konten kreator yang berperan penting dalam membuat dan menyediakan konten di berbagai platform digital. Misalnya seperti vlog, blog, media sosial, podcast, dan lain sebagainya.
Namun, meningkatnya jumlah konten yang dibagikan secara online ini membawa tantangan baru yang berkaitan dengan etika dan tanggung jawab profesi konten kreator. Etika Profesi konten kreator merupakan hal penting.
Baca Juga: AMD Kenalkan Teknologi Baru di Kota Malang, Dukung Developer Game Lokal
Hal ini disebabkan karena mereka memiliki peran penting dalam membentuk opini dan mempengaruhi perilaku audiens. Content creator yang beretika dapat membangun hubungan yang kuat dengan pengikutnya, membangun kredibilitas, dan juga berkontribusi pada lingkungan di media online yang lebih positif.
Pemahaman dan penerapan etika profesi adalah kunci bagi content creator dalam mengembangkan konten dan bertanggung jawab dalam memberikan konten yang bermanfaat bagi para audiens.
Etika profesi adalah suatu prinsip, nilai, dan standar moral yang mengatur perilaku dan tindakan seorang individu dalam menjalankan pekerjaan atau profesinya. Tujuan dari etika profesi adalah untuk memastikan bahwa setiap individu yang bekerja dalam suatu bidang tertentu dapat berperilaku dengan integritas, kejujuran, dan juga bertanggung jawab.
Baca Juga: Gambar Rumah Online Malang, Pilihan Tepat Bikin Desain Infrastruktur Berteknologi VR 360
Setiap profesi atau pekerjaan yang dijalani mempunyai kode etik atau panduan yang menggambarkan nilai – nilai yang dipegang teguh oleh para praktisi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka.
Selain itu, kode etik membantu memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan yaitu dengan cara menghormati norma – norma sosial yang ada, menghindari konflik, dan mengutamakan kepentingan klien, masyarakat, atau pihak lain yang terlibat.
Penerapan etika profesi penting untuk menciptakan kepercayaan dan kredibilitas dalam beberapa bidang pekerjaan tertentu. Etika profesi juga membantu melindungi kepentingan masyarakat, mengurangi konflik, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan profesional.
Jika suatu individu mengikuti etika profesi dengan baik dan benar, mereka dapat menjadi contoh yang positif bagi rekan kerja dan juga profesi mereka, serta memberikan dampak positif bagi komunitas yang ada di sekitar mereka.
Content creator adalah seseorang atau sekelompok orang yang membuat, menghasilkan, dan mengelola konten secara konsisten ke platform digital, misalnya seperti vlog, blog, media sosial, podcast, dan lain sebagainya.
Content creator bertanggung jawab untuk membuat dan menyajikan konten yang bersifat menarik, informatif, menghibur, dan bermanfaat bagi para pengikut mereka. Etika content creator merupakan aturan atau pedoman yang perlu diperhatikan oleh para konten kreator dalam pembuatan konten dan juga publikasi konten.
Berikut ini adalah etika content creator yang perlu diperhatikan agar dapat menciptakan konten yang tidak hanya menarik dan menghibur, tetapi juga bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat :
1. Kejujuran dan Transparansi
Sebagai content creator, kejujuran merupakan hal penting karena harus selalu jujur kepada audiens. Content creator juga tidak boleh menyebarkan informasi yang salah atau bersifat menyesatkan.
Jika kita sebagai pembuat konten menerima dukungan atau sponsor dari suatu merek tertentu, konten kreator harus mengatakan hal tersebut dengan jelas dan jujur. Transparansi ini tidak hanya untuk membangun kepercayaan saja, tetapi juga memastikan konten kita sesuai dengan pedoman etika dan hukum yang berlaku.
2. Menghormati Privasi
Sebagai content creator, privasi merupakan hak yang harus dihormati dan penting untuk menghormati privasi dan batasan individu lainnya.
Hal ini termasuk meminta izin kepada pihak yang bersangkutan sebelum membagikan informasi tentang orang tersebut, menghormati privasi pengikut, dan menghindari penyebaran fitnah atau gosip yang merugikan. Ini juga termasuk foto, video, atau cerita yang melibatkan orang lain tanpa persetujuan mereka.
3. Menghindari Plagiarisme
Plagiarisme adalah tindakan mencuri karya milik orang lain dan mengakuinya sebagai milik kita sendiri. Ini merupakan pelanggaran etika yang serius.
Pastikan kita sebagai content creator selalu membuat konten yang orisinal atau memberikan kredit kepada sumber asli jika ada menggunakan materi dari pihak lain dan juga harus memiliki izin untuk menggunakan karya orang lain.
4. Menghargai Komentar dan Kritik
Interaksi dengan pengikut adalah bagian penting menjadi content creator Sebagai content creator, pembuat konten harus menerima komentar dan kritik dengan lapang dada dan gunakan masukan yang diberikan untuk memperbaiki kualitas konten.
Selain itu, hindari merespons komentar yang negatif dengan cara yang defensif atau agresif, sebaiknya kita menanggapi komentar dan kritikan tersebut dengan sopan dan profesional.
5. Etika dalam Kolaborasi
Kolaborasi dengan content creator lain adalah hal yang biasanya dilakukan oleh para content creator untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar untuk dapat mempromosikan konten ke ranah yang lebih luas dan meningkatkan jumlah penonton.
Namun, sebelum melakukan kolaborasi, pastikan kolaborasi tersebut dilakukan dengan mengutamakan integritas dan etika dan hormati perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, sehingga kedua belah pihak mendapatkan manfaat yang adil dari kolaborasi tersebut.
6. Sensasionalisme
Sensasionalisme atau sensasi adalah praktik menyajikan informasi secara berlebihan atau tidak akurat yang biasanya digunakan untuk menarik perhatian dan meningkatkan jumlah audiens.
Sensasionalisme dapat merusak profesi konten kreator dan merugikan pengikut kita. Maka dari itu, content creator harus menyampaikan konten yang sesuai dengan fakta dan sajikan informasi yang bermanfaat bagi para audiens.
7. Tidak Menyebarkan Konten Negatif
Sebagai content creator, tidak boleh menyebarkan konten yang bersifat negatif, contohnya seperti konten yang mengandung unsur kebencian dan pornografi.
8. Memiliki Kemampuan Teknis
Content creator juga harus mempunyai kemampuan teknis, misalnya seperti mengerti bagaimana cara mengoperasikan kamera dan peralatan produksi. Kemampuan teknis tidak hanya membantu dalam proses pembuatan konten yang berkualitas, tetapi juga berguna untuk menghemat biaya produksi dan waktu.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Editor: Herlianto. A
Penulis: Vivian Lutfia Idea Sakti